Khasus anak-anak yang tergigit ular biasanya butuh waktu pemulihan 1-2 minggu, berbeda dengan orang dewasa biasanya butuh waktu lebih lama.

"Kenapa bisa di gigit sih nak?" Tanya Arrow.

"Ian lagi petik bunga sama Theo, buat Ian kasi ke Daddy. Tapi Ian gatau kalau dibunga-bunganya ada ular, jadi Ian digigit deh" Jawabnya.

Arrow jadi bingung ingin kesal atau gemas, kesal karena sang anak ceroboh, tapi gemas saat melihat wajah polos itu, terlebih alasan yang anaknya buat. Mengambil bunga untuk diberikan padanya, bukan kah itu sangat manis sekali.

"Lain kali jangan ceroboh ya, Daddy hampir jantungan pas nerima kabar dari abang kalau anak Daddy yang satu ini digigit ular" Balas Arrow.

Abian mengangguk pelan.

"Maaf ya Dad, Ian gak denger omongan Daddy" Ucapnya.

"Gak papa nak, lain kali harus lebih hati-hati" Tutur Arrow.

Suara pintu yang terbuka cukup kuat, membuat keduanya menatap pelakunya. Terpampang jelas wajah Cleon yang tidak santai dan terkesan berantakan.

"Abang..." Lirih Abian, sedikit meringis melihat penampilan Cleon yang tidak karuan itu.

Cleon tidak merespon, pria dua puluh tahun itu mendekati brankar adiknya.

Cleon memegang kedua pipi adiknya, pelan karena ada selang nasal disana. Lantas mengecup lama dahi Abian, hingga membuat Abian diam saja.

"Ian gak papa" Ujar Abian, anak itu tau Cleon kalau gini pasti lagi khawatir.

Arrow sampai menggeleng melihat anak sulungnya.

"Nanti bibir kamu nyatu sama dahi adik mu, Cleon" Tegur Arrow saat si sulung tak kunjung selesai mengecup dahi Abian.

Cleon lantas berdiri tegap lagi, lalu menatap kaki adiknya yang bengkak dan tengah di imobilisasi itu. Pria itu mengusap wajahnya kasar, seolah Cleon adalah manusia paling prustasi dimuka bumi ini. Padahal kondisi Abian sudah jauh lebih baik, karena anak itu mendapat penanganan terbaik di rumah sakit, tentu saja atas permintaan Tuan Arrow yang terhormat.

"Abang ngomong...Ian takut liatnya kalau gak ngomong-ngomong" Cicit Abian karena Cleon tak kunjung bersuara. Abian hanya takut Cleon marah padanya.

Arrow tersenyum tipis mendengar cicitan lucu itu.

"Gak marah, cuman khawatir" Ucap Cleon membuat senyum Abian merekah.

"Ian kira marah" Balas Abian.

"Udah makan?" Tanya Cleon.

"Udah tadi disuapin sama Daddy" Jawab Abian.

"Kembar mana?" Tanya Cleon pada sang ayah.

"Mansion kedua, mungkin ngamuk" Jawab Arrow santai. Pria ini memang sudah biasa dengan anak kembarnya, keduanya itu sedikit keras mirip Albert adiknya. Cleon mengangguk pelan mendengar jawaban ayahnya.

•••

Langkah kaki itu membuat maid yang kebetulan lewat menunduk hormat. Tubuhnya tegap dengan tatapan tajam, rahang tegas mirip dengan Arrow.

Laki-laki itu mendudukan tubuhnya pada sofa diruang tengah. Matanya memandang lurus pada keponakannya yang terengah didepan sana.

Ivan lebih dulu menyadari kehadiran Albert.

"Pi suruh abang berhentilah" Ujar Ivan, anak itu sudah lelah meminta abangnya berhenti memukuli penjaga.

"Biarkan saja dulu" Balas Albert santai.

Senyumnya malah terbit saat melihat tangan Evan yang penuh darah.

Ivan tak lagi bersuara, remaja itu malah mendudukan tubuhnya di sebelah Albert, ikut menonton abangnya yang mengamuk.

"Kenapa Evan bisa ngamuk?" Tanya Albert, tadi ia mendapat pesan dari Ivan. Kalau keponakannya yang satu itu ngamuk di Mansion kedua abangnya, tapi Albert belum tau alasannya.

"Adek di gigit ular di area taman belakang, ya gitu marah dia" Jawab Ivan.

Dahi Albert mengernyit bingung.

"Adek? Sejak kapan kau menyebut dirimu adek? Lalu kau digigit ular?" Tanya Albert.

Ternyata anak kedua Morgan ini tidak tau mengenai Abian. Morgan sendiri adalah ayah kandung dari Arrow dan Albert.

"Astaga, bukan Pi. Adek yang aku maksud itu Abian, anak angkat daddy" Jawab Ivan.

"Ivan pikir Papi udah tau" Timpalnya.

Albert terkekeh.

"Daddy mu punya anak baru, tega-nya dia tidak mengenalkannya padaku" Ucap Albert sambil mengeluarkan rokoknya.

"Evan berhenti" Seru Albert tegas.

Tangan Evan langsung berhenti diudara. Remaja itu berbalik menatap siapa yang memerintahkannya.

"Sudah cukup, bersihkan dirimu" Perintahnya lagi.

Evan berdecih namun tetap nurut dan pergi menuju lantai dua letak kamarnya di Mansion kedua.

Albert menikmati setiap hembusan asap rokok yang ia hasilkan. Sedangkan Ivan hanya diam saja didekat paman rasa ayah keduanya itu.

"Apa dia menarik?" Tanya Albert.

"Menurut Ivan iya, lucu soalnya" Jawab Ivan yang tau kemana arah pertanyaan itu.

Albert mengangguk pelan, pria itu menatap penjaga yang mulai dibantu pergi dari ruang tengah, keadaan mereka semua benar-benar buruk.

"Papi harus lihat sih" Ujar Ivan.

"Benarkah?" Respon Albert.

"Ya, dia benar-benar lucu. Daddy saja berubah jauh setelah bertemu Abian" Ucap Ivan semakin membuat Albert penasaran.

Senyum licik terbit disudut bibirnya.

"Sepertinya mengganggu daddy mu kali ini akan lebih seru" Ujar Albert membuat Ivan menggeleng pelan.

¤¤¤

•••JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🙏

KATRESNAN [END]✔Where stories live. Discover now