74

178 11 5
                                    

❤︎

❤︎

❤︎

❤︎

❤︎

❣︎Farewell my Youth❣︎

❤︎

❤︎

❤︎

❤︎

❤︎

"Memang ganteng sekaligus suami idaman." Kau yang mendengar salah seorang gadis berceletuk demikian berhenti memandangi sosok laki-laki tersebut dan beralih menatap gadis tersebut yang memang tampak tengah memperhatikan laki-laki yang sama denganmu juga.

Kau merasa tak suka dengan gadis tersebut. Perasaan terkadang mampu membuat orang-orang merasa egois tak terkecuali dirimu. Bahkan kau tak akan menyangkal bila sahabat dekatmu berkata demikian ketika bibirmu berkata kalau kau ingin lelaki tersebut menjadi milikmu seutuhnya. Namun, meski demikian, mau tak mampu mengutarakan isi hatimu kepada dirinya. Bagimu, lebih baik pihak laki-laki yang mengutarakan perasaannya kepada sang perempuan apabila memang mereka memiliki perasaan yang sama.

Walau menjelaskan sepanjang itu, alasan sebenarnya tak jauh dari kalimat kalau kau tak mampu mengutarakan isi hatimu. Kau merasa malu bahkan berdiri didekatnya saja, memandang wajahnya saja yang tengah mendengarkan penjelasan guru, bermain sepak bola, dan mengerjakan tugas sekalipun tampak begitu tampan dan menawan. Degup jantungmu berdetak jauh lebih cepat ketika tak sengaja bertukar pandang dengannya. Ingin rasanya menjerit, namun tentu saja tak kau lakukan. Kau bisa dikeluarkan dari kelas jika berbuat demikian.

Beberapa kali kau mendapat tugas untuk piket bersama dengan dirinya. Beberapa kali juga kau mendapat tugas kelompok bersama dengannya. Dengan beberapa kebetulan tersebut, kau berasumsi kalau memang dirinya lah yang ditakdirkan untuk dirimu. Rasa waspadamu sedikit berkurang karena beberapa kebetulan yang lagi menurut dirimu adalah pertanda dari takdir kalau kau memang berjodoh dengannya. Beberapa kali pun kau berusaha untuk mengobrol dengannya dan menjadi lebih dekat.

Hingga suatu hari, tiba hari dimana kalian benar-benar lulus dari SMA, dengan kepintaran serta julukan murid teladan, kau amat sangat yakin kalau lelaki tersebut pasti akan diterima oleh Universitas ternama yang tentu saja pasti bergengsi. Sedangkan dirimu belum tentu mampu memasuki Universitas yang sama dengan dirinya. Dengan tekad yang sudah bulat, kau memantapkan hati dan berusaha meredam kegugupan, usai bel sekolah berbunyi, kau meminta lelaki tersebut untuk menunggu.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan [Y/N]?" Tanya lelaki tersebut dengan nada yang lembut dan lagi-lagi berhasil membuat jantungmu berulah. "Kita... Akan sulit untuk bertemu lagi, 'kan?"

"Secara keseluruhan kemungkinan besar seperti itu mengingat beratnya tugas dan betapa sibuknya dunia perkuliahan. Ada apa?"

"Nanti malam... Kau akan datang ke acara dansa, 'kan?"

Lelaki tersebut mengangguk, "Tentu. Moment terakhir masa SMA."

Kau tersenyum sebelum berkata, "Baiklah aku akan menunggumu malam nanti.

"Dengan raut wajah yang kebingungan, lelaki tersebut menganggukkan kepalanya sekilas sebelum menawarkan tumpangan kepadamu untuk pulang bersama. Namun, kau menolaknya dengan halus. Mau ingin mempersiapkan yang terbaik malam ini. Walau mungkin, kau tidak akan bisa pulang bersama dengan dirinya lagi di masa depan, namun, kau ingin terlihat cantik malam ini. Hanya untuk dirinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BoBoiBoy x You || ONE SHOT 🇨 🇴 🇲 🇵 🇱 🇪 🇹 🇪 ✔️Where stories live. Discover now