"Mau minum obat penenang?" Tanya Mayted pelan.

Vanessa menggeleng.

"Mau keluar dulu? Saya temenin." Tanya Mayted dengan menyarankan hal lain.

Vanessa menggeleng lagi.

Namun siapa sangka, Mayted mengelus punggung tangannya yang sudah keringatan, berharap Vanessa bisa sedikit tenang dan rileks karena sudah menyarankan berbagai cara tapi gadis itu tetap terus menolak.

"Coba dibawa zikir, mbak. Pasti lebih tenang." Perkataan Mayted langsung dikerjakan oleh Vanessa. Berkali kali ia melakukan zikir berharap Allah bisa membantunya tenang. Beberapa menit ia lakukan sembari melihat wisudawati yang mengucapkan sepatah dua kata dan mengucapkan banyak terima kasih mengenai program yang dijalankan Kakeknya. Sontak itu mengalihkan perhatiannya, perasaan gelisah dan tidak tenangnya menghilang ketika wisudawati tersebut menangis didepan podium karena sangat merasa terbantu dengan beasiswa dari Unhan.

Tiba tiba ia meneteskan air matanya ketika suara wisudawati itu mulai gemetar, entah kenapa ia merasa terharu melihat perjuangan perempuan tersebut. Hingga membuat Mayted menggeleng heran melihat perubahan sikap Vanessa yang tiba tiba.

"Emang bocil satu ini nggak bisa ditebak mood dan perasaannya." Gumam Mayted.

Tiba tiba Bintang menghampirinya. "Ayo Nes ke backstage, setelah ini kita tampil."

"Hah? Demi apa?" Vanessa kembali ke stelan paniknya.

"Ayo, ada gue. Kan tampil berdua. Mas Lino dan Mas Rajif udah di belakang." Bintang ikut menenangkan sepupunya ini.

"Semangat mbak! Pokoknya dibawa enjoy saja, kayak kamu cover lagu di kamar sendiri, oke?" Mayted menyemangatinya.

Vanessa mengerucutkan bibirnya takut dan tanpa disadari Vanessa, tingkahnya itu sangat membuat Mayted gemas sendiri.

"Mbak Vanessa, kamu pasti bisa!" Ucap Deril.

"Jangan takut mbak, kita support disini!" Lanjut Agung.

"Nggak perlu takut mbak, semuanya baik baik aja. Semangat!!" Rizky juga tak kalah untuk mendukung cucu majikannya.

Vanessa menghela napasnya pelan, berusaha rileks dan pamit kepada mereka bersama Bintang untuk ke belakang. Jujur saja, Mayted pun ikut deg degkan, ia lebih deg degkan dibanding melihat penampilan Bapak berdebat di debat capres.

"Ini perdana banget ya kita liat Mbak Vanessa nyanyi." Celetuk Agung.

"Jujur saya jadi deg degkan." Sahut Mayted.

"Sama, Pak." Balas Deril.

Beberapa setelah jeda, Vanessa dan Bintang berjalan menuju atas panggung. Jajaran pejabat Unhan sementara dialihkan duduk dibaris depan dekat Pak Prabowo, lebih tepatnya dikursi penonton karena tidak etis rasanya jika Bintang dan Vanessa tampil tapi mereka membelakanginya.

MC kembali ke atas panggung, ada dua orang. Sepertinya jika dilihat sekilas, umur mereka tidak jauh dengan dirinya dan Bintang.

"Halo Mbak Vanessa dan Mas Bintang." Sapanya dan seluruh penonton ikut bertepuk tangan.

"Halo juga haha." Kompak Bintang dan Vanessa karena mereka sedikit gugup.

"Gimana perasaannya mbak setelah sekian lama akhirnya mencoba menyapa fansnya lagi? Kalo mbak tahu hampir 75% wisudawan/wisudawati ini fans kamu loh mbak. Apa jangan jangan Bapak dan Ibu juga ngefans sama cucunya Bapak Prabowo ya." MC berusaha untuk membawa Bintang dan Vanessa rileks.

"Agak grogi mbak hahaha, tapi saya senang bisa menyapa Bapak/Ibu yang terhormat dan teman teman disini, terima kasih ya sudah mengundang saya." Ucap Vanessa dengan senyum tegangnya.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now