4

296 26 3
                                    

"Berbicara" berbicara normal
'Batin' membatin
Happy reading

"Kita amati terlebih dahulu, jika Draco hanya menganggap Daniel adalah Harry kita jauhkan... tapi jika Draco menganggap dia sebagai Daniel dan benar benar mencintainya kita biarkan saja" Setelah mengucapkannya siswi tersebut langsung pergi untuk menemui kekasihnya.

•-•

Sesampainya Daniel di kelas ia bertemu dengan Pansy dan juga teman temannya, mereka tampak asik mengobrol hingga tak menyadari kehadiran Daniel.

"Oh hai Daniel" Ron menyapanya saat melihat Daniel di belakang Pansy.

"Hai juga, kalian sedang apa sepertinya asik sekali"

"Hanya mengobrol seperti biasanya" Pansy menjawab pertanyaan Daniel.

Saat mereka sedang asik mengobrol Draco tiba tiba datang dan langsung duduk di dekat Daniel, Blaize yang melihatnya hanya menatapnya datar.

"Membicarakan apa?"

"Membicarakan kudanil kayang" Hermione menjawab pertanyaan Draco dengan sewot, mereka yang mendengar perkataan Hermione hanya bisa tertawa geli.

"Oh ayolah, oh ya ini untukmu" Draco memberikan Coklat pada Daniel.

"Waw bagaimana kau tau aku suka coklat?" Daniel menerima coklat pemberian Draco dengan senang hati.

"Ya kupikir kau juga suka coklat soalnya dulu Harry juga sangat menyukai coklat" Blaize dan Pansy yang mendengar perkataan Draco lantas memberikan tatapan tajam, karena Blaize yang sudah terlanjur emosi dirinya menarik Draco keluar kelas diikuti oleh Pansy.

"Kami akan segera kembali, jangan khawatir" Setelah mengatakan hal tersebut Pansy segera mengikuti Draco dan Blaize.

"Hiraukan saja mereka" Ron menepuk bahu Daniel pelan, Daniel hanya mengangguk untuk menanggapi perkataan Ron.

Disisi lain

Blaize melepaskan cengkraman di kerah baju Draco, dan hal tersebut membuat Draco bingung sekaligus marah terhadapnya.

"Apa apaan kau!"

"Lihat kau masih menganggap Daniel sebagai Harry!" Blaize menunjuk Draco dengan raut wajah yang kesal.

"Aku sudah menganggapnya sebagai Daniel bukan Harry!"

"Oh ya? Lalu kenapa saat kau menyerahkan coklat dan harus menyebutkan nama Harry?!" Pansy dengan geram mengatakan hal tersebut dirinya ingin sekali menampar Draco namun ditahan oleh Blaize.

"Memangnya kenapa? Mereka juga sama sama suka coklat aku tidak salah kan!?" Draco menjawabnya dengan nada yang penuh emosi

"Bodoh.. Kau tidak lihat saat dirimu menyebutkan nama Harry raut wajahnya langsung berubah!" Draco yang mendengarnya lantas terkejut.

"Jika kau masih menganggap Daniel sebagai Harry... maka aku tak segan segan untuk membuat Daniel jauh dari pandanganmu selamanya!" Pansy mendorong bahu Draco dengan telunjuknya, Blaize dan Pansy lantas meninggalkan Draco sendirian.

Draco menendang bangku yang ada di sebelahnya dirinya benar benar dibuat bingung dengan perasaannya sendiri, satu sisi dirinya tak bisa melupakan Harry dan sisi lain ia tak mau jauh dari Daniel, Draco memutuskan untuk kembali ke kelas karena sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai.

Saat jam pelajaran pun Draco tidak pernah fokus hingga pada akhirnya dirinya memutuskan untuk membolos setelah jam istirahat, dirinya pulang kerumah ingin menumpahkan seluruh keluh kesah yang ada dihatinya.

