VII

276 29 0
                                    

Pagi itu seperti biasanya, Wooyoung bangun dan segera bersiap untuk berangkat ke sekolah. Setelah mandi dan bersiap-siap, ia segera keluar dari kamarnya. Wooyoung masih dapat mencium feromon milik San yang sepertinya sudah menyebar ke setiap sudut rumahnya. Ia menatap sebentar ke arah kamar milik San, ia ingin mengecek kondisi lelaki tersebut, tetapi ia urungkan karena takut itu akan menganggunya. Jadi, ia langsung turun ke bawah dan mengambil sepotong roti tawar sebagai pengganjal perut.

Kedua orang tuanya masih belum pulang, sepertinya nanti siang atau sore, entahlah, ia juga kurang tahu. Setelah memakan sarapan roti nya, Wooyoung segera berangkat karena ia malas jika harus terlambat ke sekolah.

Saat Wooyoung sudah berada di ambang pintu, tiba-tiba ada suara dari belakang yang memanggil dirinya. Wooyoung lantas menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang.

"Wooyoung."

"San?" Wooyoung melihat San yang ternyata sudah berdiri tepat di belakangnya. "Hey, kau baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu?"

"Tidak seburuk semalam, aku sudah agak mendingan."

"Baguslah, tapi kau masih dalam masa rut mu, jadi lebih baik kau istirahatkan dirimu di dalam kamar. Nanti jika suppressant nya sudah habis, kau bisa memintanya ke ayah."

"Ya, baiklah."

"Okay, kalau begitu aku berangkat dulu."

"Wooyoung, tunggu." Wooyoun tidak jadi melangkahkan kakinya keluar karena San yang memanggil dirinya.

"Hm? Kenapa?"

"Bolehkah aku memelukmu? Hanya sebentar saja, setelah itu kau boleh pergi." Permintaan San yang tiba-tiba itu lantas mengejutkan Wooyoung.

"A-apa? Kenapa tiba-tiba-"

"Tidak boleh ya?"

"Eh, tidak bukan begitu." Wooyoung bingung sendiri ingin mengatakan apa, dan pada akhirnya ia mengizinkan San untuk memeluk dirinya. "Ya sudah, tidak apa-apa. Hanya sebentar."

Dengan segera, San langsung membawa tubuh Wooyoung ke dalam dekapannya. Sedangkan Wooyoung, ia hanya diam mematung, tidak berniat untuk membalas pelukan San. San menundukkan kepalanya ke leher Wooyoung, ia menghirup feromon cinnamon milik Wooyoung yang membuat dirinya merasa jauh lebih baik. Wooyoung sendiri merasa sedikit geli, karena hidung San yang menggelitik lehernya itu.

"Hahh... ini terasa jauh lebih baik."

"Eumm... San, aku akan terlambat jika kau tidak segera melepaskan pelukannya."

"Biarkan aku menghirup feromonmu lebih lama..."

"Kau bilang hanya sebentar." Wooyoung mencoba melepaskan lengan San yang melingkar di tubuhnya, namun San malah mengeratkan pelukannya hingga Wooyoung merasa agak sesak.

"San, lepaskan-"

"Wooyoung, bisakah kau di sini saja? Bolos untuk satu hari, tidak masalah 'kan?" San mengangkat kepalanya dan menatap tepat di depan wajah Wooyoung tanpa melepaskan pelukannya. Wooyoung terkejut saat melihat sebelah netra milik San ternyata berubah menjadi warna merah seperti semalam. Sial.

"San, kembalilah ke kamarmu dan minum suppressant nya. Aku harus berangkat, sekarang." Wooyoung mencoba melepaskan pelukan San sekali lagi, tetapi San malah melakukan hal yang diluar perkiraannya.

San tidak dapat menahan dirinya lagi dan dia mencium Wooyoung tanpa meminta izinnya. Wooyoung yang merasa terkejut itu hanya bisa diam membeku. San yang tidak menerima respon apa-apa itu malah memanfaatkan keadaan, dengan kurang ajarnya ia melumat bibir Wooyoung.

FATE [Woosan/Sanwoo]Where stories live. Discover now