01 | KRITERIA COWOK

229 27 0
                                    

JUMPA LAGI SAMA BUCINMUU :)

APA KABAR KALIAN ?? AKU HARAP KALIAN SEHAT SELALU :)

JANGAN LUPA IKUTI AKU DI INSTAGRAM GUYS :

Finarskyy __

SELAMAT MEMBACA 🔥

"Lo beneran nggak ada cowok Stev?" Tanya Reza, salah satu sahabat Stevani dari Sekolah Menengah Pertama hingga kini mereka berdua bekerja di perusahaan ternama di Jakarta.

Stevani Aghnia Putri, putri tunggal dari salah satu konglomerat Indonesia yang sangat gigih berkarir dan menunjang pendidikan yang tinggi dengan tujuan membanggakan kedua orangtua tentunya.

Stevani hidup penuh kemewahan sejak kecil dan dari situlah ia belajar bahwa pandangan masyarakat lain tentangnya adalah karena ia memiliki koneksi hingga bisa sampai di titik ini.

Nyatanya, Stevani memang pintar dan tanpa dukungan maupun koneksi orangtuanya pun mungkin ia akan tetap berada di titik ini.

Reza Adryan, salah satu temen Stevani yang kebetulan satu perusahaan dengannya beda lagi dengan kedua sahabatnya yang kini bekerja beda perusahaan dengan dirinya.

Sebut saja namanya, Lolita dan Safira.

"Kalo gue ada cowok mungkin gue udah balik dari tadi dan kencan sama cowok gue." Jawab Stevani ringan dengan mata yang masih fokus membaca lembaran proposal di mejanya.

"Yaudah mending lo pulang aja ini udah jam 10 malem asal lo tau."

Stevani meneguk kopi yang ada di sebelahnya, "Gue nggak ada rencana pulang sore."

Reza menghela nafasnya pelan lali berdiri tepat di samping Stevani bersamaan dengan menutup proposal yang Stevani tengah baca.

"Kenapa lo tutup sih? Ini harus gue teliti dulu." Tanya Stevani tidak terima.

"Ini deadline masih minggu depan dan lo harus pulang. Jam 10 malem itu bukan termasuk sore, ini waktu Indonesia bukan luar negeri."

"Emang lo siapa gue nyuruh gue pulang?"

Reza tersenyum tipis mengangkat id cardnya, "Bawahan lo, makanya gue berani nyuruh lo pulang."

"Ini harusnya kerjaan gue bukan lo." Lanjut Reza kemudian.

Merasakan matanya yang mulai panas dan leher yang sedikit sakit akhirnya Stevani menghela nafasnya pasrah, "Iya deh gue pulang capek banget hari ini."

"Rasanya badan sama otak gue sama-sama panas mau meletus." Lanjutnya kemudian.

"Lo mau pulang sendiri, gue anter atau mau nebeng gue?" Tanya Reza.

"Gue anter sama nebeng bedanya apaan?" Tanya Stevani dengan kesalnya.

"Kalo gue anter lo ya gue lo ajak mampir sana sini oke, tapi kalo lo nebeng gue ya lo harus mau ikut gue mampir sana-sini."

Stevani memutar bola matanya, "Mampir sana-sini lo kira gue cewek apaan, gila lo."

"Gue pilih opsi anterin gue." Lanjut Stevani dengan ketus lalu berjalan menuju basement parkir perusahaan.

MUSUH BERONDONGKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang