Bahan Taruhan

15.8K 61 2
                                    

"What the... " Wanita itu membelalak sambil menutup mulut. "Rhea???"

Sebelum penghuni kantor lainnya penasaran dan menyerbu ke ruangan Damian, wanita itu cepat-cepat menutup pintu. Wanita itu masih berdiri mematung mengamati keadaan Rhea.

"Saya kira kamu cukup pintar dibanding yang lain. Ternyata... Kamu terpeleset juga...," komentar wanita seusia Damian itu.

Wanita itu adalah Kaytra. Salah seorang anggota dewan direksi. Teman semasa kuliah Damian.

Rhea tahu wanita itu hanya menyindir. Sejak awal Damian merekrut Rhea, Kaytra sudah tidak menyukainya.

"Aku berani taruhan. Dia juga nggak bakal bertahan lama, Dami." Begitu kalimat yang pernah diucapkan Kaytra waktu pertama kali melihat Rhea di ruangan Damian.

Waktu itu, Rhea tidak tahu apa yang Kaytra maksud. Rhea mengira Damian adalah bos killer yang senang memarahi anak buahnya sampai satu persatu mengundurkan diri.

Rhea salah. Ternyata beginilah maksud Kaytra.

Kaytra berjalan mengelilingi Rhea. Stiletto putih yang dipakainya membuat Rhea merinding. Rhea takut kalau hak sepatu Kaytra tidak sengaja menginjaknya.

Hari itu, Kaytra memakai setelan blazer dan rok pensil sebatas lutus. Tubuhnya langsing tetapi berisi di tempat-tempat yang pas.

Wajahnya memang tidak terlalu cantik tetapi menarik dan menyenangkan dipandang. Meskipun bicaranya sedikit tajam. Kacamata model eyecat berbingkai turtle menambah stylish penampilannya.

Setelah puas mengelilingi Rhea, sekarang Kaytra melangkahi wanita yang telah resmi menjadi keset itu. Kaytra tertawa waktu melakukannya.

"Kenapa, sih, kalian begitu memuja Damian? Sampai jadi bodoh dan mau diperbudak sama dia?" Kaytra bertanya sambil berjongkok di sisi Rhea. "Apa di luar sana nggak ada pria lain yang lebih menarik? Apa karena dia kaya raya?"

Tentu saja Rhea tidak bisa menjawab. Wanita itu harus menahan sepatu Damian yang memenuhi mulutnya.

Seandainya bisa menjawabpun, Rhea tidak tahu jawabannya. Yang jelas, bagi Rhea, Damian memiliki daya tarik yang sulit untuk ditolak. Rhea malah terheran mendengar celoteh Kaytra yang keheranan.

Kaytra menggeleng sambil berdecak. "Kasihan banget. Pasti kamu tersiksa, ya?"

"Enghhh... " Rhea melenguh sambil memejam. Rasa nyeri kembali menerjangnya. Sementara itu, lonceng di hak sepatunya berbunyi.

Dengan jahil, Kaytra menarik-narik tali yang menghubungkan penjepit di putik kecil dan pucuk dadanya. Kaytra juga menggoda Rhea dengan mencoba menyingkirkan sepatu Damian.

Rhea menggeleng kuat-kuat. Rhea tidak mau mendapat hukuman lagi.

"Jadi, ini nggak boleh disingkirin? Nggak mau coba sepatu saya? Ini lebih lancip, lho," bisik Kaytra seakan Rhea tidak bisa melihat.

Wanita itu melepaskan sebelah sepatunya. Kaytra lalu mengusap-usap ujung sepatu juga hak tipisnya.

Lagi-lagi Rhea menggeleng. Matanya kembali tertuju pada jam yang tergantung di dinding. Seharusnya, Damian sudah kembali.

Rhea tidak mau wanita sinting kawan Damian itu menyakitinya. Rhea tahu Kaytra tidak menyukainya.

Sementara itu, Kaytra memotret dan mengambil video Rhea dengan handphone nya. Wanita itu lalu mengirimkannya pada seseorang.

Bukan tanpa alasan Kaytra tidak menyukai Rhea. Kaytra pernah beberapa kali melihat Rhea keluar masuk hotel bersama seorang pria yang Kaytra tahu sudah beristri.

Kaytra sendiri adalah korban perselingkuhan mantan suaminya. Dia ditinggalkan dalam keadaan hamil tua sepuluh tahun lalu.

Suami Kaytra saat itu bermain gila dengan anak buahnya. Kaytra menangkap basah mereka sedang berhubungan intim di mobil.

Kayra merasa terpukul. Kondisi psikisnya terganggu, fisik Kaytra juga menjadi lemah. Begitu juga dengan bayi yang dikandungnya. Anak yang telah ditunggu selama lima tahun pernikahan itu akhirnya meninggal sebelum sempat dilahirkan.

"Dami! Jangan bilang kamu minta aku ke ruanganmu hanya untuk melihat itu!" Rupanya Kaytra menghubungi Damian setelah mengirimkan foto dan video Rhea yang tadi diambilnya.

Kaytra tertawa. Entah apa yang dikatakan Damian.

"Jadi aku menang taruhan kan?" lanjut Kaytra seraya berdiri dan memakai kembali sepatunya.

"Yes, Kay! Kamu menang taruhan!" cetus Damian sambil membuka pintu ruangan.

Tubuh bagian bawah Rhea bersorak mendengar suara pria itu. Meskipun hatinya terasa nyeri.

Damian tersenyum miring saat tatapannya bertemu dengan Rhea. Damian mematikan ponsel lalu menyimpannya di saku jaket velvet nya.

Di belakang Damian bermunculan satu persatu pegawainya. Killi, Abel, Noel, dan dua orang office boy!

TBC...

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Apr 24 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Rhea (The Public Property)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz