Menjadi Keset

7.2K 25 0
                                    

Waktu makan siang tiba. Damian meninggalkan ruangan. Begitu juga dengan Noel, Abel, dan Killi. Mereka meninggalkan Rhea yang terbaring tak jauh dari depan pintu.

Udara dingin dari pendingin ruangan terasa menusuk kulitnya. Rhea sedikit menggigil.

Wanita itu juga meringis. Tubuhnya terasa nyeri sekaligus melayang.

Tubuh Rhea dibiarkan terbuka oleh Damian. Tidak ada sehelai benangpun yang menempel. Blus yang sebelumnya masih menghiasi tubuhnya sudah dirobek dan dibuang oleh Damian.

Pada bagian atas kedua bongkahan kembarnya, Damian menuliskan "welcome" dengan spidol. Begitu juga di bagian atas keintimannnya. Bukankah tulisan itu identik dengan keset yang biasa ditemui di rumah?

Selain itu, Damian meninggalkan sebelah sepatu yang tadi dipakainya di mulut Rhea. Sedangkan pasangannya diselipkan pada celah Rhea yang membuka.

Sepatu itu sebenarnya diletakkan di lantai..Hanya saja ujungnya terbenam di liang basah milik wanita itu.

Damian sendiri memakai sepatu koleksinya yang lain. Pria itu memang menyimpan beberapa pasang sepatu di ruangannya.

"Jaga sepatu saya, jangan sampai jatuh!" pesan Damian sebelum menutup pintu ruangan.

"Welcome" dan sepatu. Rhea benar-benar sudah menjadi keset.

"Nghhh... " Rhea melenguh. Rasa geli mendera bagian intinya.

Di dalam sana, sebuah benda kecil berbentuk telur terus bergetar. Berdesakan dengan ujung sepatu Damian yang mencegahnya keluar.

Cairan kepuasam meleleh keluar dari sana. Membasahi lantai di bawah Rhea.

Bukan hanya sepatu dan benda kecil itu, Damian juga meninggalkan penjepit di putik dan kedua labia mayora Rhea. Seutas tali masing-masing terhubung antara penjepit di bibir kanan dan kiri dengan lutut Rhea. Menjadikan liang intinya terbuka lebar dan mampu membenamkan sepatu Damian lebih dalam.

Penjepit putiknya terhubung ke kedua penjepit puncak dada dengan seutas tali. Membentuk huruf V.

Semua tali itu ditarik dengan kencang. Menghasilkan rasa nyeri dan pedih di antara kenikmatannya.

Damian juga mengikatkan sebuah lonceng. Masing-masing pada hak stiletto Rhea. Setiap kali Rhea bergerak, suara gemerincing memenuhi pendengaran.

Rhea baru tahu kalau Damian yang terlihat berwibawa itu ternyata memiliki selera tidak biasa. Rhea benar-benar tidak menyangka.

Damian seorang sadist. Dia menikmati kesakitan pihak lain secara s*ksual.

Rhea sendiri tidak keberatan. Rhea sudah bosan dengan rutinitas vanilla s*ks yang dijalani dengan pacarnya.

Hanya saja, Rhea harus menerima. Dengan statusnya saat ini sebagai property, Rhea tidak akan pernah merasakan hubungan s*ks yang sebenarnya dengan Damian.

Kalaupun kesempatan itu ada, kemungkinannya sangat kecil. Semua tergantung kemurahan hati Damian.

Mungkin juga Rhea harus membuat Damian mabuk. Itu pun kalau Rhea punya peluang dan keberanian untuk melakukannya.

Rhea hanya akan menjadi mainan Damian. Menjadi obyek eksplorasi dan fantasi gila pria itu. Sesuatu yang mungkin tidak akan dialami oleh pasangan sejati Damian.

Pintu ruangan diketuk dari luar. Handle pintu bergerak-gerak seperti hendak dibuka dari luar. Seseorang sedang mencoba masuk.

Mungkin itu OB yang tadi diminta Damian datang. Dia terlambat datang karena Damian sudah pergi.

Jantung Rhea berdebar keras. Khawatir kalau OB punya akses untuk masuk ke ruangan Damian.

Rhea tidak mau sampai terlihat dalam keadaan seperti ini. Terlebih, kemarin Rhea sempat bersikap ketus. Bagaimana kalau pria itu membalas dendam?

Wanita itu menilik jam yang tergantung di dinding. Tepat di atas pintu.

Masih setengah jam lagi sebelum Damian kembali. Itupun kalau pria itu langsung kembali ke kantor setelah makan siang.

Rhea hanya bisa pasrah menunggu. Perutnya sudah mulai lapar. Rhea juga haus.

"Ternyata begini rasanya menjadi keset..." Rhea menggumam.

Tubuh Rhea meremang. Jantungnya melompat tak beraturan.

Suara kunci terbuka menyapa pendengarannya. Perlahan, pintu didorong dari luar.

Rhea berharap itu Damian atau ketiga orang kepercayaannya. Merekalah yang sudah melihat Rhea dalam keadaan seperti ini. Rhea tidak sanggup kalau orang lain yang melihatnya.

"Yes, Dami. Aku sudah bisa buka pintunya. Thanks. Aku tunggu di dalam, ya."

Seketika tubuh Rhea menegang. Itu suara seorang wanita yang Rhea kenal...

TBC...

Rhea (The Public Property)Where stories live. Discover now