Ice cream

908 93 5
                                    


Hari ini adalah hari kedua mereka berdua tinggal bersama, hari Jumat. Orang tua Erine bilang mereka hanya akan pergi dalam waktu 4 hari saja, masih ada sisa 2 hari lagi. Kali ini mereka berada di tuang tamu. Menonton tayangan televisi yang membosankan bagi salah satu manusia di ruangan itu.

"Ayok," ajak Oline.

"Hah? Ayo kemana?,"

"Kemana aja, kamu ga jenuh apa dirumah mulu?,"

"Jujur engga,"

Oline mendengus kesal, 'huft'. Helaan nafas terdengar, kecewa padahal niatnya ia ingin mengajak Erine jalan-jalan disekitar kompleks perumahan ini. Yaa walaupun Oline tak tau jalan, asalkan keluar dari zona tempat sekarang.

Erine memincingkan matanya melirik kearah Oline yang sedari tadi bosan terlihat dari gerak geriknya memandang langit-langit kamarnya yang luas dan juga sesekali melirik ke arah keluar jendela. Erine melirik jam dinding menunjukkan pukul 5 sore hari, waktu yang pas untuk sekedar ber healing sementara.

...........

"hmm yaudah ayo, tapi bentar aku mau ganti baju dulu," tutur Erine memecah keheningan.

Ekspresi Oline yang tadinya lemah lesu lunglai, seketika berubah menjadi ekspresi semangat yang berapi api.

"Alahh gausahh kamu gitu aja," cicit Oline, ia beranjak dari tempat 'perebahahannya'.

"Gamau aku mau ganti baju dulu, ya kali aku keluar make kaya gini," ucap Erine sesekali memperhatikan kembali penampilannya di cermin kamar. Ia mengenakan baju Oversize bergambar spidermine....... dengan celana pendek biru sepaha.

"Ch, yaudah deh buruan"

Selang beberapa saat tak ada 5 menit Erine keluar dari kamar mandi, mengenakan pakaian santai tapi tidak terlalu santai, hm apa ya susah untuk menjelaskan, intinya santai tapi tidak hahaha sesuka" lah. Memakai baju putih polos berlengan pendek, dengan celana hitam training bercorak abu, tak lupa rambutyang dikuncirnya.

"Udah?"

"Kamu nanyea?"

"Ngga"

"Apalah gaseruuu"

Dasar dua bocah kurang briefing.

"Cantik" Komentar Oline.

                        ------------

Menuju taman, tak jauh dari kompleks rumah Erine. Taman yang selalu ramai jika dikunjungi di hari libur. Namun hari ini bukan hari libur hanya menuju ke hari libur, jadi suasananya tidak begitu ramai tapi tak begitu sepi juga. Mereka berjalan, Oline mengambil tangan jemari Erine menautkannya dengan miliknya bertujuan agar tak berpisah terlalu jauh.

"Jari kamu kecil bangett si"

"Jari kamu aja yang kebesaran"

"Kamu yang kekecilan, tuh jari kurcaci"

"Kamu yang kebesaran, tuh jari titan"

Oline tertawa mendengar balasan balik dari lawan bicaranya. Mengedarkan pandangan mempertemukannya dengan satu stand, lengkap dengan maskot singa, singa yang mengenakan mahkota raja di kepalanya.

"Mau eskrim?," tanya Oline seketika menunjuk ke sisi lain taman itu.

"Boleh," sambung Erine, mengambil langkah mendahului seseorang di belakangnya. Berlari mendekati ke stand yang dimaksud.

"Jadi gitu? mainnya ninggal-ninggal yaa," teriak Oline dari belakang. Ia sesegera mungkin mengambil langkahnya cepat untuk bisa menyusul orang didepannya.

                        ------------

"Mau rasa apa lin,?" Tanya Erine sorot matanya menjelajah bagian menu. Terlalu banyak menu yang membuatnya pening untuk memilihnya, jika bisa saja ia akan memilih semua menu-namun tak mungkin juga ia bisa menghabiskan seluruhnya.

"Hm rasa apa yaa, aku ngikut kamu aja deh biar samaan"

Jawaban Oline membuatnya bertambah bingung juga, gara gara pilihan kadang juga membuatnya bimbang. Erine memilih milih rasa, semuanya Erine suka duh pilihan yang menyulitkannya.

"Hm Cokelat-Vanilla-Strawberry-Taro- Caramel cap cip-

"Cup aku aja timbang kelamaan," celoteh Oline memotong.

                        ------------

"-Thanks yaa"

"Buat?"

"Udah beliin eskrim"

"Sama-sama"

"Thanks"

"Kok thanks lagi?"

"Biar bisa sama-sama lagi"

"Kan udah sama-sama lagi, kapan kita ngga sama-sama?"

"Lin? aku lagi nge gombal loh? minimal-tau ah"

Seperti biasa dua bocah kurang briefing. Jadinya mereka berdua memilih varian baru dari es krim tadi  varian Cofee Latte. Rasa khas kopi yang berbalut dengan aroma- malah iklan.

"Makan tuh pelan pelan, ngga ada yang mau rebut es krim kamu," Celoteh Oline ketika ia melihat eskrim milik Erine yang belepotan. Ia mengambil sapu tangan di saku, mulai membersihkannya. Erine terdiam saja saat orang disebelahnya mengambil gerakan tiba-tiba.

"Hm O-oke makasih," Sambung Erine pipinya memerah tak tau dengan suasananya kali ini, jantung berdegup kencang. Oline mengangguk tanda mengerti. Ia sedikit canggung.

"Senin papa mama kamu udah balik ya? yah gabisa nobar anime lagi dong," Ucap salah satunya, padahal mereka sudah menghabiskan 3 season sendiri dari 2 anime yang berbeda dalam waktu dua hari ini.

"Nonton sendiri juga bisa kan?"

"Ga seru, seruan kalau bareng hmmm gimana kalau kapan-kapan kita nge-bioskop aja? lebih seru"

"Bioskop? boleh mau kapan?"

"Kalau kita free"

Erine mengangguk mengerti, jujur ia sangat ingin sekali pergi keluar, sudah lama ia tak merasakan lantai bioskop, terakhir 4 bulan-an yang lalu, mungkin karena jadwalnya yang selalu bentrok.

Oline membuka handphone miliknya, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, melihat ke atas langit langitnya cerah berwarna oranye kemerahan, menengok ke belakang memperlihatkan matahari yang mulai tenggelam.

"Liat deh sunsetnya cantik"

"Jarang-jarang aku liat sunset kaya gini lin"

Oline menengok ke orang sebelahnya. Matanya berbinar kagum dengan pemandangan didepannya. Ia mengambil gambar mengabadikan moment indah tersebut  menarik senyum simpulnya.

"Kamu suka sunset?"

"Iya dia cantik banget, pas liat tuh bawaannya adem aja"

"Kalau aku mungkin suka kamu" gumam Oline dalam hati.
.
.
.
.
.
tbc

                        sunsetz - cas

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: an hour ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENCHANTED (Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang