09 - SERENDIPITY

108 24 12
                                    

ACT NINE ;

ACT NINE ;

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

(n). the occurrence and developments of events by chance in a happy or beneficial way

Furuya Rei / Amuro Tooru

🌷┊ DARKEST NIGHT take to

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

🌷DARKEST NIGHT take to.







“Hah...” dengan wajah datar, remaja berambut [haircolor] itu memandang sekitar. Perkiraannya benar, terdapat remote control di sakunya sebagai bukti jika dia memang yang meletakkan bom. Jadi setelah diinterogasi habis-habisan, Divisi 1 menemukan bom tersebut di palang stasiun.

“[Name]-san sangat hebat,” puji si bocah berkacamata. Tersenyum. Sementara yang dipuji hanya terdiam panjang. Lalu tersenyum.

“Aku seorang penggemar berat.”

“Waah!? Apa itu Sherlock Holmes!?”

“Ya, Holmes tahun Heisei tepatnya,”



“Ahaha— eh?” Conan tersadar. Menatap kakak kelasnya di SMA Teitan itu dengan tatapan terkejut. Ia menundukkan kepala supaya menyamakan tingginya dengan Conan. “Sebagai penggemar berat, aku tahu banyak hal. Meski tak berusaha mencarinya, aku selalu mengingat detail tentang hal-hal yang melintas tentang dirimu.”

Conan memandang remaja berusia 18 tahun itu dengan menelan ludahnya sambil tersenyum. “A.. Siapa yang kakak maksud?”

“... Kudo Shinichi.” ia melepaskan kacamata Conan. “Bagaimana? Aku tahu tentang Kudo Shinichi layaknya penggemar berat, dan kini dihadapanku adalah bocah yang muncul bertepatan dengan perginya Shinichi dari sekolah, dengan sikap, wajah, kelakuan, dan hal hal tak wajar yang dilakukan untuk anak berusia 7 tahun. Bersama polisi? Tengah malam? Siapa yang mau melakukannya?”

“[Name]-san bicara apa sih!! Aaah kembalikan! Aku tak bisa melihat!” Conan berteriak dan berusaha merebut kacamata itu dari kakak kelasnya semasa SMA.

Tapi ia segera berdiri dan mengenakan kacamata tersebut. “... Kurasa ini bukan kacamata biasa, Kudo Shinichi memiliki mata yang baik.”

“[Name]-san!!”

Tuk.



Sebuah layar pelacak muncul di salah satu lensa. Membuatnya menyeringai setelah menyadari kacamata itu. “Jadi, Conan, untuk mainan anak-anak, tidakkah ini terlalu dewasa?”

Hakase yang membuatkannya! Karena aku suka—”

“Oh, benar, bukankah kau sebelumnya mengatakan kau tak bisa melihat? ini berarti penyangkalan terhadap pernyataanmu yang sebelumnya dan pengakuan bahwa kau adalah Kudo Shinichi.” ia tersenyum-anak kecil itu selalu moodbooster. Melihat wajah Conan-tidak. Kudo Shinichi yang menatap dengan terkejut.

“... Aku bukan Shinichi-niichan..” lirihnya.

“....” akhirnya remaja itu mengembalikan kacamata Conan dengan senyuman kosong.


“Hanya saja, banyak hal yang ingin kukatakan, pada Kudo.” membuat Conan yang mendapatkan kacamatanya kembali melirik kebelakang, dimana ia sedang meraih ranselnya.

dia tidak pulang ke rumah?

“Terimakasih, sudah memberikan semangat untuk hidup. Karena disaat kehidupanku berada di titik terendah dan aku hampir menyerah. Melihat Kudo yang tak mau menyerah pada suatu kasus untuk pertama kalinya, yah..” ia melangkahkan kaki dengan rambut yang bergoyang pelan.

“Aku rasa mungkin aku bisa melewatinya dan menemukan banyak hal yang tak bisa kulakukan.” sebelum benar-benar hilang, ia menoleh pada Conan dan tersenyum getir. Membuat Conan terdiam panjang karena terkejut. Netra birunya melebar.

“...”






“Hah..” berjalan pulang dengan makanan yang belum ia habiskan, remaja itu melangkah tanpa arah kembali. Tidak menemukan jalan pulang, atau apapun.

Merasa ada seseorang berdiri dihadapannya. Ia mendongakkan kepalanya. Sesosok di kegelapan yang tersenyum padanya.

“... Ha—” tersenyum, ia mengangkat bahu. “Apa kau malaikat maut?”

“Bukan.” ia melangkah mendekat. Sosok itu menampakkan dirinya. Sosok yang ia kenal.

Tapi ia memutuskan untuk tidak mengenalinya. Jadi melangkah tanpa beban pada pria berkupluk itu, dan melewatinya. “Saya tidak memiliki urusan dengan anda. maaf.”

“Tidak..” kini ia berucap dengan nada yang berat. Menghentikan langkah si pelajar karena hawa yang sangat dingin dan berat. Membuatnya sedikit waspada.



“Tapi mereka yang memiliki urusan denganmu.”






CTAK!!!


17/04/24 ; SERENDIPITY - 08

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Apr 17 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

SERENDIPITY | furuya reiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora