Ah Obat! Jian melupakan itu. Sekarang Jian harus balik lagi ke rumahnya untuk mengambil Obat, tak perlu ke apotek terdekat karena rumahnya banyak obat obatan. Kan Ayahnya Jian itu seorang dokter.

Setelah kembali ke rumahnya, Jian masuk ke dalam dan mencari obat di kotak p3k yang ada di dekat dapur. Tentu saja ia harus melewati ayahnya yang sedang menonton itu.

"Ei budak satu ini, tadi pergi tergesa-gesa sekarang balik balik ambil obat, mau ngapain sih?" Ayahnya melihat Jian membawa beberapa obat dan perban.

"Nanti Jian ceritain deh, lagi genting ini." Jian dengan berjalan cepat pergi menuju keluar rumah.

"Anak siapa sih." Monolog Sang Ayah, tetapi habis itu ayahnya melanjutkan menonton pertandingan sepak bola.

𖢷 ׄ ₊ ‿︵ ۫ ⊹ ♡ ⊹ ۫ ︵‿ ₊ ׄ 𖢷

Sekarang Jian sudah sampai di rumahnya Kinara, ia masuk ke dalam pekarangan rumah Kinara dengan menaiki tembok Kinara.

Jian mengambil tangga yang ada di rumah Kinara dan menaruhnya di depan jendela kamar Kinara. Ia tau betul letak kamar Kinara dimana, karena dia sering diam diam masuk ke dalam kamar Kinara setiap kali Kinara kena marah oleh kedua orangtuanya.

Jian menaiki tangganya dan loncat ke kamar Kinara melalui jendela kamar. Kamar Kinara yang a sunyi dan gelap, tanpa penerangan. Pemilik kamarnya tidak ada di sini.

Jian pun sangat mendengar jelas teriakan Ayah Kinara dan suara tamparan dari ruang tamu. Pasti tamparan tersebut sangat keras, sampai sampai suaranya nyaring bergitu.

PLAKK...

"Kamu berani beraninya jelek jelekin keluarga Ayah, tau apa kamu tentang keluarga Chandrawinata hah?"

"Kamu ga tau apa apa tentang keluarga ayah dan kamu juga ga berhak ngata ngatain keluarga Chandrawinata! Sekali lagi kamu ngatain keluarga Chandrawinata, ayah ga segan segan buat ngusir kamu dari rumah ini,"

Jian mendecih mendengar perkataan dari Ayah Kinara, keluarga yang sangat aneh menurutnya. Semua di keluarga itu harus sempurna, tak boleh ada yang mempunyai kekurangan. Keluarga itu juga menganut sistem patriarki, maka semua anak laki laki di keluarga itu lebih disayang dibandingkan anak perempuan.

Untung saja Jian bukan bagian dari keluarga Chandrawinata, ia sangat bersyukur di lahirkan di keluarga yang baik dan tidak terlalu mengekangnya.

Disini Jian dapat mendengar langkah kaki yang menaiki anak tangga, sepertinya itu akan menuju kamar Kinara. Maka dari itu, Jian panik setengah mati. Ia takut ketahuan kalau masuk ke dalam kamar Kinara diam diam.

Jian masuk ke dalam lemari baju Kinara, ia bersembunyi sementara disana. Tapi di dalam lemari baju Kinara, Jian dapat mencium dengan jelas wangi Kinara di dalam lemari itu. Wangi vanila, kesukaan Jian.

𖢷 ׄ ₊ ‿︵ ۫ ⊹ ♡ ⊹ ۫ ︵‿ ₊ ׄ 𖢷

BRUKK..

Di dalam lemari Jian dapat mendengar jelas cacian yang dilontarkan kepada Kinara, semua cacian itu membuat hati Jian memanas. Dia tak suka Kinaranya diperlakukan seperti itu, tapi apa boleh buat?

BRAKK..

Suara dentuman pintu akibat di tutup dengan keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chandrawinata | JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang