Princessa V (End)

705 96 25
                                    

Jennie membuka matanya. Kelopaknya mengerjab perlahan bersamaan dengan sinar matahari pagi yang menembus kaca jendela. Memperlihatkan bagaimana langit biru bercampur dengan semburat kuning akibat cahaya mentari yang mulai menampakkan diri.

Hal pertama yang didapati wanita itu saat membuka mata adalah pemandangan kekasih yang ada didepannya. Taehyung tampak begitu pulas dalam tidurnya. Tangan kekasihnya itu masih setia melingkar di pinggang. Memeluknya semalaman seakan tak rela jika ada jarak sejengkalpun diantara mereka.

Jennie menikmati pemandangan indah dihadapannya. Mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu sempurna itu. Bibir kecilnya tertarik, menampilkan senyum manis yang penuh syukur. Di cintai Taehyung adalah anugrah terbesar yang dia miliki. Meski terkadang sedikit titik dihatinya merasa takut. Takut apabila suatu saat cinta itu hilang dan pergi meninggalkannya seorang diri.

Wanita itu memainkan jemari lentiknya. Menyusuri wajah sang kekasih. Membelainya dengan begitu lembut. Mulai dari alis hitamnya yang tebal, bulu mata nan panjang dan lentik, rahangnya yang tegas, serta yang terakhir bibir merah muda yang selalu memberikan pujian manis untuknya. Tak ada kecacatan sedikitpun disana. Seolah Tuhan menciptakannya dengan penuh kedermawanan saat itu. 

Sungguh wajah tampan sang lelaki yang bak dewa romawi adalah sebuah berkah yang diberikan Tuhan. Nampaknya Tuhan sedang bermurah hati padanya sehingga mengirimkan ciptaan-Nya yang begitu sempurna untuk dia nikmati seorang diri.

Taehyung bergerak dalam tidurnya. Pemuda itu merasa terganggu saat merasakan sesuatu menyentuh bibirnya. Meski begitu dia memilih mengecup singkat benda yang dia tahu pasti adalah jari sang wanita. Taehyung membuka mata. Keduanya tampak sedikit sembab akibat tangisnya semalam.

"Kau sudah bangun?"

Taehyung bertanya dengan suaranya yang serak. Khas bangun tidur.

Jennie menjawab dengan deheman pelan. Tak lupa senyum manisnya sebagai salam pagi hari yang diberikan wanita itu.

"Mau ku ambilkan minum?"

Taehyung menggelengkan kepala pelan. Matanya kembali terpejam dengan mengeratkan pelukannya pada gumpalan daging yang begitu dia cintai.

"Oppa memelukku terlalu erat."

Jennie menggerakkan tubuhnya. Berusaha melonggarkan pelukan Taehyung yang ternyata sia-sia sebab Taehyung mendekapnya semakin erat.

"Aku harus bangun Oppa,"

"Tidak mau. Ini masih pagi, Sayang. Biarkan aku memelukmu lebih lama. Aku masih sangat mengantuk."

Jennie pun menurut. Mengingat bagaimana Taehyung terjaga semalaman. Pemuda itu baru memejamkan matanya ketika matahari hendak mengintip bumi.

Ya, Jennie tau. Sebab semalaman itu, yang dilakukan Taehyung adalah mendekap Jennie dengan erat seraya terus merapalkan kata cinta untuknya. Sungguh perasaan yang begitu besar itu terkadanglah yang membuat Jennie ketakutan.

Sepuluh menit berlalu, Taehyung nampaknya sudah sangat pulas dalam tidurnya. Nafas lelaki itu berhembus teratur. Lilitan tangannya di pinggang Jennie juga sudah mulai mengendur.

Jennie kini berusaha mengangkat tangan Taehyung dengan gerakan sepelan mungkin. Melepaskan diri dari pelukan Taehyung yang membuatnya harus berada diranjang cukup lama dari yang dia inginkan. Jennie menatap Taehyung sejenak. Lalu mengecup pelipis lelaki itu singkat sebelum beranjak dari ranjang.

"Aku mencintaimu, Oppa." Ungkap Jennie pelan lalu meninggalkan Taehyung di kamar seorang diri.

***

Matahari sudah menyongsong tinggi. Cahayanya yang terik membuat seorang pemuda terbangun dari tidurnya.Tangannya beraba sisi sebelahnya. Matanya terbuka. Mengernyit tak suka sebab sosok yang seharusnya ada disebelahnya saat ini sudah tidak ada ditempatnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THEIRSWhere stories live. Discover now