5

296 20 0
                                    

"Berbicara" berbicara normal
'Batin' membatin
Happy reading

"Sangatlah mirip" Matteo bergumam dan dirinya segera berdiri untuk kembali ke kelas.

•-•

Setibanya Daniel dikelas ia langsung duduk di bangkunya, dirinya fokus memperhatikan guru hingga tidak sadar bahwa ternyata Ron sendari tadi memperhatikannya ia pun lantas menolehkan pandangannya pada Ron.

"Ada apa Ron?"

"Tidak papa" Daniel pun kembali fokus pada guru didepannya.

Kini saatnya bagi seluruh murid untuk pulang, Daniel kini sedang menunggu bus di halte entah sudah berapa lama dirinya menunggu hingga jam telah menunjukkan pukul 16.40

"Sedang menunggu bus, Daniel?" Daniel membalikkan badan saat ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Ah iya, kau juga Matteo?"

"Ya dan apa kau tidak bosan menunggu disitu dari tadi?" Matteo berjalan melihat jadwal bus yang akan datang.

"Sebenarnya bosan tapi mau bagaimana lagi"

"Bus akan segera datang, kita bisa pulang sebentar lagi" Matteo mendekat kearah Daniel dan memajukan wajahnya agar lebih dekat, Matteo dengan jahil mengusap rambut Daniel hingga terlihat semakin berantakan.

"Heii!!" Daniel dengan muka memerah menjauh dari Matteo, bisa dibilang dirinya kesal karena Matteo sudah mengacak ngacak rambutnya.

"Hahaha kau lucu dengan muka memerah mu itu" Matteo tertawa puas melihat Daniel cemberut dengan muka memerah.

Daniel yang melihat Matteo tertawa hanya bisa menggeram dan saat bus sudah datang ia langsung naik dan duduk di bangku, saat Daniel melihat Matteo menaiki bus dan ingin duduk di sebelahnya ia langsung menaruh tasnya di bangku sebelah.

"Oh ayolah singkirkan tas mu" Daniel membuang mukanya ia tak peduli karena dirinya sedang kesal terhadap Matteo.

'merepotkan, jika sudah begini harus dibujuk biar tidak ngambek lagi' Matteo mencari coklat di tasnya dirinya sengaja membeli coklat karena saat ingin ke halte dirinya sempat melihat Daniel dan dengan kepekaan yang tinggi Matteo langsung pergi ke supermarket terdekat untuk membeli coklat.

"Ini untukmu, dan jangan marah lagi" Daniel yang melihat coklat di tangan Matteo pun matanya mulai berbinar, dirinya mau coklat tapi satu sisi Daniel masih kesal dengan Matteo tapi demi coklat dirinya mau memaafkannya.

"Permintaan maaf diterima" Daniel segera merebut coklat ditangan Matteo dan memakannya.

'Syarat kalau mau minta maaf harus ada coklat, pasti nanti langsung dimaafin' Matteo pun duduk ia memandang Daniel yang memakan coklat seperti anak kecil, ia lantas mengambil tisu yang ada di tasnya lalu memberikannya pada Daniel.

"Kau makan coklat seperti anak kecil" Daniel hanya memberikan lirikan maut ia lantas merebut tisu yang ada di tangan Matteo, beberapa menit kemudian Matteo turun dari bus karena rumahnya sudah tidak terlalu jauh dari halte.

"Aku turun dulu, sampai jumpa" Daniel hanya melambaikan tangannya, setelah itu dirinya bermain ponsel sebentar.

Setelah sekitar 20 menit kini Daniel turun dari bus dan berjalan untung saja rumahnya tak terlalu jauh dari halte jadi tak perlu memakan waktu lama, setibanya dirumah Daniel segera mandi karena tubuhnya benar benar bau ditambah tadi cuaca lumayan panas.

Disisi lain

"Mother jika aku berpacaran dengan Daniel apa tidak apa apa?" Narcissa menolehkan pandangannya pada putra tunggalnya.

"Jika itu pilihanmu itu tidak apa apa, tapi ingat jangan pernah menganggapnya sebagai Harry"

"Aku tak pernah menganggapnya sebagai Harry Mom" Narcissa tersenyum mendengar perkataan putranya.

"Kalau begitu aku pergi dulu, ingin menembak calon pacarku" Narcissa tertawa geli mendengarnya, ia lantas menganggukkan kepalanya.

"Pergilah kejar dia, jangan lupa jangan pernah sekali kali kamu menyakitinya" Draco mengangguk dan berlalu pergi meninggalkan manor.

Draco pergi menggunakan mobilnya di perjalanan pun dirinya sudah merangkai kata kata khusus untuk Daniel entah akan berjalan sesuai rencana atau tidak itu semua tergantung pada dirinya, setibanya di rumah Daniel Draco mengetuk pintu.

"Loh Draco, ada apa kau kesini?" Daniel menatap Draco bingung, untuk apa Draco kerumahnya.

"Aku mau mengajakmu ketaman bermain, apa kau mau?"

"Aku akan minta izin kepada ayahku dulu, masuklah" Daniel mempersilahkan Draco untuk masuk dirinya lantas segera pergi menemui Sirius dan akhirnya di perbolehkan, Daniel pun segera pergi ke kamar untuk berganti pakaian tak menunggu waktu lama Daniel pun segera turun menemui Draco.

"Apa lama?" Daniel bertanya takut bahwa dirinya terlalu lama dan membuat Draco bosan.

"Tidak, kalau begitu ayo"

Draco dan Daniel segera pergi ke taman bermain dengan mengendarai mobil milik Draco, sesampainya di taman bermain Draco segera menarik Daniel ke tempat yang menurutnya memiliki spot yang sangat bagus.

"Indah" Daniel menatap langit yang dipenuhi ribuan bintang yang berkilau, Draco menatapnya dan tersenyum lembut.

"Daniel.." Daniel menolehkan pandangannya pada Draco.

"Kenapa?"

"Mau kah... mau kah kau menjadi pacarku? Kalau boleh jujur sepertinya aku mencintaimu" Daniel terkejut dengan perkataan Draco, namun dirinya ragu apakah Draco memang benar benar mencintainya atau hanya karena wajahnya mirip dengan Harry ia lantas berpura pura mencintainya.

"Ya aku mau" Daniel sebenarnya ragu namun dirinya tidak masalah jika harus di anggap sebagai Harry, mungkin itu bisa membuatnya bahagia lagi Daniel berpikir seperti itu.

Draco menarik pinggang Daniel agar lebih dekat dengannya, dirinya sangat bahagia saat ini Draco berjanji akan terus menjaga Daniel ia tak mau kejadian seperti yang Harry alami terulang kembali, disisi lain Daniel tak mengetahui bahwa Draco benar benar tulus mencintainya dirinya berpikir bahwa Draco mencintainya hanya karena wajahnya mirip dengan kekasihnya yang telah tiada.

Tbc....

Mirip Namun Bukan Dirinya ||drarry||Where stories live. Discover now