Satu patuka ular terkena kaki Gus Agam yang berusaha untuk Abah Kyai tak terkena patukannya saat ular muncul di bawah kolong kasur.

Ular Micropechis Ikaheka berhasil di tangkap dengan cepat semuanya membawa Gus Agam ke rumah sakit sesudah pertolongan pertama.

"Sakit ya Gus?" tutur Arabella menatap dalam wajah Gus Agam yang berada di pangkuannya.

"Ya sakit lah, pake nanya lagi,"

"Ya elah, ngegas mulu Mang."

"Saya bukan tukang bakso, panggil aja Aa!"

Bugh!

"Sakit ARABB!"

Arabella memukul kaki Gus Agam yang terkena patukan ular karena kesal.

>><<

Sesampai di rumah sakit Arabella yang semula berwajah kesal menjadi khawatir karena saat di perjalanan Gus Agam pingsan tidak sadarkan diri.

'Ya Allah, tolong selamatkan Gus Agam,' batin Arabella.

Mak Nyai puas sekali saat Gus Agam terkena patukan ular, usaha menyingkirkan menantu tidak berhasil. Tapi, Gus Agam anak yang menganggu kehidupannya berhasil. Usaha yang tidak sia-sia.

"Ikut Abah!" Abah Kyai menarik lengan Mak Nyai.

Di lorong yang sepi Abah Kyai meluapkan semuanya. "Abah sudah bersabar saat Mak jadi dalang penculikan Arabella, sekarang Mak berbuat lagi. Detik ini saya ta--"

Mak Nyai langsung memeluk Abah Kyai. "Jangan Bah, Mak janji gak akan mengulangnya kembali." potong Mak Nyai.

Abah Kyai menghembuskan nafasnya pelan. "Ini untuk terakhir kalinya, jika  berulah lagi ucapan yang kepotong akan di layangkan kembali." Mak Nyai mengangguk.

"Sekarang Mak pulang, kasian Syakil di rumah sendiri. Nanti Abah suruh Andri yang nganterin!"

>><<

Sekian lamanya menunggu akhirnya yang di tunggu-tunggu pun datang. "Pasien sudah melewati masa kritisnya, namun di nyatakan koma." ucap Dokter.

Tubuh Arabella melemas seketika mendengarnya. "Komanya berapa lama?"

"Sekitar 2 atau 3 hari, bisa lebih juga."

Arabella memang suka berantem dengan Gus Agam, tapi ia sadar bahwa sekarang ia sudah mencintai Gus Agam dengan lillah.

"Mau pergi?" Arabella mengangguk karena ia butuh ketenangan.

Mereka berdua pamitan untuk pergi. "Bah, Ara mau nenangin diri dulu. Izin keluar sebentar dengan Andra,"

"Silahkan sayang, hati-hati ya!" balas Abah Kyai mengerti dengan keadaan Arabella.

>><<

"Pemakaman atau taman?" tanya Andra sedang menyetir.

"Masjid setelah itu taman!"

Di tujuan pertama Arabella langsung menumpahkan semuanya kepada Sang pencipta.

"Kalau kamu capek, balik pulang aja Dra,"

"Udah saya temenin, jangan banyak ngomong. Kita ke tujuan ke dua,"

Mereka berjalan beriringan ke teman karena jarak Masjid dan taman sangatlah dekat.

Andra merasa kesal mendengar asal mula cerita Gus Agam terkena patukan ular. "Dan kamu dengan mudah memaafkannya begitu saja?" Arabella mengangguk.

"Kita ke rumah sakit, kasian Si Gus di tinggalin," Arabella mengangguk.

>><<

Di malam hari yang tadinya akan di adakan 4 bulanan di pondok pesantren sekarang di pindahkan ke rumah sakit dan hanya beberapa orang terdekat untuk tidak menganggu kenyamanan yang lain.

"Gak papa balik aja Re, disini Ara juga gak sendiri!"

"Rea temenin, titik gak pake acara nolak-nolak."

"Iya deh pasrah,"

Setelah semuanya pulang hanya menyisakan Arabella dengan Rea di ruangan.

"Jangan sedih-sedihan deh, gak seru!" ujar Arabella membuat Rea menatap dengan penuh tanda tanya.

"Tau sepupu Ara?" Rea mengangguk.

"Emang kenapa?"

"Kalau ada yang lamar Rea di terima gak?"

"Liat dulu lakinya baik dalam agamanya atau enggak,"

"Hm, iya. Tidur duluan Re, di sofa!"

"Terus kamu?"

"Gampang, kamu tidur aja." Rea menurut dan membaringkan tubuhnya di sofa.

Berbeda dengan Arabella ia mengambil al qur'an kecil yang selalu ia bawa di dalam tasnya di lantunkan dengan suara khasnya untuk kesembuhan Gus Agam.

Pertama kali Arabella merasakan takutnya lagi kehilangan seseorang setelah Mamahnya.

Cup!

Arabella mencium punggung tangan Gus Agam dengan lama, hingga tidak fokus bahwa Rea melihat semuanya.

Rea teriris melihatnya. 'Walau kayak singa sama kancil, tapi mereka saling cinta hanya di sembunyikan tanpa ada yang tahu di antaranya.' batinnya.

Arabella merasa di perhatikan ia menoleh ke belakang dengan cepat Rea menutup matanya pura-pura tidur.

"Makasih Re untuk segala perhatian yang selalu di berikan ke Ara dengan penuh rasa sayang," gumam Arabella tersenyum tipis.

>><<

Satu minggu sudah di lewati Arabella dengan Gus Agam yang masih koma. "Tidur mulu, emang gak bosen?" tanyanya ke Gus Agam.

"Orang koma gak bakal bisa ngomong Ara," tempal Andra datang menjenguk.

"Siapa tau bisa,"

"Terserah."pasrah Andra tak mau berdebat.

"Ada titipan dari Papah, tapi kata Papah dia masih benci sama kamu,"

"Jujur amat Kang, bukannya di tutupi." kekeh Rea baru saja datang juga.

"Kalian berangkat bareng?"

"Enggak!" ujarnya dengan serempak.

"Cie, ciee. Cukurukuk ada yang jodoh nih!"

Andra menatap tajam Arabella dan yang di tatap hanya cengengesan. Namun, Rea sendiri ia berusaha untuk tidak salting dan tidak berharap lebih karena akan adanya kecewa berharap kepada manusia.

'Jangan terlalu tinggi berharap, berharaplah kepada Allah yang tak akan membuat kecewa.' batin Rea berusaha untuk tidak terbang dengan harapannya.

JODOHKU GUS GALAKWhere stories live. Discover now