6. Separate

40 3 0
                                    

"Aku pergi ya."Jooyeon masih memeluk Jiseok di tengah-tengah bandara yang ramai, seakan tak membiarkan Jiseok pergi.

"Aku pasti akan sering hubungin kamu."kata Jooyeon.

"Tapi maaf kalau aku nggak sering ngabarin kamu nantinya."balas Jiseok.

"Kenapa?"tanya Jooyeon.

"Aku udah pernah bilang alasannya."jawab Jiseok sambil melepas pelukannya pada Jooyeon. Pesawat mereka sebentar lagi Take off dan Jungsu sudah menunggunya.
"Aku pergi dulu ya?"

"Iya hati-hati."

Jiseok melambaikan tangannya pada Jooyeon lalu berjalan ke arah Jungsu, menghilang dari pandangan Jooyeon. Di sana sudah ada Jungsu yang menunggunya dengan 3 koper di sisinya, Itu miliknya juga milik Jungsu sendiri.

"Ayo Kak."

"Udah pamitannya?"tanya Jungsu sambil menyodorkan 1 koper miliknya kepada Jiseok. Biar Jiseok bawa punya dia aja yang nggak terlalu berat, soalnya barang miliknya kebanyakan sudah di Jepang.

"Udah."

"Gimana?"

"Nggak gimana-gimana."

"Huh dasar."Jungsu dengan gemas mengusak rambut Jiseok membuat si empunya merengek kecil.

"Kak Jungsu."

"Hahaha."

***

Jooyeon duduk di depan minimarket seorang diri, memikirkan bagaimana hubungannya dengan Jiseok kelak.

Memang sih dia yang mau, tapi kan Jiseok juga nerima dia, tapi kenapa kesannya kayak Jooyeon berjuang sendiri.

"Huhh."

"Kenapa kayak orang hilang, di sini sendiri?"Jooyeon yang sedari tadi menghela napas dikejutkan dengan suara yang tidak asing itu.

"Seungmin?"

"Hai."orang yang dipanggil Seungmin itu mendudukkan dirinya di samping Jooyeon.

"Kamu ngapain sampai sini?"tanya Jooyeon buru-buru melepas jaketnya dan dipakaikan ke tubuh Seungmin, teman satu angkatannya yang hanya memakai kaos pendek.

"Eh?"

"Pakai aja, dingin."

"Tapi kamu..."

"Aku pakai baju panjang, lagian kamu udah tau kalau malam dingin kenapa nggak pakai jaket, atau minimal baju panjang?"Seungmin mengerjapkan matanya saat Jooyeon memarahinya. Kenapa sih?

"Aku dari tempat les, jaket aku kayaknya ketinggalan di sana."jawab Seungmin santai sambil mengendikkan bahunya.

"Oh, dari tempat les."Jooyeon menganggukkan kepalanya. Rajin banget, dia kelas tambahan aja masih suka males.
"Pulang sama siapa?"tanya Jooyeon.

"Nggak tau."jawab Seungmin sambil berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?"Seungmin menggerakkan kepalanya menunjuk ke belakang Jooyeon, minimarket.

"Oh."

Jooyeon menunggu Seungmin di luar, hari sudah malam.

"Loh kamu masih di sini?"tanya Seungmin kaget saat melihat Jooyeon masih duduk santai di depan minimarket.

"Ayo pulang."

"Ayo?"

"Mau pulang nggak?"

"Y-ya mau."

"Yaudah ayo aku anterin."

"Tapi rumah aku nggak searah sama kamu."

"Aku mau nganterin bukan nebengin, ayo ah."Jooyeon menarik tangan Seungmin menuju ke tempat dimana motornya terparkir.

"Naik motor?"tanya Seungmin canggung.

"Aduh iya deh tuan muda, ayo nggak papa daripada nggak pulang."

"Iya ish."

Jooyeon dengan santai melajukan motornya, naik motor dengan Seungmin asik juga, lagi pun nggak masalah kan? Jooyeon sebenarnya tidak sedekat itu sih dengan Seungmin, tapi karena dia SKSD makanya gampang aja deketin Seungmin.

"Makasih, aku nggak ngerepotin tapi kamu sendiri yang mau ya."kata Seungmin saat Jooyeon sudah memberhentikan motornya di depan rumah.

"Iya Oh Seungmin ya ampun. Kamu bisa jalan kan?"

"Bisa lah!"

"Yaudah kalau ada waktu luang bilang aku ya?"

"Biar apa gitu?"tanya Seungmin heran.

"Biar aku bisa ngajak kamu jalan."

"Hah?"

SEE YOU NEXT CHAPTER

Believe || JooSeokOnde as histórias ganham vida. Descobre agora