"Tapi kak , Jasmine takut karna ibu tadi membentak Jasmine. Dan Jasmine juga takut karna kakak tiba tiba membentak, Jasmine takut kak...." Ujar Jasmine yang sudah hampir menangis.

Leonard yang merasa bersalah kepada adik nya itu pun langsung saja kembali memeluk nya agar Jasmine bisa tenang. "Gak apa apa dek , maafin kakak ya... Kakak melakukan itu karna kakak marah. Lain kali kakak gak akan kaya gitu lagi , gak apa apa kalo kamu mau nangis... Pokok nya gak boleh ada yang bentak kamu lagi selama ada kakak."

Jasmine yang di besarkan dengan penuh kasih sayang dan di manja di keluarga nya yang harmonis menjadikan nya takut akan nada bicara membentak.  Bahkan diri nya pernah menangis hanya karna mendengar Leonard sempat berbicara membentak kepada papa nya saat beberapa tahun lalu, dan sekarang Leonard kembali membentak di depan nya yang membuat nya tampak ketakutan.

Setelah Jasmine sudah tenang , Leonard langsung saja melajukan mobil nya untuk menuju ke kantor nya karna tadi diri nya sempat meninggalkan meeting penting nya demi Jasmine.

~£~

Sesampai nya di kantor Leonard, Jasmine langsung saja diam di dalam ruangan Leonard, dan Leonard langsung kembali ke ruangan meeting yabg sedang di pimpin oleh sang papa. Tak lama kemudian, akhir nya meeting selesai saat beberapa menit Leonard sampai , Jasmine yang melihat ada Alvaro melintas ingin pergi dari Ezequiel Group langsung saja pergi kekuar ruangan sang kakak guna mengikuti Alvaro.

Jasmine mengikuti Alvaro sampai ke parkiran, saat diri nya melihat Alvaro menaiki mobil nya diri nya langsung saja kembali ke dalam karna khawatir jika kakak dan papa nya akan mencari nya. Saat diri nya akan kembali ke dalam , terlihat jika beberapa karyawan berlari menuju parkiran.

"Ada apa?" Tanya Jasmine keoada salah satu dari mereka.

"Handphone tuan Alvaro tertinggal di ruang meeting , nona muda...." Jawab nya.

Jasmine yang mendengar itu langsung saja memiliki ide untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. "Kemarikan handphone nya , biar saya yang mengembalikan nya... Saya sekalian ada urusan di luar."

Karyawan tersebut yang tak bisa membantah apa kata nona muda nya langsung saja memberikan handphone milik Alvaro kepada Jasmine.

"Jika papa dan kakak menanyai , kau jawab saja saya pergi untuk membeli manisan. Dan kemari kunci mobil kantor," ancam Jasmine sembari meminta kunci mobil kepada karyawan tersebut.

"Ingat apa yang saya katakan tadi, jika tidak tamat riwayat mu," ancam Jasmine lagi.

Karyawan yang mendengar ancaman Jasmine hanya bisa meneguk ludah nya dengan kasar karna diri nya tak menyangka jika nona muda muda nya akan mengancam nya seperti itu , dan mau tak mau diri nya harus menuruti nya karna demi keberlangsungan hidup nya.

Jasmine pergi sambil mengendarai mobil kantor dengan kecepatan sedang menuju ke gedung perusahaan milik Alvaro. Sepanjang perjalanan menuju perusahaan milik Alvaro, Jasmine tampak berseri seri setelah tadi harus bersedih. Jasmine sudah tak ingin melihat ekspresi wajah dingin nan berkarisma milik Alvaro.

"Aku akan datang tuan , tunggu lah aku," ujar nya sambil terus fokus ke arah jalanan yang agak padat.

.

Sedangkan di sisi lain , Alvaro yang sudah sampai di ruangan nya mendadak langsung saja menenggelamkan kepala nya di atas meja kerja nya lantaran diri nya merasa sangat pusing.  Wajah Alvaro tampak sangat merah seperti kepiting rebus, diri nya merasa jika tubuh nya sangat tidak nyaman.

HEI!! OM DUDA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang