Hud : Prolog

76 9 2
                                    

Sekujur tubuh halus yang berbalut selimut putih itu diperhatikan. Mata yang terpejam rapat, hidung mancung terletak dan seulas bibir yang merah mencuit hatinya. Entah kenapa, timbul rasa kasih dan sayang jauh di sudut hatinya.

Bibir tua itu tersenyum.

"Putih betul kulitnya."

"Ikut bapak dialah agaknya," bidas satu suara.

Tak terkesan dengan nada sinis yang dilontarkan, dia tunduk mengucup perlahan ubun-ubun yang masih lembut itu.

Anak ini... bukti nyata kerakusan seorang insan yang tewas terhadap dirinya sendiri. Namun dia tahu, sehelai kain putih yang Tuhan kirimkan kepadanya ini bukanlah kain yang layak diinjak-injak dan dihukum atas kesalahan manusia lain.

"Hud Zarrar," bisiknya.

"Apa, pak?"

"Hud Zarrar. Cucu aku, Hud Zarrar."

.

Coming soon.

Hud Zarrar : Untold Story [ongoing]Where stories live. Discover now