2. Kesal

46 30 129
                                    

DISCLAIMER:

Cerita dalam novel ini terdapat banyak adegan kekerasan, sadis, dan kata-kata kasar. Para pembaca diharap bijak dalan menyikapinya.

Menseki jiko免責事項
Kono shosetsu no monogatari ni wa, boryoku, sadizumu, kibishi kotoba no shin ga kazouku fukuma rete imasu. Dokusha wa kore ni kenmei ni oto suru koto ga kitai sa remasu.この小説の物語には、暴力、サディズム、厳しい言葉のシーンが数多く含まれています。読者はこれに賢明に応答することが期待されます。

Gambar: iStock | Pembuat: Hogege | Kredit: Getty Images/iStockphoto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gambar: iStock | Pembuat: Hogege | Kredit: Getty Images/iStockphoto

Kizami mondar-mandir di lorong. Tangannya mengepal kuat-kuat. Jiwanya mulai terganggu. Pikirannya pun ikut kacau. "Mereka harus mati! Mereka harus mati!"

Reyna yang berdiri di sisi lorong juga mulai takut kalau Kizami bisa saja berbuat nekat. Ia pun berusaha menenangkannya. "Tidak! Kau tidak boleh membunuh mereka. Janji padaku, kau tidak akan melakukannya. Ya?"

"Mereka sudah kasar padamu," kata Kizami. "Aku tidak akan mengampuni mereka." Napasnya berembus begitu cepat. Tersengal-sengal. Amarahnya semakin memuncak.

"Hentikan, Kizami-kun. Jangan lakukan apa-apa pada mereka. Kau lihat, aku baik-baik saja." Sikap Kizami membuat Reyna jadi panik.

Sementara itu Kizami tidak juga berhenti meracau dengan kalimat yang sama keluar dari mulutnya. "Mereka tetap harus mati! Para perundung itu harus mati!"

Reyna menghentikan mondar-mandir Kizami. Memegang kedua lengannya. "Tatap mataku! Lihat aku!" Kizami menatap mata gadis itu, yang sudah basah dengan tangisannya. "Aku baik-baik saja. Jangan membunuh lagi. Ya?"

Hati Kizami tengah berada di persimpangan emosi yang teramat rumit.

Kemudian Reyna memeluknya. "Janji, ya. Jangan membunuh mereka."

Kizami hanya diam. Ia mendekap Reyna. Hanya gadis ini yang mampu menenangkan jiwanya. Namun baginya, Asano dan gengnya sungguh tidak bisa ia maafkan.

🩸🩸🩸🩸🩸

Ketika jam pulang sekolah. Beberapa siswa memang ada yang tidak langsung pulang. Salah satunya adalah Yuna Satoshi. Ia pergi ke atap gedung sekolah. Memainkan ponselnya. Melakukan swafoto dengan pemandangan sekolah dari ketinggian. Tanpa disadarinya, ia tidak sendirian di atas sana.

Beberapa saat kemudian.

Orang-orang yang berada di halaman sekolah melihat seorang siswi terjun bebas dari atap gedung sekolah.

Orang-orang yang berada di halaman sekolah melihat seorang siswi terjun bebas dari atap gedung sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Bloody Secret (Tamat)Where stories live. Discover now