Part 3

113 23 1
                                    

Mingyu bangun pagi sekali hari ini. Dia sudah sibuk mondar mandir kesana kesini. Mengambil baju yang aka dia kenakan. Padahal biasanya dia tidak terlalu mempedulikan hal itu.

"Hey cepat. Kita akan terlambat." Jeonghan menggedor pintu kamar Mingyu yang sedari tadi belum juga menunjukan batang hidungnya.

"Lima menit." Jawab Mingyu sambil memutar matanya.

40 menit kemudian. Jeonghan menggedor pintu kamar Mingyu dengan sekuat tenaga. "Jika dalam 5 detik kau tidak keluar dari kamarmu akan aku tendang pintu ini." Biasanya Jeonghan tidak pernah selesai ini.

Tepat 5 detik Mingyu keluar dari kamarnya. Dia berpakaian lebih rapi dari biasanya. Dia memakai kemeja seperti orang yang hendak berkencan.

"Apa kau ingin berlatih dengan pakaian seperti ini?" Jeonghan bingung.

Mengangkat tas yang dipegang Mingyu dan memperlihatkan nya kepada Jeonghan. "Aku membawa baju ganti." Jawab Mingyu meninggalkan Jeonghan yang masih berdiri di pintu kamar Mingyu.

***

"Unnie kau tidak fokus?" Tanya Chaewon melihat Sakura duduk  sambil merentangkan kakinya di lantai ruang latihan.

"Maaf." Sakura meringis.

"Aku tahu ini berat tapi aku yakin kita bisa melewatinya."

"Kau ingin minum sesuatu?" Sakura mengalihkan pembicaraan.

"Tidak. Ingin. Aku antar?" Chaewwon menawarkan.

"Aku ingin sekalian berjalan-jalan." Sakura bangkit dari duduknya.

Sakura meninggalkan ruang latihan dengan wajah yang sedikit muram. Entah dia kali ini tidak ada semangat. Dia butuh charge energi besar.

Sakura Berdiri didepan vending machine sambil mengusap dahinya. Pasalnya dia lupa membawa uang. " Sepertinya aku memang butuh liburan." Gerutu Sakura.

Mingyu yang berjalan dibelakang member lainnya menghentikan langkahnya ketika melihat Sakura berdiri mematung didepan vending. Dari raut wajah gadis itu terlihat lebih baik dari semalam. Mingyu menepuk pundak Seungkwan. "Kalian duluan saja ke ruang latihan aku sedikit ada urusan."

Belum juga Seungkwan menjawab, Mingyu sudah menghilang secepat kilat. 

Mingyu mepercepat langkahnya untuk menghampiri Sakura. Dia berdoa semoga Sakura masih ada di tempat yang sama. Dan sepertinya tuhan memang sayang kepadanya, Sakura masih berdiri di tempat yang sama.

"Ada apa?" Suara Mingyu terdengar seperti hantu yang sedang berbisik-bisik.

Sakura yang kaget menepuk dadanya.
"Tuhan, kau seperti hantu."

Mingyu hanya meringis.

"Kau juga sedang latihan?" Sakura memindai Mingyu yang hanya memakai kaos tanpa lengan yang memerkan bisep lengannya dan keringat yang berjalan di lehernya.

Mingyu mengangguk sambil meminum air mineral yang sedari tadi dia pegang. "Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku lupa membawa uang." Ucap Sakura sambil menunjuk sebotol air yang masih berada di vending machine.

Mingyu sontak langsung merogoh kantong celananya dan memasukkan tangannya begitu dalam berharap ada uang yang bersembunyi didalamnya tapi hasilnya nihil dia tidak menemukan apapun. "Tunggu, aku akan ke ruang latihan mengambil uang."

Sakura reflek menarik baju Mingyu. "Tidak perlu. Apa aku boleh meminta air minummu saja." Sakura melirik botol air minum yang tinggal setengah di genggaman Mingyu.

"Ini bekas mulutku. Kau tidak boleh meminumnya." Mingyu sedikit kaget mendengar ucapan Sakura.

"Apa kau menderita penyakit menular?"

"Tentu saja tidak. Hanya saja kau wanita dan aku pria." Mingyu berusaha menutupi wajahnya yang bersemu.

"Lalu apakah itu masalah besar?" Sakura bertanya dengan polos.

Mingyu hampir tidak mengerti isi pikiran Sakura. Tentu saja itu masalah. Minum dari botol yang sama dengan Pria yang bukan kekasihmu adalah hal yang tidak umum. Mengapa dia tidak menyadarinya. Mingyu lupa bahwa pengalaman cinta Sakura adalah nol.

Dengan enggan Mingyu menyerahkan botol air mineral miliknya.

Sakura yang polos tanpa berpikir panjang langsung mengambil botol air mineral dan langsung meminumnya.

Wajah Mingyu hanya melongo sambil menelan air ludah. "Apa kau melakukan ini dengan pria lain?" Dalam hati pria itu berharap hanya dialah seorang yang diperlakukan istimewa seperti ini oleh Sakura.

"Tentu tidak. Kau adalah teman pria pertama untukku. Setidaknya teman lintas negara." Sakura mengembalikan Botok air mineral kembali kepada Mingyu.

Hati Mingyu terasa lega mendengarnya. "Jangan pernah melakukan itu dengan pria lain. Mereka akan salah paham." Ucap Minggu. Karena Mingyu kali ini benar-benar sudah salah paham.

"Aku tidak mungkin melakukan ini dengan pria lain. Aku rasa aku melakukannya denganmu karena aku nyaman denganmu."

"Jangan berkata polos seperti itu orang akan salah paham."

"Apa kau salah paham?" Tanya Sakura.

Mingyu tidak ingin menjawab pertanyaan Sakura. Dalam hatinya berkata "Aku sudah salah paham denganmu sejak awal."

"Apa kau ada tempat yang bagus untuk makan malam denganku?"

Mingyu berkedip beberapa kali. Dia merasa kupingnya bermasalah.

"Apa kau baik-baik saja?" Sakura memindai wajah Mingyu.

Mingyu masih berusaha mencerna pertanyaan Sakura. Dalam otaknya terus berkata bahwa Sakura mengajaknya kencan tapi hatinya berkata tidak mungkin Sakura mengajaknya berkencan. Dia berusaha mengikuti apa yang otaknya katakan.

"Aku hanya ingin membayar hutangku padamu tempo hari."

Lamunan Mingyu meledak semuanya hancur. Otaknya kali ini salah dan hatinya benar.

The IdolsOnde histórias criam vida. Descubra agora