"Draco, kenapa kau sudah pulang... kemari mother akan mendengarkan keluh kesahmu" Narcissa sampai hafal kenapa Draco selalu membolos, itu karena Draco hanya butuh tempat untuk bersandar dan menceritakan keluh kesahnya. Sebenarnya dulu Draco akan menceritakan seluruh isi hatinya kepada Harry namun semenjak remaja tersebut tiada kini Narcissa lah yang akan mendengarkan keluh kesah putranya lagi.

"Mom... apa aku tak pantas untuk Harry?"

"Kenapa kau berkata seperti itu?"

"Aku selalu berfikir, jika aku memang pantas untuk Harry kenapa aku tak bisa bersamanya... kenapa dia harus meninggalkanku apa Draco memang tak pantas untuk Harry?" Narcissa yang mendengarnya lantas memeluk putra semata wayangnya.

"Nak.. kau ini pantas untuk Harry, jangan selalu berfikir seperti itu lagi"

"Apa Draco boleh dekat dengan Daniel?" Narcissa menatap mata putranya dalam.

"Jika kau memang mencintainya maka dekati dia... namun jika kau hanya menganggapnya sebagai Harry mother akan menjauhkan mu dari Daniel... Harry tetaplah ada dia ada di hatimu, kau tidak perlu melupakannya kau hanya perlu menerima Daniel sebagai dirinya sendiri bukan sebagai Harry, paham?" Narcissa dengan lembut menyentuh dada Draco dan hal tersebut membuatnya mengangguk paham.

"Aku paham, sekarang ini Draco hanya perlu menerimanya sebagai Daniel bukan sebagai Harry" Narcissa tersenyum lembut mendengar perkataan putranya.

Disekolah

"Apa Draco bolos?" Hermione bertanya pada teman temannya.

"Ya kurasa dia pulang, aku tak melihat mobilnya di parkiran" Blaize menjawab pertanyaan Hermione.

"Apa kita keterlaluan?" Pansy bertanya pada Blaize.

"Kurasa tidak... jika kita tak seperti itu dia hanya akan membuat Daniel sakit hati" Pansy mengangguk mendengar jawaban Blaize.

"Apa kita harus menjauhkan Daniel dari Draco?" Ron bertanya pada Blaize.

"Sebaiknya jangan, karena bukankah kita harus menunggu perintah dari ibunya Draco" Blaize menjawab pertanyaan kekasihnya.

"Jika boleh jujur sebenarnya aku juga belum bisa melupakan Harry, ditambah disini ada Daniel" Raut wajah Hermione mulai menyendu saat mengatakan hal tersebut, Pansy segera memeluk kekasihnya mengelus punggung Hermione dengan lembut.

Sedangkan Daniel sekarang ini sedang berada di kantin dengan susu dan roti di tangannya, dirinya melamun memikirkan hal yang terjadi pagi tadi.

"Kau yang namanya Daniel?" Daniel seketika menolehkan pandangannya kepada siswa yang menanyainya.

"Oh iya, kau siapa?"

"Namaku Matteo Riddle, temannya Draco salam kenal" Matteo mengulurkan tangannya untuk mengajak Daniel bersalaman, Daniel dengan senang hati menerima uluran tangan tersebut.

"Salam kenal, aku tak pernah melihatmu di kelas"

"Ya karena aku beda kelas dengan kau dan Draco, apa aku boleh duduk disini?" Daniel mengangguk untuk menjawab pertanyaan Matteo.

Matteo dan Daniel ngobrol dengan diiringi candaan yang Matteo keluarkan walau tidak terlalu lucu namun Daniel tetap menghargainya, tak terasa jam istirahat telah selesai kini seluruh murid berbondong bondong masuk ke kelasnya masing masing.

"Aku duluan ya Matteo" Daniel berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Matteo yang masih menatap kepergiannya.

"Sangatlah mirip" Matteo bergumam dan dirinya segera berdiri untuk kembali ke kelas.

Tbc...

Mirip Namun Bukan Dirinya ||drarry||Where stories live. Discover now