Part 26

7 0 0
                                    

~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~
"Bagi mereka hadiah hanya formalitas, namun bagi gue semua hadiah ada harganya yang sangat berarti, terlebih orang yang kita sayang yang memberinya".

-Cakra-
~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~ • ~

***
Ravendra mengingat ultah Cakra yang hampir dekat. Dia tak bisa memikirkan apa yang akan dia berikan padanya kali ini. Sibuk kerjanya membuatnya tak bisa memilih. Pada akhirnya Ravendra menemui putranya yang masih tidur di kamarnya.

"Dek,, bangun sebentar gih". Ravendra menggoyangkan tubuh Cakra perlahan.

"Eummhhh,, ayah,, ada apa?". Tanya Cakra masih belum membuka mata.

"Ayo bangun dulu, jangan berisik nanti Jiendra kebangun".

Cakra menurut dan beranjak dari ranjangnya lalu segera membuka mata.

"Ada apa ayah ?". Tanya Cakra kembali.

"Untuk 17 tahun mu, kali ini kamu minta apa sayang ?". Tanya Ravendra serius.

"Ngga ada yah, Cakra hanya ingin sama ayah sampai selamanya". Mata Cakra berbohong.

"Yakin ?". Balas Ravendra.

"Iya ayah, Cakra ngerti ayah sibuk untuk sebuah pesta kecil sekalipun, karena ayah bekerja juga untuk Cakra, maaf kalau Cakra merepotkan". Jawab Cakra sambil menunduk.

"Hei putra ayah, ayah akan ambil cuti akhir tahun, untuk sambut ultahmu bagaimana kalau kita kembali ke Indo ? Ayah ngga bohong kali ini sayang ? Kamu senang ?".

Mata Cakra membulat mendongak melihat ayahnya.

"Beneran yah ?" Senyum ceria Cakra kembali terukir.

"Iya sayang, jangan sakit ya sampai waktu itu, biar kita bisa pulang". Balas Ravendra.

"Hum, makasih ayah". Cakra memeluk Ravendra.

"Iya sayang, yaudah, ayah berangkat dulu ya, kalau mau sarapan masak sendiri lagi ya, maaf ayah bangun kesiangan hari ini ngga sempet masak". Balas Ravendra dengan pelukan juga.

"Baik ayah, makasih sekali lagi".

"Iya, udah ya, good morning my boy". Pamit Ravendra.

"Hum, morning too dad, keep fighting". Cakra mengepalkan jarinya seraya mengangkat tangan kanannya.

Ravendra keluar dari kamar Cakra dan Cakra kembali duduk di ranjangnya sambil tersenyum. Mengambil boneka lumba-lumba yang Caka beli dan berkata

"Hai dolphin, soon I will meet my brother and mother, you will be happy, right? I'll take you there later, don't worry, I won't forget you". Cakra mencium boneka itu lalu memeluknya.

"Eummhh Cakra, I'm happy for you, good morning". Jiendra tiba-tiba terbangun.

"Did you hear everything ? Morning too". Tanya Cakra memastikan

"Yes, I'm happy if you're happy. Keep smiling like this, okay, let the world lose with your sincere smile". Balas Jiendra.

"Ok Jie, thanks for supporting me all this time". Jawab Cakra semakin bahagia.

"Ayo bangun, Jie lapar ga ?". Tanya Cakra sambil membereskan tempat tidurnya.

"Ayo, tapi Jie pengennya beli Cakra, ayo beli aja". Sahut Jiendra.

"Yaudah nurut, mandi dulu tapi".

"Baiklah".

Mereka mandi bergantian. Lalu keluar mencari sarapan. Jiendra suka bubur ayam dekat rumahnya karena itu Jiendra mengajak Cakra kesana sekalian biar Cakra main kerumahnya.

Jiendra membeli lebih karena tahu ayahnya belum berangkat. Jiendra pulang dengan memanggil ayahnya.

"DADDY!!" Baru saja masuk pintu depan teriakan Jiendra masuk ke telinga Brian yang sedang dikamarnya.

"Ada apa Jie ? Tumben manggil ayah gitu ?". Brian menyambut putranya di ruang tamu.

"Hehe, morning dad, Jie bought porridge, let's have breakfast. Cakra is also here, I deliberately invited Cakra to come here to play occasionally". Jawab Jiendra senyum pada ayahnya.

"Morning om". Sapa Cakra.

"Morning too Cakra, kamu baik-baik saja ? Jie merepotkan mu kah ?". Tanya Brian ramah pada Cakra.

"Iya om, Cakra baik, Jie ngga ngrepotin kok om, malah sering bantu Cakra". Balas Cakra.

"Udah ih, ayo sarapan, Jie lapar nih". Jiendra manyun membuat Cakra dan Brian tertawa.

"Yaudah ayok". Mereka langsung menuju ruang makan dekat dapur mereka.

Brian langsung berangkat setelah sarapan berakhir, Cakra diajak untuk main ke kamar Jiendra yang belum pernah Cakra kunjungi sama sekali.

Cakra terkejut ketika ada gitar listrik yang menurutnya paling best. Cakra melihat sekitar kamar Jiendra hanya ada tentang musik dan buku belajarnya. Beda dengan kamarnya sendiri yang ditemani para boneka dan buku.

"Wahh Jie, dekor kamar Lo ? Jadi ini hobi Lo tiap dirumah ? Beda banget ama yang disekolah cuma buku aja yang Lo pegang". Canda Cakra membuat Jiendra tersenyum.

"Sejak SMP, ayah tidak memanjakan Jie tapi ayah membuat Jie senang dengan semua ini, balasannya Jie harus memberi nilai terbaik dari setiap pelajaran Jie padanya". Balas Jiendra menjelaskan.

"Bagus juga sih, memang setiap ayah juga berbeda ya Jie, kalau ayah Raven akan kasih gue hadiah kalau gue ga nakal sejak kecil". Sahut Cakra.

"Apa selama ini Cakra masih nakal ?". Tanya Jiendra.

"Engga, tapi bagi gue hadiah itu sudah cukup, jadi mulai gue 11 tahun gue akan minta hadiah pas ultah aja, tapi baru kemarin Caka yang minta bukan gue, selebihnya ayah yang nawarin". Jawab Cakra.

"Okey, jadi anggap aja kita sama soal hadiah haha". Tawa kecil Jiendra menyejukkan suasana. Mereka kembali bermain musik, bercanda tawa, belajar bersama, hingga tidur dikamar Jiendra. Mereka menghabiskan waktu di rumah Jiendra sampai habisnya waktu si hari itu.

***

Nyadar ga covernya ganti ?
Hehe tanda apa ?
Ada deh, kalau kepo ya simak terus aja hahaha

Makasih semua

VaKra K.H || END✓Where stories live. Discover now