CHAPTER 2. Passing Shadows.

130 17 8
                                    


Terhitung 1 bulan sudah semenjak Harry kembali ke wujud bayi nya dan tinggal serta menghabiskan waktu nya bersama dengan kedua orang tuannya di yang masih hidup di masa yang sekarang ini.

Sejujurnya Harry sangat menyukai kehidupan barunya, atau lebih tepatnya kehidupan di kesempatan keduanya di kembali ke kehidupan nya yang semula.

Ia sangat bersyukur, karena di kesempatan keduanya ini ia di berikan waktu bersama dengan kedua orang tuanya yang tidak pernah ia rasakan di kehidupan sebelumnya secara sadar.

Hari ini adalah haru sabtu, hari menjelang penghujung weekend. Ibunya memberi tahunya bahwa hari ini akan ada teman teman ayahnya yang akan menemani weekend mereka.

Mendengar itu Harry tidak ambil pusing, saat mendengar kata 'teman-teman ayah'nya, orang-orang pertama yang ada di pikirannya tentu saja para sahabat ayahnya : Sirius Black, Remus Lupin, dan tentu saja, Peter Pettigrew.

Harry benci fakta bahwa Peter Pettigrew masihlah bagian dari sahabat ayahnya.

Hari itu tepat pukul 08.15 pagi, bel kediaman mereka berbunyi, mengalihkan perhatian kedua orang dewasa di dalamnya yang sedang menyuapi putra tunggal mereka.

"TINGGG...TINGGG...TINGGG..."

"Itu pasti mereka, akan aku bukakan pintunya." Kata Lily Potter née Evans, ibu Harry Potter, mengalihkan kedua tangannya yang semula sedang menyuapi putranya lalu beranjak dari kursi sembari mengalihkan mangkuk bayi di tangannya kepada suaminya, yang mulai menunjukkan wajah kesalnya setelah mendengar suara bel yang tidak berhenti hentinya di bunyikan, membuat seisi rumah di penuhi oleh dentibgan bel itu.

"Astaga, sepertinya mereka harus di ajari sopan santun saat menginjakkan kaki ke rumah orang." Dengus James Potter, suami dari Lily Potter tersebut, menyuapi putranya dengan perlahan.

Tepat setelah pintu depan terbuka, langsung terlihat keempat laki laki berperawakan sama seperti James yang masuk dengan semangat ke dalam rumah, atau dapat Harry bilang tergesa-gesa? Sedikit menghiraukan Lily yang baru saja membuka pintu rumahnya, alhasil menciptakan tatapan tajam dari wanita berambut pirang kemerahan itu.

"HALO HARRY DEAR!" Ucap salah satu dari mereka, sedikit berteriak sebenarnya, wajahnya tidak dapat menyembunyikan wajah kelewat semangatnya menghampiri keponakan kecilnya. Bisa tebak itu siapa? Sirius Black! "Astaga, putra baptis ku sudah mulai memakan makanan bayi, REMUS, DIMANA KAMERA? Aku harus mengabadikan momen ini di pajang di meja kerjaku."

"Demi jenggot Merlin, Sirius, yang benar saja, jangan bilang kau akan mengambil gambar juga di saat Harry mengucapkan kata pertamanya. Tidak setelah gambar yang kau ambil terakhir kali saat Harry melakukan tengkurap pertamanya." Ucap Remus sedikit malas meladeni sahabatnya, namun lengannya tetap mengeluarkan kamera dari tasnya dan memberikannya pada sahabatnya itu.

Menerimanya, laki laki bermarga Black itu segera mengabadikan moment tersebut.

"Katakan 'Merlin mencium Godric Gryffindor'." Ucapnya asal lalu memencet salah satu tombol pada kamera itu, yang hanya di balaskan pelototan tajam dan malas dari orang Yang ada di dalam foto tersebut bersama putranya yang sedang mencoba mengunyah bubur bayinya walaupun ia sadar bahwa sebenarnya itu tidak di perlukan, tidak tau itu malah membuat dirinya terlihat sangat menggemaskan di mata orang-orang.

"Astaga, manis sekali bayi ini." Ucap Peter Pettigrew singkat, mencoba memuji anak laki-laki dari sahabatnya itu, namun malah menghasilkan perubahan ekspresi tajam dan tidak suka dari bayi di depannya.

"Astaga Peter, sepertinya Harry tidak menyukaimu. Lihatlah perubahan pada wajahnya." Ucap Sirius, tidak benar benar serius namun entah mengapa malah membuat Peter merasa hal tersebut benar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Destiny's Second ChancesWhere stories live. Discover now