Argument

3.1K 313 63
                                    

Seorang lelaki tengah membalikkan satu persatu cetakan foto yang menampilkan lekuk tubuh serta wajah cantik kekasihnya. Namun disetiap dia membalikkan lembaran itu, disaat bersamaan ia menghela napas kasar.

Bukan tanpa alasan, foto yang nantinya akan dimuat pada salah satu majalah terkenal di Korea itu memiliki konsep yang sangat terbuka.

"Kau tidak mengatakan jika akan ada baju-baju mengesalkan seperti ini." Gerutunya sembari menunjuk pada gambar sang kekasih yang mengenakan kemeja putih dengan potongan dada yang sangat rendah.

Sedangan sang wanita disatu sisi terlihat begitu tenang. Ia tampak tak terusik dengan kekesalan lelaki itu.

"Itu hanya baju, Oppa. Lagian pihak brand yang menyediakannya. Aku tinggal mengenakan sesuai yang mereka berikan."

"Dan apa ini? Pose yang kau tunjukkan. Ini dan ini. Dan semuanya ini. Mengapa kau seperti sedang berusaha menggoda orang lain, Jenn? Aku tidak menyukainya. Aku tidak menyukai pose-pose ini jika harus diperlihatkan pada orang banyak."

Cangkir berisi teh chammomile hangat yang semula diseruputnya kini diletakkan kembali.

"Aku sudah memilih foto yang paling tidak akan memancing rasa cemburumu, Oppa. Itu semua lebih baik dari apa yang ada dimemori kamera fotografer."

"Sial berarti fotografer itu memiliki fotomu yang lebih dari ini?"

Dengan ringan Jennie mengangguk membenarkan.

"Aku akan membuat mereka tidak menjual majalah ini sebelum mengganti foto dengan yang lebih baik. Dan aku juga akan menuntut fotografer itu untuk tidak menyimpan fotomu di memorinya. Dia tidak boleh memiliki foto-foto kekasihku."

"Astaga, Oppa, kenapa kau seprotektif ini sih? Itu hanya foto, Oppa. Tidak lebih."

"Tapi, Jenn---"

"Itu tidak seperti aku yang terlihat secara terang-terangan pada acara penghargaan bergengi, tengah berusaha menggoda orang lain."

"Tunggu sebentar, apa kau sedang membicarakanku dengan Olivia?".

"Oppa yang membuatku kembali mengungkitnya."

"Astaga, Jenn. Itu hanya untuk pertunjukan. Tidak lebih. Aku bahkan tidak mengenal dia sebelumnya."

"Dan seperti yang ku katakan sebelumnya, Oppa. Itu hanya foto. Hanya foto, Oppa!! Astaga kau membuatku kesal dengan sifat pencemburu mu."

Jennie pun dengan kesal beranjak dari tempatnya. Namun ketika hendak pergi, tangannya dicekal  oleh lelaki yang tadi duduk disampingnya hingga tak bisa melanjutkan niat.

"Lepas." Perintahnya.

Taehyung menggeleng kepalanya lemah. Menunjukkan raut sedih agar mendapatkan belas kasih sang wanita.

"Jangan meninggalkanku, Jenn."

"Oppa yang membuatku kesal dengan cemburu yang tak berdasar. Aku bekerja dan melakukan sesuai dengan kontrak yang ada. Apalagi aku menjadi ambasador dari brand tersebut. Ini tidak seperti hal yang bisa Oppa batalkan seenaknya."

"Baiklah aku mengaku salah. Maafkan aku, oke?"

"Oppa pasti akan mengulanginya lagi. Oppa selalu seperti itu."

"Tidak. Aku berjanji hal seperti ini tidak akan terulang lagi. Aku akan mendukung semua yang kau kerjakan. Aku tidak akan protes lagi."

"Oppa, janji? Apapun itu?"

"Aku berjanji, Jenn. Apapun itu."

Kini dengan mudah Taehyung menarik tubuh mungil itu untuk duduk dalam pangkuannya. Dia menghela napas pelan setelah berhasil mengendalikan rasa cemburu yang selalu menggebu ketika bersangkutan dengan sang kekasih.

THEIRSWhere stories live. Discover now