03. Cha Hyunsu : Family

527 66 4
                                    


ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ ◕⁠ ☆ ⁠◕ ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ


Tak pernah terpikirkan olehmu bahwa kamu akan berada di tahap ini.

Tahap di mana kamu yang dulunya sangat membenci monster karena itu yang menyebabkan dirimu kehilangan orang-orang tersayangmu, tetapi kini kamu berada satu atap dengan mereka, bahkan kamu menyayangi mereka selayaknya keluargamu sendiri.

"Kak (Name), Kak Hyunsu nakal!"

Teriakan gadis kecil yang berlari kearahmu, membuatmu sontak berhenti dengan aktivitas menjemur pakaian dan berjongkok untuk menangkap gadis itu dalam pelukanmu.

"Kenapa Ahyi?" tanyamu sembari menahan tawa karena gemas.

"Kak Hyunsu! Dia melarangku pergi bermain!" Gadis kecil itu ㅡAhyi, menatapmu dengan bibir cemberut.

Dari arah belakangnya, dapat kamu lihat sosok yang menjadi alasan Ahyi mengadu itu berjalan kearahmu.

"Ahyi, kau bermain terlalu jauh. Nanti kakak kesulitan mencarimu." Hyunsu ikut berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan tinggi Ahyi.

Laki-laki itu tersenyum lembut mencoba menghilangkan rasa kesal dari Ahyi.

Kamu ikut tersenyum melihat pemandangan di depanmu ini.

"Yasudah, bagaimana kalau sekarang Ahyi bermain dengan Kakak saja? Biar Kak Hyunsu tidak kesulitan," ujarmu menawarkan.

Gadis kecil itu nampak diam berpikir, hingga tak lama kemudian ia mengangguk semangat.

"Ayo kita main, Kak!" ajak Ahyi menarik tanganmu.

"Tunggu sebentar ya, Kak (Name) menyelesaikan ini dulu," ucapmu menunjuk kearah pakaian yang belum selesai kamu jemur.

Namun Hyunsu lebih dulu berkata. "Biar kulanjutkan. Kau bermainlah dengan Ahyi."

"Baiklah, terimakasih."

Kamu langsung beranjak, mengikuti langkah Ahyi yang mengajakmu pergi turun dari rumah kapal.

Kamu sempat menoleh ke arah Hyunsu dan laki-laki itu memberikan senyuman kecil yang membuatmu ikut melengkungkan bibir keatas.

Dia lah sosok yang berhasil mengubah pandangan burukmu terhadap wabah monsterisasi ini. Dia lah sosok yang membuatmu sadar bahwa tidak semua monster itu jahat. Dia juga lah sosok yang berhasil menyalakan kembali perasaan hangat yang ada di hatimu.

- - - - -

"Beristirahatlah, sepertinya kau kelelahan."

Kamu yang sedang mengawasi Ahyi dari dekat pintu taman sontak menoleh. Terlihat sosok Hyunsu yang berjalan menghampirimu.

Kamu tersenyum singkat, "Tidak apa-apa. Aku hanya duduk di sini sembari mengamatinya bermain dengan bunga-bunga itu. Dia terlihat sangat menyukainya."

"Makanlah," Hyunsu tiba-tiba menyodorkan sebungkus roti kering padamu.

Kamu menatapnya senang, karena seharian ini kamu memang belum makan. "Terimakasih. Dari mana kau mendapatkannya?" tanyamu.

"Aku mencarinya di minimarket tak jauh dari sini."

Kamu mengangguk mendengar jawaban Hyunsu. Lalu kamu membuka bungkus roti dan membagi roti tersebut menjadi beberapa bagian.

"Ini," ucapmu menyodorkan potongan roti pada Hyunsu.

"Aku tidak lapar."

"Hei, ambil saja. Aku tidak suka makan sendirian." Kamu memaksanya.

Hyunsu menghela napas pelan dan dengan pasrah menerima potongan roti darimu.

Kamu tahu jika Hyunsu memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan jarang merasa lapar atau haus. Tapi tetap saja, kamu merasa tidak adil jika hanya kamu yang makan sementara dia tidak.

"Ahyi, ayo kesini! Kak Hyunsu membawakan kita roti." Kamu berdiri memanggil Ahyi.

Ahyi yang mulanya sibuk berlarian di sekitar bunga-bunga, langsung menoleh dan berjalan dengan semangat ke arahmu.

"Roti itu apa, Kak?" tanya gadis kecil itu.

Kamu menyodorkan potongan roti pada Ahyi. "Ini yang namanya roti. Cobalah, rasanya enak."

Kamu melihat Ahyi yang mengamati roti di tangannya dengan pandangan penasaran sebelum akhirnya gadis kecil itu memakannya. Kamu tersenyum gemas karena ekspresi yang ditunjukkan Ahyi.

Ia terlihat kaget dengan rasa makanan yang barusan ia coba.

"Wah, enak sekali!" ucap Ahyi.

"Benarkan? Ahyi mau roti lagi?" Kamu tertawa dan kembali memberikan potongan roti pada Ahyi yang mengangguk dengan semangat.

"Eumm, enak!! Ahyi suka roti!"

"Mau lagi?" tawarmu.

"Mau, mau!!"

"Ahyi, sekarang coba suapi Kak (Name). Kak (Name) belum memakan rotinya," ujar Hyunsu membuatmu menoleh ke arahnya.

"Ah, tidak perlu. Ahyi habiskan saja tidak apa-apa." Kamu berucap.

Jujur saja, dengan melihat Ahyi memakan rotinya dengan ekspresi bahagia seolah membuatmu ikut merasa kenyang.

"Iya, Kak (Name) juga harus makan. Sini Ahyi suapi!"

Kamu terkekeh gemas, tak bisa menolak gadis kecil itu.

"Ah, Ahyi tidak sampai. Kak Hyunsu saja yang menyuapi Kak (Name)."

Namun perkataan tiba-tiba dari Ahyi membuatmu terkejut, sontak menengok ke arah laki-laki di sampingmu.

Kamu hanya bisa mengedipkan mata kaget saat Hyunsu dengan santai mengambil sepotong roti di tanganmu dan berniat menyuapimu.

Kamu menatap ragu pada sodoran rotinya yang tepat di depan bibirmu. Terlalu terkejut dengan kespontanan laki-laki itu. Bahkan, ekspresi wajah Hyunsu berhasil membuat pipimu terasa panas.

Ia menaikkan salah satu alisnya dan tersenyum, seolah menyuruhmu untuk membuka mulut dan menerima suapannya.

Kamu akhirnya berdehem pelan dan menerima suapan roti dari Hyunsu.

"Enak?" tanya Hyunsu tersenyum puas.

Kamu yang masih mengunyah roti tersebut di mulutmu hanya mengangguk canggung.

Hyunsu terkekeh pelan melihatmu. Tanpa aba-aba, ia mengusak rambutmu dengan gemas.

"Kau sangat menggemaskan, (Name)."










ㅡㅡㅡ [ ✓ ] ㅡㅡㅡ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅡㅡㅡ [ ✓ ] ㅡㅡㅡ

Sweet Home ImaginesWhere stories live. Discover now