9. Gosip Beredar

154 14 5
                                    

Bel berbunyi sesaat setelah Kayla masuk ke dalam kelas. Napasnya masih tersengal-sengal. Ia berlari dari gerbang tadi. Masih untung tidak terlambat. Hari ini ada ulangan.

"Hampir saja," ucapnya.

"Bergadang lagi?" tanya Maura.

Kayla menyengir. Sudah menjadi rutinitasnya tidur di atas jam 12 malam. Padahal tahu kalau ia susah untuk bangun pagi. Parahnya hampir terlambat sekolah.

"Kurang-kurangi kebiasaan Lo itu," ucap Maura.

"Iya. Gue coba." Kayla hanya menjawab asal karena ia tahu itu tidak mungkin. Ia sudah mencoba tidur jam 9 malam, tapi waktu dini hari terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Harusnya itu bagus untuknya.

Ulangan bahasa Indonesia kali ini Kayla asal-asalan menjawab semua pertanyaan. Ia sama sekali tidak belajar. Kepercayaan dirinya terlalu tinggi dengan optimis akan mendapatkan nilai bagus.

Waktu istirahat pun tiba. Kayla menelungkupkan kedua tangannya di atas meja, menjadikanya bantal. Ia benar-benar ngantuk. Perutnya lapar, tapi matanya terlalu berat. Ia butuh tidur walaupun sejenak.

"Gue mau ke kantin. Lo mau bareng?" tanya Maura.

"Lo sendiri saja. Gue nitip roti isi," jawabnya, mengeluarkan satu lembar uang pecahan sepuluh ribu dari saku bajunya

Kayla menikmati waktu istirahat dengan tidur sampai satu kegaduhan terjadi. Sehingga ia terbangun. Ternyata teman-temannya sedang bercanda. Ada beberapa yang bernyanyi sambil memukul meja sebagai pengiringnya.

"Berisik banget," gumamnya kesal.

Kondisi kelas sudah tidak kondusif untuk tidur. Kayla pun keluar menuju kamar mandi yang berada di belakang. Tujuannya selain menuntaskan panggilan alam, yaitu mencuci muka. Mungkin dengan begitu kantuknya bisa hilang.

"Apa sih?" Kayla kesal karena ketika ia berjalan di koridor saat melewati beberapa orang siswa berbisik-bisik. Ia tahu kalau mereka sedang membicarakannya. Kayla tidak acuh.

Begitu pula yang terjadi ketika ia kembali dari kamar mandi. Sebenarnya Kayla tidak peduli, tapi ia jadi penasaran. Apakah ada yang menyebar gosip tentangnya?

Sampai di kelas, Kayla melihat Maura sudah duduk di kursinya. Gadis berambut pendek itu melambaikan tangan. Serta mengacungkan dua bungkus roti serta satu susu kotak. Ia segera menghampirinya.

"Lo habis dari mana?" Maura meletakan roti dan susu di atas meja depan Kayla.

"Kamar mandi. Makasih." Kayla langsung membuka plastik roti lalu memakan isinya. Makanan ini lumayan cukup untuk mengganjal perut sampai pulang nanti. Jangan tanyakan sarapan padanya.

"Kay. Lo tahu enggak?" Maura memulai pembicaraan.

"Enggak." Kayla menghabiskan susunya.

"Dengerin dulu," ujar Maura serius. "Lo ngerasa enggak kalau anak-anak ngomongin Lo?"

Kayla menoleh. "Iya. Tapi biarin saja. Itu berarti gue terkenal."

Maura mencebik. "Dasar. Tapi Lo digosipin jadi cewek enggak bener. Tukang gonta-ganti cowok."

Kalimat teman sebangkunya ini berhasil membuat Kayla mengerutkan kening. "Cewek enggak bener? Gue?"

Maura mengangguk. "Iya. Heboh banget. Gue sudah bantuin Lo dengan sanggah tuh gosip."

"Thanks. Tapi gue penasaran atas dasar apa mereka bilang gue cewek enggak bener?" tanya Kayla. Ia menilai antusias dengan pembicaraan ini.

Maura membenarkan posisi duduknya. Ia menghadap Kayla. "Kayaknya gara-gara Lo sering diantar jemput sama cowok berbeda."

CRUSH - Act Of Service Where stories live. Discover now