90.... Fakta kebebasan

893 50 0
                                    

Tiba di Jakarta siang hari mundur dari jadwal karena kereta mengalami penundaan keberangkatan, Javas mengantar Rinjani sampai didepan unit.

"Ngga mau mampir dulu?"

Javas menggeleng menilik arlojinya, "Aku mau langsung ke kantor. Ada meeting setelah makan siang."

"Oke. Whatever."

"Oh iya untuk periksa kesehatan kamu, aku sudah buat janji dengan psikolog."

"Psikolog? Javas aku tidak gila! Aku hanya kelelahan mungkin penyebab pikiran ku jadi kacau."

"Iya sayang tapi..."

"Kamu aja yang periksa sendiri!"

Brak... Rinjani menutup pintu dengan cara membantingnya. Dia tentu tersinggung karena Javas akan membawanya ke psikolog padahal Rinjani tidak mengalami gangguan mental. Hanya kelelahan yang mengakibatkan pikirannya tidak bisa berkonsentrasi.

Javas hanya mendesah mendengar gebrakan pintu, mengusap wajahnya kasar memilih kembali ke kantor.

---

Firma JS

Sebelum ke kantor, Javas kembali ke apartemen mandi dan mengganti pakaiannya. Dia harus benar-benar rapi dan wangi sebelum menemui client.

"Javas." Jeremy sudah berdiri memasukan kedua tangan kedalam saku celana.

Dilihat dari arahnya, Jeremy baru menemui pengacara Steve diruangannya.

"Keruangan sekarang."

Jeremy berjalan lebih dulu diikuti Javas dibelakangnya. Ia juga berpapasan dengan Armand yang mengangkut banyak dokumen.

"Siang tuan Javas." sapa Armand dengan senyum kecut.

"Ck! Dokumen sebanyak ini mau kau bawa kemana?"

"Ruangan Tuan Jeremy."

Javas dan Armand berjalan beriringan masuk kedalam lift. Sedang Jeremy menggunakan lift pribadi seorang diri.

"Sejak semalam tuan terus menanyakan keberadaan mu." ucap Armand setelah lift menutup.

"Untuk apa? Biasanya papa tidak pernah peduli."

"Seseorang melapor melihat mobil mu ada di stasiun."

Javas hanya mendesah mengusap wajahnya, lift telah terbuka mereka kembali berjalan beriringan. Diruangan tampak Jeremy tengah mengkonsumsi obat lalu meraih gelas berisi air.

"Papa sakit apa?"

Javas mengangkat botol obat lalu membacanya.

"Sakit kepala, dua hari tuan Jeremy tidak tidur." seru Armand yang menjawab pertanyaan itu.

"Pah jaga kesehatan, biar semua kasus client aku yang mengurusnya."

"Bagaimana papa bisa mempercayakan kantor pada mu, sedang kamu tidak bisa bertanggung jawab dengan pekerjaan."

"Maksud papa?"

Jeremy mengambil map yang ada diatas meja melempar kearah Javas.

"Meeting bersama client dari Surabaya harusnya dilakukan pagi tadi, tapi karena kamu tidak ada Steve yang menghendle semuanya."

Javas mengerutkan kening, membuka map tersebut lalu membaca isi perjanjian. Dan benar seharusnya meeting dilakukan pagi tadi, seingat Javas meeting dilakukan siang ini.

"Sorry pah, aku lupa."

"Sejak makan siang kemarin hingga pagi tadi apa yang kamu lakukan diluar? Mengapa mobil kamu ada di stasiun?"

Cupid Lonestly 2 (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن