Sakit

6 0 0
                                    

Setelah kejadian hujan deras, Linggar maupun Aya jatuh sakit, Linggar yang memang sebelum nya dalam kondisi tidak baik semakin memburuk sedangkan Aya, perempuan cantik itu terserang demam tinggi karena tidak pernah kehujanan ditambah kondisi alergi nya yang cukup parah.

"Kok lo kesini?"pertanyaan dirujukkan pada Janu, kembaran Aya yang datang dengan rantang ditangan kanan nya.

"Lo masih sakit Ling?"

"Tinggal kepala aja yang sakit, lo ngapain kesini? Aya sama siapa dirumah?"Juna menerobos masuk kedalam rumah, membiarkan Linggar terus mengomel karena khawatir dengan kondisi sang kekasih.

"Aya sama siapa?"

"Sama nyokap"Janu mendudukkan dirinya disofa dan menaruh rantang di atas meja.

"Titipan Aya buat lo"Linggar meraih rantang itu lalu membawa nya ke dapur untuk ia taruh didalam lemari es, nanti akan ia makan.

"Bilang makasih sama dia"Janu mengangguk dan menatap Linggar yang terlihat tidak baik-baik saja, ia memang mendengar sang sahabat ini sedang sakit dari Aya, tapi sepertinya sakit yang dialami Linggar cukup parah hingga terjadi lebih lama dibanding sakit biasanya.

Biasanya Linggar hanya sakit dalam hitungan jam, kondisi tubuh nya lebih kuat namun kali ini sepertinya tubuh Linggar menginginkan sang tuan beristirahat lebih lama.

"Aya sudah lebih baik?"

"Demam nya turun, tinggal ruam di kulit nya yang belum membaik".

"Maaf ya"

Janu menatap kearah Linggar"kenapa lo yang minta maaf?"

"Gue ga bisa jagain dia dengan baik, malah sampai sakit kayak gini"Janu menyenderkan punggung nya.

"Aya cerita, ini bukan salah lo".

"Tetap aja"Linggar merapihkan rambut nya lalu meraih kacamata yang sempat ia lepas tadi.

"Gue merasa bersalah".

"Gausah dipikirin, lagian pacar lo itu udah mendingan sekarang"Linggar mengangguk dan meraih ponsel nya untuk mengirim kabar dan Terimakasih pada sang kekasih untuk makanan yang dititipkan pada Janu.

"Minus lo nambah?"Linggar mendongak setelah mengetikkan beberapa pesan untuk Aya, menaruh ponsel nya menunggu balasan dari kekasih cantiknya.

"Engga sih, tapi kadang pandangan gue berkabut gitu, jadi gue sering pakai kacamata, biar jelas".

"Ga lo periksa in?"

Linggar mengangguk"nanti gue periksa in kalau gue udah sembuh takut nya karena pusing kena hujan jadi mata gue ikut bermasalah".

"Cepat sembuh deh, gue masih heran kalian beneran jodoh ya sampai sakit aja bareng".

"Adik lo tuh lagi sakit Jan, malah lo jadi bahasan begitu"Janu tertawa.

"Duh gue jadi kangen pacar gue"Janu berdecak ketika Linggar bangkit dari duduk nya sambil menyambungkan video call pada Aya.

"Hari ini pulang sama Linggar?"Aya yang baru saja melepas seatbelt menoleh ketika Janu yang sejak tadi hanya bergumam mengikuti melodi musik dari radio mulai bertanya padanya.

"Linggar sudah kuliah memang nya?"

"Lo yang pacar nya?"Aya berdecak ketika pertanyaan dibalas pertanyaan oleh kembaran berbeda 15 menit dengan nya itu, Aya meraih ponsel nya ketika terakhir ia meninggalkan pesan pda sang kekasih ternyata sudah berbalas dengan mengatakan bahwa dirinya sudah baik-baik saja dan sedang menjalani kelas pagi nya.

"Sudah sembuh, aku nanti kabarin deh pulang sama Linggar atau engga"Janu mengangguk lalu menyerahkan jaket yang tadi ia bawa.

"Pakai jaket nya lo masih ga bisa kena dingin"Aya mengangguk dan menjulurkan fistbump yang tentu nya dibalas oleh Janu.

LinggarjatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang