Part 14 : one by one

635 79 7
                                    

"Katakan pada Yasmine, aku ingin berbicara padanya,"

"Ya, akan kusampaikan saat dia kembali nanti,"

Setelah kepergian tamu tak diundang itu, Yasmine berdiri dari persembunyiannya di kolong meja. Blazer miliknya ia lepas lalu di gantungkan di tempat gantungan tas dan blazer.

Yasmine menghela napas panjang sembari mengambil cermin di loker lemari. Dirinya berkaca dan melihat satu kissmark sudah bertengger di lehernya. Ia beringsut pada duduknya menyenderkan ke sandaran kursi kerjanya, beruntung ia berhasil bersembunyi.

Suara langkah kaki mendekat tak lagi mengejutkan Yasmine ketika dia sudah tahu siapa yang datang mendekati mejanya.

"Not bad," komentar Sebastian melihat tanda kemerahan di leher Yasmine akibat perbuatannya. Selanjutnya ia tertawa kecil mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

Yasmine berdecak memandangi Sebastian yang berdiri di depan mejanya. Ia tersenyum, "Kau juga berantakan."

Sebastian menyodorkan dasi miliknya. Yasmine beranjak dari duduknya kemudian mendekati pria itu, ia mengambil dasi untuk diperbaiki di kerah kemeja pria itu.

Saat Yasmine sedang mengaitkan dasi ke kerah Sebastian, pria itu mengulurkan tangannya mengusap kepala wanitanya itu dengan penuh perhatian.

"William mengajak bertemu," ujar Sebastian menyampaikan orang yang mendatangi ruang kerja wanita itu sebelumnya.

"Ya, aku mengenali suaranya, " balas Yasmine. Wanita itu tersenyum setelah berhasil merapikan dasi dan kemeja pria di hadapannya.

Sebastian melingkarkan lengannya ke pinggang Yasmine membuat wanita itu berdiri dekat dengannya. "Kian juga menceritakan betapa baiknya William pada kalian,"

Yasmine mendongak sembari mengangguk membenarkan perkataan Sebastian. Wanita itu tersenyum, tangannya terulur menyeka sisa lipsticknya yang membekas di sekitar bibir Sebastian.

"Dia kakak dari Yoshinori yang datang bersama Dani?" Tanya Sebastian.

Yasmine mengangguk bergumam, "Yoshinori Shelton dan William Shelton, kakak beradik."

"Keluargamu pasti dekat dengannya,"

"Ya, cukup dekat karena saat tinggal di Jerman keluarga Shelton banyak membantuku merintis perusahaanku di sana,"

Sebastian menghela napas sedikit murung setelah mendengarkan kebenaran itu.

"Dia hanya rekan kerja dan teman bagiku, " Yasmine menjelaskan karena tampaknya kepercayaan diri Sebastian menurun. "Kau adalah Daddy dari Kiano dan orang yang aku cintai," lanjutnya.

Sebastian tersenyum lebar mendengarnya. Harusnya memang hal itu cukup baginya tetapi bagaimanapun dukungan dari keluarga Yasmine juga tak kalah penting.

"Jean..."

"Hm?"

"Aku mencintaimu,"

"Aku juga mencintaimu, Ian,"

Keduanya saling bertatapan dan tersenyum hangat. Sebastian menangkup pipi Yasmine seraya membelainya lembut.

"Bukankah sebaiknya kau berangkat bekerja sekarang?" Tanya Yasmine.

Sebastian mengangguk, "Aku akan berangkat kerja."

"Kau bisa datang ke rumah saat pulang nanti," ucap Yasmine.

Sebastian mengangkat alisnya, "Menginap di rumahmu?"

Yasmine mengangguk tersenyum.

"OH YES!" Sorak Sebastian senang, "Mungkin nanti aku akan datang cukup malam, apa tidak apa-apa?" Sebastian memastikan.

Perfect ScandalWhere stories live. Discover now