05. Toxic relationship

91 44 12
                                    

— every thing you do has risks;

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— every thing you do has risks;

— 𝜗𝜚。

Yang dirasakan Ghea hari ini adalah bosan dan kesal karena dia sudah siap untuk berangkat ke kampus tapi kelasnya dibatalkan sebab dosennya ada urusan mendadak.

Meski begitu Ghea memutuskan untuk tetap keluar menemui Kei di rumah perempuan itu. Memang sepertinya hanya Ghea yang anak rantau diantara mereka– para temannya. Tak mempermasalahkan hal itu, Ghea mengunci pintu.

Namun, Ghea melihat Anin yang merupakan tetangganya datang menghampiri dengan sebuah totebag dalam genggamannya. Ghea juga belum kenal lama dengan Anin, mengingat dia juga masih dibilang orang baru di kawasan sini dan hanya sedikit tahu tentang Tangerang, kota yang ia tempati sekarang.

Setelah memasukkan kunci kedalam tas, Ghea menyelipkan rambutnya kebelakang telinga dan menatap perempuan didepannya, "kenapa Nin?" Tanya Ghea kepada perempuan yang satu tahun lebih muda darinya.

"Mau kasihin ini ke Kak Ghea, tadi aku habis dari lobi terus dititipin ini sama pak satpam." Anin menyerahkan sebuah totebag kepada Ghea.

"Dari siapa?"

"Kurang tau Kak, pak satpam gak bilang apa-apa lagi selain nitip kasih ke Kakak," kata Anin lalu dia melanjutkannya lagi, "kalo gitu aku masuk ya Kak."

Ghea mengangguk, "makasih ya Nin."

Setelah Anin masuk kedalam apart nya, Ghea melihat isi dalam totebag yang telah ia terima, entah dari siapa. Dahinya semakin mengernyit, totebag itu berisikan makanan manis seperti cokelat, jelly, permen, macaron dan lainnya. Lalu Ghea menemukan sebuah surat kecil, hanya bertuliskan 'let your day be sweet' itulah yang tertulis disertakan nomor 1 dibawahnya.

Apa sekarang pengirim ini sedang ingin bermain hide and seek?

Ghea tidak ada waktu untuk meladeninya. Sepertinya waktu Ghea sudah tidak dapat terbagi lagi, ya bisa dibilang waktunya hanya untuk urusan kuliah dan memperhatikan Karel, meskipun tidak diperhatikan balik.

𝜗𝜚

Karel mendatangi kontrakan tempat tinggalnya bersama Jay dan Shaka. Karel pulang ke rumahnya saat libur semester, terkadang jika dipaksa, dia akan pulang saat weekend.

Bukannya Karel tidak betah berada di rumah. Dia hanya ingin mandiri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Keluarganya pun tak melarang, asal Karel dijanjikan jangan berbuat hal-hal yang dilarang.

Dari pintu yang setengah terbuka, kepala Jay menyembul keluar melihat Karel yang sedang merapikan rambutnya pada kaca spion motor.

Coffee shopWhere stories live. Discover now