"Brengsek, bisa-bisanya lo.." ucapan Ana terpotong, kedua matanya membelalak melihat keluar jendela.. awan? Apa itu awan?

Dengan cepat ia mendekati jendela, mulutnya terbuka menganga kala menyadari diluar jelas-jelas tampak awan.

"Gimana? Lo suka? Sekarang kita lagi di pesawat."

"Kok bisa.." suara Ana menghilang kala merasakan pelukan Jack dari belakang membuatnya merinding seketika, terlebih ada sesuatu yang keras di belakangnya.

"Bisa, sayang. Satu jam lagi kita mendarat di Paris.." bisik Jack di telinga ana, kedua tangannya memeluk Ana dari belakang dengan erat. "Negara impian lo.."

Tubuh Ana membeku, ia tertegun luar biasa bersama kedua matanya berkaca-kaca. Paris memang Negara impiannya sedari kecil, bahkan Ana pernah membayangkan seorang pria yang ia cintai yang akan membawanya ke Paris, Ana berharap itu Jeff.. namun
ternyata Jack yang membawanya.

"Kok lo tau?" Suara Ana terdengar mencicit, kedua matanya menatap keluar jendela, memandangi awan putih.

"Gue tau semuanya tentang lo, sayang. Bahkan ukuran bra lo gue tau."

Ana berdecak, lantas melepaskan lilitan tangan Jack dengan cepat, lantas berpaling mencari pakaiannya.

"Baju gue mana, Jack?" tanya Ana clingak-clinguk melihat keseluruh ruangan sembari terus menahan selimut di dadanya.

Bibir Jack cemberut, pria itu duduk di tepi ranjang. "Ana, lo pernah punya impian gak sih.. misalnya bercinta di atas langit, pasti seru," ucapnya seraya terkekeh geli. Membayangkan suatu saat ia berhasil membobol pertahanan Ana.

Rahang Ana mengetat, mendengar suara Jack membuat telinganya seakan berdenging dengan keras, di tambah kedua matanya melotot melihat pakaiannya terletak di sofa dalam keadaan terkoyak mengenaskan menjadi seonggok pakaian tak berguna.

Ana mendesah kasar, tangannya terkepal erat, entah bagaimana lagi ia memaki pria tampan itu, jika melarikan diri pun tidak mungkin.
"Terserah lo aja, brengsek." Dia menggertak giginya, lantas melenggang pergi mencari kamar mandi.

Sementara Jack tertawa kecil, raut marah Ana membuatnya gemas sendiri, dia segera memungut celana dan memakainya, teriakan Ana membuat Jack tertawa keras seraya melenggang keluar dari kamar.

Di dalam kamar mandi, Ana berteriak memanggil nama Jack dengan kesal, mengumpati pria itu ketika melihat bercak merah yang terlihat baru di seluruh tubuhnya, leher, payudara, perut, di paha.. bahkan di bokongnya di penuhi ruam-ruam keunguan.

Brengsek, pria itu mesumnya sangat keterlaluan.

Ana segera menyelesaikan ritual mandinya dengan amat sebal, menggosok tubuhnya dengan kuat bersama kedua mata berkaca-kaca. Demi apapun, Ana tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi Jack, jika ia ingin lepas dari pria itu, dia harus bisa melunasi hutangnya.

Sehabis mandi, Ana keluar dari kamar mandi dengan handuk putih melilit di bawah ketiaknya, melangkah mendekati nakas dimana ponselnya berdering tertera nama My Hero❤️ disana.

"Halo sayang? Kamu lagi dimana? Aku lagi dirumah, kata Bibi kamu lagi ngawal nyonya Maria ke Paris," ucap Jeff di sebrang sana terdengar sangat panik.

Ana gelagapan sendiri, terlebih saat mendengar bahwa Bibinya berbohong..astaga, apakah Bibinya memang tahu jika dia bersama Jack? Atau Jack membohongi Bibinya?
"I-iya, maafin aku ya, aku gak ngabarin kamu."

Terdengar helaan napas dari Jeff.
"Gak apa-apa, sayang. Aku cuma mastiin kamu lagi dimana."

"Em, bener kok. Aku mau ngawal nyonya Maria ke Paris," ucap Ana memejamkan kedua matanya sekilas, tak tega membohongi pria yang ia cintai, tapi jika Ana jujur.. Jeff pasti akan meninggalkannya.

Guardian Of Love [Jack&Ana]✔Where stories live. Discover now