2. Care

58 5 0
                                    

"Kak Jungsu."panggil Jiseok pada Jungsu, Kakak sepupunya, orang yang sama dengan yang menjemputnya siang tadi.

"Kenapa?"

"Jooyeon minta aku jadi pacarnya."

Jungsu mendongak, menatap Jiseok yang sedang memakan sup buatannya.

"Kamu terima?"

Jiseok menggeleng.

"Kenapa?"tanya Jungsu, ia tau sih sebenarnya jawaban apa yang akan diberikan.

"Kakak tau aku akan lulus sebentar lagi."jawab Jiseok.

"Kamu nggak mau LDR?"

"Bukan aku, tapi Jooyeon."

Jungsu menggenggam kedua tangan Jiseok.

"Bicarakan baik-baik, tanya Jooyeon dan jelaskan ke dia, jangan sampai kamu menyesal. Kakak tau kamu juga suka sama Jooyeon."Jungsu mencubit pipi gembil Jiseok lalu mengusak rambutnya.

"Kak Jungsu."

"Masuk ke kamar dan belajar, besok ujian terakhir, semangat Baby."

Jiseok menghela napas saat Jungsu meninggalkannya sendiri di meja makan. Jiseok tidak suka saat Jungsu meninggalkannya begitu saja seorang diri.

***

"Jangan lupa ajak Jooyeon bicara setelah ujian kamu selesai, Kakak pulang dulu nanti Kakak jemput seperti biasa."

Jiseok hanya mengangguk saat Jungsu memberikan pesan, bahkan saat Jungsu mencium pipinya seperti biasa pun Jiseok hanya diam.

Tepat saat mobil Jungsu menghilang dari pandangan, Jiseok mulai berbalik dan berjalan ke arah gerbang sekolah. Hari ini ujian terakhir dan masa-masa sekolah menengahnya akan berakhir sebentar lagi.

"Hhh kenapa cepat banget sih?"Jiseok mengeluh, belum siap meninggalkan masa sekolah.

"Hari terakhir, ayo Jiseok kamu kuat."sejak kemarin ia sudah merasakan tubuhnya terasa tidak enak dan suhu tubuhnya meningkat, ditambah cuaca yang dingin menurutnya ini semakin memperburuk kondisinya.

Gerbang sekolah terasa jauh hari ini, Jiseok pusing. Tangannya sesekali memijat pelipis dan pangkal hidungnya.

"Kak Jungsu."panggilnya lirih. Ia butuh Jungsu.

"Kak Jiseok!"panggilan itu membuat Jiseok menoleh, Jooyeon berlari ke arahnya dan langsung memeluknya tepat saat Jiseok merasa gelap mulai menyergapnya.

"Kamu kenapa nggak bilang kalau sakit?"Jooyeon membawa Jiseok duduk di pinggir agar tidak menghalangi siswa lain yang ingin lewat.

Jooyeon melihat bagaimana Jiseok yang menundukkan kepalanya saat berjalan, berjongkok beberapa kali, memijat pelipisnya bahkan menjambak rambutnya. Jooyeon bisa melihat kalau Jiseok sedang sakit.

Jiseok masih memijat pelipisnya berharap rasa sakit itu hilang. Tubuhnya lemas, ia bisa saja benar-benar pingsan jika terus berdiri, beruntung Jooyeon datang.

"Mau pulang aja?"

"Enggak, hari ini ujian terakhir, aku nggak mau nyusul."

"Kalau gitu ayo ke UKS sambil nunggu masuk. Nggak ada penolakan."Jooyeon berjongkok di depan Jiseok, kode agar Jiseok menaiki punggungnya.

"Makasih."

"Hm."

Walaupun perhatian tapi sepertinya Jooyeon masih kesal padanya karena kejadian kemarin.

***

"Tidur aja dulu, nanti kalau udah bel masuk aku bangunin. Jangan berpikir masih mau belajar di kondisi kamu yang lagi sakit gini."nasehat Jooyeon, Jiseok hanya bisa mengangguk.

"Maaf soal yang kemarin, karena aku udah bikin kamu sakit, iya kan?"tanya Jooyeon sambil mengusap bahu Jiseok.

Jiseok dengan wajah polosnya mengangguk kecil membuat Jooyeon gemas.

"Maaf."kata Jooyeon, lagi-lagi Jiseok hanya mengangguk. Aslinya dia sedang gugup parah mau ngobrol sama Jooyeon.

Jiseok memejamkan matanya, ah nggak bisa! Tambah pusing.

Akhirnya daripada berbaring, Jiseok lebih memilih duduk bersandar.

"Kenapa?"tanya Jooyeon.

"Pusing kalau tiduran."jawab Jiseok.

Setelah itu, tidak ada percakapan. Terlalu canggung untuk memulai. Jiseok hanya berharap bahwa bel masuk cepat berbunyi, agar ia bisa terhindar dari Jooyeon yang bahkan kemarin sempat membentaknya tapi sekarang sikapnya kembali seperti semula.

SEE YOU NEXT CHAPTER

Believe || JooSeokWhere stories live. Discover now