2

5 1 0
                                    

Jiandra Adhitama

Saat akan tidur Jian mendengar notifikasi dari handphonenya, sepertinya itu penting karena berbunyi terus handphonenya tersebut, ia mengurungkan diri untuk menaiki tempat tidurnya.

Saat akan tidur Jian mendengar notifikasi dari handphonenya, sepertinya itu penting karena berbunyi terus handphonenya tersebut, ia mengurungkan diri untuk menaiki tempat tidurnya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Yang chat dia ternyata Shaka, adiknya Kinara. Tak biasanya Shaka akan memberi banyak pesan dengan berruntut, kecuali jika ada masalah. Itu membuat Jian sedikit panik, ia takut akan terjadi masalah kepada Kinara.

 Itu membuat Jian sedikit panik, ia takut akan terjadi masalah kepada Kinara

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


Setelah Shaka memberi pesan itu, Jian buru buru turun kebawah. Ia berpamit pada ayahnya, tanpa menghiraukan teriakan dari sang Ayah.

"Ayah aku keluar ya." Jian berjalan tergesa gesa, ia masih tau adab untuk tidak berlari di depan Ayahnya itu yang sedang menonton pertandingan sepak bola.

"EH JIAN MAU KEMANA KAMU? SUKA BANGET KELAYAPAN," teriakan sang Ayah tetapi di hiraukan oleh Jian, karena ia sedang buru buru menuju ke rumah Kinara.

Dan sedikit informasi, rumah Jian dan Kinara itu dekat hanya berjarak 2 rumah ke samping saja.

Tentang Tante Anin, tentu saja Jian tau. Kinara sering menceritakan tantenya tersebut ke Jian, dari ceritanya Kinara dapat Jian simpulkan bahwa Tante Anin itu memang benar benar menyebalkan.

Saat sedang berlari ia mendengar notifikasi lagi dari handphonenya.

Saat sedang berlari ia mendengar notifikasi lagi dari handphonenya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।
Chandrawinata | JISUNGजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें