• Timezone - 03

423 81 17
                                    

Setelah Victor menutup pintu mobil dari dalam, kendaraan beroda empat itu pun mulai melaju membelah jalan raya. Hal-hal yang tidak aneh menjadi objek mereka mulai dari kendaraan lain, pepohonan di pinggir jalan, gedung pencakar langit yang entah di mana, menjadi pemandangan selama di jalan. Dan bukan sesuatu yang mengherankan jika pada weekend seperti ini, jalanan cenderung lebih sesak. Tapi syukurnya tidak sampai macet parah.

Jerella membuka kepalan tangannya yang menyembunyikan sebelah anting. Sedangkan sebelahnya lagi sudah menggantung di telinga. Dan sepasang anting itu adalah anting satu-satunya yang ia punya setelah apa yang terjadi dulu. Sebelum semuanya menjadi sehancur sekarang.

Dan kalian juga pasti tahu, betapa baunya telinga jika tidak dibersihkan. Karena itu ia melepas kedua antingnya saat akan mandi pagi tadi agar air bisa membersihkan kedua telinganya tanpa ada yang menghalangi. Tapi setelah kembali dipakai, tampaknya bagian kiri tidak terpasang dengan baik, karena itu bisa jatuh dan saat ia mengambilnya, Victor muncul di belakangnya tanpa ia ketahui.

"Bibi, itu anting Bibi?"

Jerella menoleh pada Prince yang bertanya.

"Iya," jawabnya.

Gadis itu pun memasangnya kembali ke telinga.

"Tidak sakit lepas pasang seperti itu?"

Siapa yang pernah berpikir jika melepas anting dan pakai anting itu bisa menyakiti? Dan berpikir jika anting tak boleh dilepas jika sudah dipakai? Jika ada, maka kalian sama dengan Prince. Tapi tenanglah, hal itu tidak benar. Faktanya tidak sakit sedikit pun. Percaya lah.

"Tidak." Jerella menjawab. "Karena sudah ada lubangnya. Jadi mudah dilepas dan dipasang kembali."

"Ouh ...."

Victor menoleh sekilas, melihat bagaimana mereka saling pandang dan mengobrol sedangkan dirinya hanya mendengarkan saja hingga mereka sampai ke tujuan. Dan tak butuh waktu sangat lama, kendaraan Victor pun masuk ke basement mall, parkir di dalam sana sebelum satu persatu dari mereka keluar dari mobil.

Buk!

Victor munutup pintu, lalu melihat Jerella dan Prince yang mendatangi dirinya. Saat itu ia refleks terdiam saat menyadari jika Jerella memakai pakaian yang ia hadiahkan semalam. Sungguh Victor baru sadar akan itu sekarang. Entah kemana fokusnya sejak pagi. Apa mungkin hilang oleh kibasan rambut Jerella?

Namun sungguh, diperhatikan dari atas sampai bawah, penampilan Jerella ternilai sempurna. Pakaian mahal itu terlihat semakin mahal saja setelah Jerella yang pakai. Kainnya yang polos tak membuat mata sakit. Untungnya kalung kecil di leher Jerella menambah keindahannya.

'Diperhatikan, Jerella ini cantik juga.'

Batinnya bergumam. Tak ada satupun yang dapat mendengar hal itu selain Tuhan. Tapi lewat matanya ia nyaris saja membongkar hal itu. Tapi untungnya Victor segera merubah raut wajah dan berpura-pura melihat ke arah lain yang seolah lebih menarik dari Jerella karena ia sadar, ia sudah cukup lama menatapnya. Dan itu berbahaya saat hati miliknya saja sudah berani mengatakan kalimat di atas.

"Ayah kapan ke timezonenya?" rengek Prince. Anak itu bingung mengapa mereka diam lebih lama di basement?

Victor menyorot mata putranya. "Sekarang." Vroom ... sorotnya berjalan pindah ke arah Jerella. "Tidak ada barang yang tertinggal di mobil, 'kan? Coba kamu cek dulu sebelum kita masuk. Jangan sampai di pertengahan waktu ada drama harus balik ke basement untuk ambil sesuatu."

"Aku rasa tidak, Tuan. Karena aku tidak merasa bawa apapun selain tas kecil ini. Prince juga tidak bawa apa-apa, paling topi yang dipakainya itu. Coba Tuan cek apa saja yang Tuan bawa dan apa itu penting?"

Jerella ; endTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon