Wedding (II)

199 14 2
                                    

Jennie menarik tubuh yang besarnya setengah darinya itu. Namun terasa ringan karena sang pemilik tidak menolak dan pasrah dengan ajakannya. Bunga yang dibawa Taehyung sebelumnya telah hilang entah kemana.

Ketika berada di tempat yang jauh dari keramaian, disitulah Jennie melepaskan tangan yang dia gunakan untuk menarik Taehyung. Berhadapan satu sama lain dengan ekspresi yang bertolak belakang.

"Kau mau melakukan apa di tempat sepi begini, Jenn? Jangan bilang kau mau melakukan hal yang cabul pada kekasihmu ini."

Taehyung menutupi dadanya dengan kedua telapak tangan yang besilang. Lelaki itu bersikap seperti seekor singa yang hendak diterkam oleh rusa kecil. Benar, itukan tidak mungkin.

"Oppa itu bicara apa sih." Kesal Jennie. Tak habis pikir dengan kalimat yang dilontarkan Taehyung disela-sela kekesalannya.

"Jangan disini, sayang. Nanti saja di ketika pulang, ya."

"Seperti nya Oppa harus membersihkan isi kepala Oppa yang selalu kotor itu." Ucap Jennie sambil memukul tangan Taehyung yang dengan menjengkelkan menutupi tubuh besarnya sehingga terlepas.

"Aku sudah membersihkannya setiap hari, Sayang. Tapi memang selalu kotor ketika melihatmu." Balasnya dengan menunjukkan tatapan polos yang tak berdosa.

"Ya Tuhan bisa gila aku." Hela Jennie seraya menoleh ke samping sebelum kembali menatap pada Taehyung dengan sorot kucing miliknya yang mematikan.

"Apa maksud Oppa mengambil bunga itu. Oppa memang niat kan agar kita mendapatkan perhatian dari orang lain?!"

Akhirnya Jennie mengeluarkan akar permasalahan mengapa mereka berdua menjauh dari keramaian. Melakukan konfrontasi pada kekasihnya yang telah memancing gemuruh pada emosinya.

"Astaga, Sayangku. Kau kan tau sendiri kalau aku tadi mau mengambil minuman. Itu tidak sengaja mengenai ku. Jadi dengan reflek aku menangkapnya. Itu kan seperti bertahan diri ketika ada serangan." Sanggah Taehyung yang tak mau dituduh. Dia bahkan meletakkan salah satu tangan pada dada untuk menunjukkan kesungguhannya.

"Tidak sengaja bagaimana. Bunga itu tepat berada di tangkapan Oppa."

"Kenapa kau tidak percaya pada kekasihmu yang tidak berdosa ini, sayang? Aku itu tidak pernah berbohong padamu."

Jennie tidak menjawab. Dia diam sebentar. Menimbang sekaligus mencocokkan perkataan Taehyung dengan semua yang telah lelaki itu lakukan selama ini.

"Benar juga." Simpul perempuan itu. Menyadari bahwa Taehyung tidak pernah sekalipun membohonginya. Lelaki itu selalu bersikap apa adanya tanpa ada yang ditutupi meski terkadang caranya cukup bar-bar.

"Tetap saja aku masih kesal."

Taehyung melebarkan bibirnya melihat kekasihnya yang merajuk. Dia mengambil langkah mendekat. Mengulurkan jemari surai yang dibelainya dengan begitu lembut.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar? Malam ini langitnya sangat cerah."

***

Sinar bulan tampak terus mengikuti disetiap langkah mereka ketika menyusuri garis pantai yang berada sekitar hotel. Menampilkan pantulan cahaya kekuningan yang seperti emas di kegelapan malam.

Kini mereka memilih berhenti setelah cukup lama berjalan sembari bergandengan tangan. Taehyung memutar tubuh sang kekasih agar menghadapnya. Kedua tangan mereka saling bertaut.

Angin berhembus sejuk menyapu kulit. Membuat surai mereka melambai lembut. Dan membuat pakaian yang mereka kenakan menari dengan begitu romantis.

"Bulannya hari ini bersinar dengan indah ya," Kata Taehyung yang memandang lurus pada wanitanya. Mengagumi salah satu keindahan dari ciptaan Tuhan itu dengan luar biasa.

THEIRSWo Geschichten leben. Entdecke jetzt