bab 1

17 14 2
                                    

suara Lonceng itu bergetar dan berbunyi ketika seseorang membuka pintu cafe ashel.

Ting! Ting!

dengan senang ashel menyapa nya dengan ramah "selamat datang di cat cafe!" ucap nya menyapa riang pengunjung yang masuk ke dalam, orang orang tersebut membalas dengan tersenyum ramah kepada ashel.

"lu gak capek setiap ada pengunjung lu ngomong gitu? gue aja yang liat nya capek" ucap Kirana kakak perempuan ashel.

"gak kak, ini juga demi cafe kita, supaya orang orang nyaman dengan keramahan kita" jawab ashel dengan senyum manis nya.

"kita? ini cafe milik Lo sendiri, Lo bangun pake uang tabungan Lo sendiri dan Lo sendiri yang ngembangin sampai ramai gini"

ashel tertawa kecil, lalu tersenyum kembali kepada sang kakak, ashel berjalan dan duduk di samping Kirana lalu mengedarkan pandangan nya ke orang orang yang sedang bermain dengan kucing, yang sedang menyeruput teh hangat nya.

"aku bangun toko ini bukan karna kepentingan pribadi aku sendiri, tetapi karna aku mau bantu bantu kakek yang udah tua, aku kasian liat kakek harus jualan kesana kemari terlebih lagi kaki kakek udah gak bisa jalan lama, jadi aku inisiatif bangun cafe ini demi kita kak, aku bilang kita karna cafe ini milik aku, kak Kirana, dan kakek" ucap nya.

sang kakak hanya terdiam dan memutar bola mata nya malas "alay lu, gue mau ngampus dulu thankyou buat cofe nya"

ashel mengikuti Kirana berjalan sampai depan pintu cafe, lalu melambaikan tangan nya ke sang kakak saat Kirana memasuki taxi yang ia berhentikan tadi di pinggir jalan.

sorot mata ashel tak sengaja melihat bunga tulip yang indah berada di samping toko milik nya. itu adalah toko milik alin "alin flower" ashel dan alin juga sudah kenal satu sama lain sejak alin kedatangan tetangga toko baru di dekat nya itu.

ashel berjalan menuju ke toko alin, beberapa pot pot bunga terjejer di depan toko nya, juga ada bunga yang di tanam secara langsung di tanah, ia memegang bunga tulip yang di pajang depan toko itu. "hai shel" sapa alin saat keluar dari toko nya.

"ehh.. hai juga alin, maaf kalau aku lancang megang bunga nya" ucap ashel tak enak saat lancang memegang bunga nya.

"eh gakpapa selagi gak lu rusakin gue gak bakal ngusir Lo kok" ucap alin sambil tertawa.

mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan toko alin, pria tersebut keluar dan melepaskan kacamata hitam yang ia tadi pakai, alin dan ashel serentak berbalik melihat pria tersebut.

tak butuh waktu lama alin berlari dan kemudian memeluk pria itu , dengan sigap pria itu menangkap tubuh alin dan membalas pelukan nya.

ashel tersenyum melihat kedua nya sangat romantis, ashel pikir itu adalah sang kekasih alin.

"shel kenalin, ini sepupu aku" ucap alin memperkanalkan pria tersebut.

"dhafian Cakra Aditya" ucap nya memperkanalkan diri.

"ashelia senjana kak, salam kenal" ucap ashel lalu tersenyum ramah.

"oh shit!"

"panggil gue Cakra aja"

"iyaa kak"

"ADUHH JANGAN KAK DONG, KITA ITU SEUMUR TAU" ucap alin saat mendengar ashel memanggil sepupu nya itu dengan sebutan kak.

"jurusan apa" tanya Cakra

"cak, kalau mau lanjutin ngobrol nya jangan di sini mending di dalam aja deh, gak enak sama ashel masa ngomong di depan toko bunga gini"

ashel hanya diam, tak enak menolak ajakan mereka, dia juga mempunyai kariawan di cafe nya jadi tanpa ashel di sana, pengunjung masih tetap bisa memesan.

Mereka bertiga jalan beriringan masuk ke dalam toko alin, aroma bunga langsung menusuk hidung ashel, ashel suka bunga! apa lagi bunga nya adalah bunga Daisy.

secara tanpa sadar kedua kaki nya itu membawa ashel berjalan ke tempat dimana bunga bunga Daisy berkumpul.

ashel mengambil bucket Daisy itu lalu tersenyum bahagia, lalu tak lama ia berfikir apa yang sedang dia lakukan? "tunggu! apa yang aku lakukan? astaga bagaimana ini suka khilaf kalau liat Daisy"

"SHELL!!" teriak alin di sebrang sana yang sedang duduk di kursi kasir.

ashel menghampiri alin dan Cakra yang sedang menyeruput kopi buatan alin tadi.

alin yang sedang duduk di kursi kasir, sedangkan Cakra dan ashel duduk di sofa tak jauh dari kasir dengan sebuah meja mini berbentuk bundar.

"lu suka Daisy?" ucap Cakra tiba tiba yang mengejutkan lamunan ashel

"hah?, apa maaf aku gak dengar"

"lu tuli?"

alin melemparkan sebuah bunga yang sudah layu ke arah Cakra dan mendarat tepat di muka Cakra "LIN APA-APAAN SIH" ucap Cakra marah.

"lagian! lu bilangin ashel tuli bisa sopan dikit gak?"

ashel yang tak enak hati, lalu melerai kedua nya "udah gakpapa tadi salah aku kok, ngelamun maaf sekali lagi" ucap ashel menunduk.

"udah gapapa shel sekali sekali Cakra di kasih pelajaran" mata nya kemudian beralih menatap Cakra yang sedang menatap nya juga "lu kabur lagi kan? ada masalah apa lagi dengan Tante Arumi alias nyokap Lo" ucap alin seolah tau dengan kedatangan Cakra di toko nya, biasa nya setiap ada masalah pasti Cakra akan menemui alin, atau datang ke toko alin.

Cakra dan alin sudah seperti saudara adik kakak, walau status nya hanya sepupu, tetapi persaudaraan mereka sangat kuat, Cakra tau apa yang terbaik untuk alin sepupu perempuan nya itu, maka Cakra tak akan segan segan jika ada cowo yang berani menyakiti hati alin.

"gak sengaja ngebunuh kucing nyokap"

ashel terkejut mendengar itu lalu spontan berbalik ke arah Cakra "kenapa?" tanya Cakra saat menyadari ashel sedang menatap nya dengan tatapan shock

alin Bangun dari duduk nya dan berjalan menghampiri Cakra, mencubit telinga Cakra sampai memerah "LU GILA YA?! KUCING LO BUNUH? LU GAK PUNYA HATI APA JADI ORANG YA WAJAR LAH NYOKAP LO MARAH, GILA SIH" ucap alin memarahi Cakra

"dengerin gue dulu ngapa sih jangan main nyosor nyubit telinga gue"

"YA LO--" ucapan alin terpotong saat ashel memberanikan diri nya berbicara "maaf Lin, tpi kita dengar penjelasan nya Cakra dulu gapapa"

"jelasin!" ucap alin

Cakra menarik nafas nya dalam dalam.

😼🌼

cat cafe asheliaWhere stories live. Discover now