bab 11 - biarin gua jadi pembunuh

1.6K 177 17
                                    


Brak!

Oline membanting ponsel nya ke sembarang arah. Tak seharusnya ia mengaktifkan ponselnya juga.

Empat insan yang mengelilingi Oline saling melempar tatapan, sepertinya mereka juga berbicara, tetapi lewat telepati.

"Kenapa, cil?" Tanya Kathrina.

Gadis itu mengerang kesal, nampak sangat frustasi. Membuat orang-orang disekitarnya semakin bingung.

"Manusia setengah ular itu berulah!" Kesalnya.

Namun tak lama setelah ucapannya, terdengar suara ketukan pintu keras yang berasal dari pintu utama villa, mereka pun dengan serentak menoleh kearah sumber suara.

Mata Oline menyipit, ia beranjak dari duduknya berjalan menuju pintu utama villa itu.

"Eh bocil! mau kemana?" Panggil Kathrina yang mendapat toyoran dari Ashel

"Namanya Oline, bukan bocil" protes Ashel.

Langkah gadis itu terhenti tepat di depan pintu utama villa, dimana suara itu berpusat.

Dengan tenang Oline membuka pintu villa itu..

Cyat!

Oline berhasil menghindar dari suatu serangan tiba-tiba

Lima orang bertopeng dengan pakaian serba hitam berdiri tegap tepat di hadapannya, Oline menatap tajam kelima orang yang nampak jauh lebih tinggi darinya dengan senyuman yang menyeringai seolah ia tak ada rasa takut pada mereka berlima meskipun dalam posisi satu lawan lima.

Ia sudah dapat menebak kehadiran orang-orang bertopeng itu, mereka pasti orang-orang suruhan, siapa lagi kalau bukan orang-orang suruhan Ribka.

"Orang-orang suruhan ya? Hahaha" ucap Oline seolah menantang mereka.

"Banyak bacot" kata salah satu diantara kelima orang itu lalu mengepalkan kedua tangannya mengambil ancang-ancang.

Begitu juga dengan Oline, ia tertawa dihadapan orang-orang itu, membuat mereka semakin tertantang untuk berkelahi dengan "bocah"

Bugh!

Tanpa aba-aba, satu orang melayangkan pukulan kearahnya, membuat Oline reflek menghindar.

Merasa gagal, manusia dibalik topeng itu menatap tajam kearah Oline dengan amarah yang sudah memuncak.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Satu orang berhasil Oline taklukkan dengan mudahnya. Kini tersisa empat orang yang mengintai dirinya.



Terjadi aksi perkelahian saat itu juga, Oline yang memang pada dasarnya sangat lihai bela diri pun mengalahkan empat orang yang tersisa.

"OLINE!!" Teriak Erine yang berlari kearah nya.

Hap!

"Tepat waktu." Batin Erine.

Kedua tangan Erine mencengkram ujung sebuah pisau yang hendak melukai punggung Oline.

Salah satu orang bertopeng yang memegang pisau pun mencoba untuk menarik pisau itu dari cengkraman Erine, namun ia rasa tenaga Erine sangat kuat membuatnya kesulitan untuk melepaskannya.

Pelukan hangat Oline.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang