bab 10 - tak sehangat kemarin.

1.5K 180 4
                                    

"Jadi, mau kamu sebenarnya apa?"

Seseorang tengah terduduk sembari bersedikap menatap tajam lawan bicaranya.

"Saya hanya ingin anak-anak emas anda tahu keberadaan saya sebagai kakak nya." Suara lain menjawab, dengan tatapan mata yang tak kalah tajam, membuat suasana terasa sengit.

Oniel, lelaki itu memijat kening nya frustasi. Ia tak habis fikir dengan jalan yang telah diambil oleh Ribka, jelas keputusan yang ia ambil salah besar.

Indah menangis dalam diam nya, memikirkan keadaan anak-anak nya yang entah dimana. Ia tak pernah menyangka akan secepat ini. Ketakutan yang selama ini menghantui hidupnya akhirnya terjadi juga.

Namun Indah tahu, semua ini bukan hanya kesalahan yang Ribka perbuat, melainkan ini juga kesalahan dari dirinya sendiri karena menyembunyikan status Ribka dari anak-anaknya. Menyesal? Tentunya. Namun apa daya? Nasi sudah menjadi bubur.

*****

Sreeek

Gorden perlahan terbuka dengan otomatis, dan sinar mentari pun mulai memasuki kamar yang nampak sangat luas itu.

Erine terusik dari tidur nya, ia lebih memilih untuk menenggelamkan wajahnya di bantal dari pada bangun dari tidurnya.

Hari ini masih hari sekolah, dimana harusnya ia dan Oline sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Namun rasanya beranjak dari tempat tidur saja sangat sulit.

Cahaya matahari yang semula menusuk matanya, tiba-tiba saja terhalang oleh sesuatu, membuat Erine membuka salah satu matanya dengan terpaksa.

"Ayo bangun, Rin." suara Oline.

Bukannya segera beranjak, Erine malah menarik tangan Oline kedalam pelukan nya, membuat Oline sedikit terkejut. Ia memeluk Oline sangat erat, matanya terpejam dan enggan untuk merubah posisinya sama sekali.

"Eh ehh"

"Gamau sekolah" rengek Erine

Oline membelai rambut hitam panjang milik Erine dengan lembut. "Iya, Rin. Nggak akan sekolah" Jawab Oline.

"Sedih, kok gini sih? Kayak di sinetron-sinetron" ujar Erine

"Ya udah, gapapa. Eyin kan anak kuat" balas Oline.

Pagi ini tak sehangat pagi kemarin rasanya, tak ada aroma lezat dari masakan mommy Indah hari ini, tak ada morning hug dari papa Oniel. Namun mereka merasa bersyukur karna mempunyai satu sama lain. Sepasang anak kembar itu berpelukan, mata mereka perlahan kembali terpejam dan memasuki alam mimpi masing-masing.

Untuk pertama kalinya, mereka berdua menjadi anak yang pemalas. Tak apa sesekali, asal tak setiap hari, pikir Oline.

Drrtt drrtt

Suara dering telepon mengusik tidur Erine.

Erine terbangun, pandangan nya langsung tertuju pada sumber suara yang mengusiknya. Ia melihat telepon rumah yang sudah lama tak aktif, kembali ada yang menelfon. Perlahan Erine mulai beranjak, dan mengamati terlebih dahulu telepon itu yang terus berdering. "Siapa ya?" Fikirnya.

Sebenarnya ia sedikit takut untuk mengangkat nya, tapi ia berusaha untuk mengumpulkan keberanian nya.


Sebenarnya ia sedikit takut untuk mengangkat nya, tapi ia berusaha untuk mengumpulkan keberanian nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pelukan hangat Oline.Where stories live. Discover now