3.

397 24 7
                                    

"Duh panas gila. Nusuk banget cahayanya ke mata, mana kepala gua mulai pusing lagi. Si Callie tega bener, kaya yang punya dendam pribadi."

Sudah ada separuh dari jam pelajaran Ella berdiri menghadap ke bendera di lapangan.

Ia bahkan mulai sedikit kehilangan keseimbangannya. Kepalanya mulai merasakan pusing, namun Ella masih sanggup menahannya karena jam istirahat hanya tinggal beberapa menit lagi.

_ _ _

KRINGG!!

Bel jam istirahat pertama sudah berbunyi.

Amanda yang mendengar itu langsung tersenyum senang, ia segera merapihkan buku dan peralatannya lalu memasukannya dalam tas. Ia segera mengambil uang pada saku rok nya dan bersiap untuk berdiri dari tempat duduknya.

"Eh Sel, gw ke kantin duluan ya! Gakuat gw tenggorokan seret banget kek gurun pasir."

"Syap pak bos."

Amanda berjalan keluar kelas terlebih dahulu. Giselle dan beberapa murid lain masih berada di dalam kelas, ia berkata akan menyusulnya nanti, karena ia masih harus membaca ulang materi pelajaran tadi.

Baru saja ia berjalan beberapa langkah di lorong depan kelasnya, ia pun melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Amanda melihat ke arah lapangan, postur dan rambutnya tampak familiar.

Ia memicingkan matanya untuk memastikan, siapa yang sedang berada ditengah lapangan itu. Amanda membulatkan matanya saat mengetahui siapa itu, "El!" ucapnya sedikit berteriak karena jarak dari lapangan ke lantai dua yang lumayan jauh.

Mendengar ada suara yang memanggil namanya, Ella pun berniat untuk menoleh ke arah suaranya.

Tapi, baru saja ingin menoleh, tiba tiba keseimbangannya hilang dan pandangannya mendadak gelap. Tubuh Ella yang sudah kehilangan keseimbangan langsung jatuh kebelakang, kepalanya membentur permukaan lapangan yang keras itu.

"Weh, Ella!!"

Amanda langsung berlari melewati lorong dan menuruni tangga dari lantai 2 sampai ke bawah. Amanda dengan cepat menghampiri Ella yang sudah tergeletak tak sadarkan diri di lapangan. Nafasnya memburu sangat cepat, ia panik sekaligus lelah karena berlarian menuruni tangga.

Ia langsung mengangkat kepala Ella dan menaruhnya di pahanya. Amanda berkali kali menepuk pipinya, berusaha menyadarkan Ella yang pingsan.

"El bangun El, jangan bikin gua panik gini!"

Callie yang baru keluar dari ruang osis setelah jam pelajaran di kelasnya selesai pun berniat untuk mengembalikan tas Ella yang tadi ia simpan di ruangan osis, namun saat ia melihat kearah lapangan, Callie segera berlari menuju lapangan. Meninggalkan tas Ella yang tersimpan di dekat pot tanaman.

Plak!

"Man Ella kenapa?!" panik Callie yang memukul bahu Amanda.

"Aduh! Gatau Cal, tadi tiba tiba dia jatoh ke belakang!" balas Amanda yang sama paniknya dengan Callie.

Mendengar respon dari Amanda, Callie memukul lagi bahu Amanda dengan kencang.

"Ya bawa ke UKS lah bego!"

"Aduh!.. Sakit Cal jangan nabok mulu napa!"

"CEPETAN MANDA!!"

Amanda segera menggendong Ella untuk membawanya ke UKS karena ia takut diamuk lagi oleh si Osis ini. Beberapa murid yang baru keluar dari kelas pun bingung dengan apa yang mereka lihat di lapangan.

Complicated LoveМесто, где живут истории. Откройте их для себя