~ Last Chapter ~

12.2K 414 5
                                    

Extra Part

Author POV

Kini tepat tanggal 15 Oktober. Ali dan Prilly akan menikah. Mereka menikah di Jakarta. Karena keinginan Prilly, sebenarnya mereka akan menikah di California namun Prilly bersihkeras untuk menikah di Jakarta saja. Karena Prilly sangat ingin akhirnya Semuanya pun akhirnya setuju dengan keinginan Prilly itu. Tapi dengan syarat Prilly mau pre-wed dilaksanakan di California.

Kini Prilly sedang ada diruang rias. Prilly terlihat sangat cantik dengan gaun warna silvernya yang dihiasi berlian. Ini kemauan Ali yang tanpa Prilly tau sudah bilang kepada designernya. “Cantik sekali anak bunda. Ingat sebentar lagi kamu sudah bersuami sayang. Surga ada ditelapak kaki suamimu nantinya. Jadi, jangan menolak keinginan suamimu. Kamu harus patuh sama Ali.” ucap bunda. “Siap bunda. Prilly akan menjadi istri yang baik untuk Ali, suami Prilly.” Balas Prilly. Kemudian bundanya itu memeluk anaknya. Setelah itu tugas Ully dan Rizal selesai karena telah menikahkan ketiga anknya. “Ayo nak, kita sudah ditunggu.” Ucap bunda. Prilly menganggukkan kepalanya. 

Prilly keluar dengan elegant dan anggun bersama ibundanya. Ali yang mellihat permaisuri nya sangat terkagum karena kecantikan istrinya pagi ini. Tak terasa Ali memandang Prilly dalam diam, Prilly sudah berada disampingnya. “Bagaimana? Bisa kita mulai?” tanya bapak penghulu. Ali mengangguk mantap. Rasanya sangat gugup namun, Ali menepis semua itu. Ali mengulurkan tangannya menjabat tangan penghulu didepannya itu. “Baik. Bismillahhirrohmannirrohim. Saya nikahkan Prilly Latuconsina binti Rizal Latuconsina dengan Aliando Syarief bin Muhammad Syarief dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai.” Ucap sang penghulu. “Saya terima nikahnya PrillyLatuconsina binti Rizal Latuconsina dengan maskawin tersebut dibayar tunai.” Ucap Ali satu napas. “Bagaimana para saksi? SAH?” tanya penghulu. “SAH.” Jawab mereka serentak. Kini keluarga Ali dan keluarga prilly saling tersenyum. Lalu Prilly mencium tangan suaminya dan Ali mencium kening istrinya. Tak terasa acara akad nikah pun berjalan dengan lancar. Lalu setelah acara yang sangat sakral ini selesai mereka berfoto bersama. Setelah benar – benar selesai mereka bergegas pulang karena masih ada acara resepsi yang akan lebih banyak tamunya. 

Kini Ali dan Prilly sudah berada didalam mobil. “Aku bahagia banget deh hari ini. Akhirnya kita nikah juga.” Ucap Prilly. “Iya sayang. Aku juga bahagia banget. Apalagi istri aku tadi cantik banget.” Ucap Ali menggoda sembari mengelus puncak kepala Prilly. “Aku kan emang selalu cantik.” Ucap Prilly pede. Tapi memang benar. Both saling bercanda didalam mobil sehingga gelak tawa menemani perjalanan mereka. 

Setelh sampai dirumah keduanya langsung masuk kedalam kamar. Mungkin sudah lelah. Setelah berganti pakaian mereka terlelap. Kini Ali tertidur dengan posisi memeluk Prilly. Mereka sangat terjaga dalam tidurnya. 

~~~~~

Malam hari nya tiba. Kini Prilly dan Ali sudah berada di hotel berbintang 5, hotel milik Prilly sendiri. Convention hotel ini didekor seindah mungkin dengan dominan warna gold dan lampu warna kuning cerah yang mampu mengubah warna kulit hitam menjadi bright skin. Kedua pengantin pun menyamakan warna ruangan itu #mksdnya bajunya#. Satu persatu dari tamu mereka yang sangat banyak itu menghampiri mereka dan mengucapkan selamat atas penikahan mereka. Berjam jam Ali dan Prilly berdiri. Apalagi Prilly yang menanggung beban dikakinya dengan high heels yang tinggi demi menyamai suaminya. Bajunya sangat gemerlapan diruang itu. Tangan Prilly pun tidak lepas dari genggaman tangan suaminya. Tiba – tiba ada yang menepuk pundak Prilly. Prilly menoleh terkejut. “Gritte!!!” Prilly tak menyangka Gritte pun datang keacara pernihakannya itu. Ali tersenyum. “Hai Prill! Lo nikah gak ngundang gue ya!! Mana lo pergi tanpa kasih gue kabar lagi!” ucap Gritte. “Lah nih lo diundang.” Ucap Prilly polos. “Ali yang ngundang gue. Oh ya kenalin, nih tunangan gue. Arif.” Ucap Gritte. “Oh lo udah tunangan?” ucap Prilly dan Gritte mengangguk. lalu Prilly menjulurkan tangannya pada tunangan Gritte. “Prilly..” ucap Prilly. Arif membalas uluran tangan Prilly. “Arif.” Lalu mereka tersenyum. Lalu Prilly menyentil kecil tangan Ali bertujuan agar Ali menoleh kearahnya karena Ali terlalu asik berbincang dengan temannya. “Apa sayang?” tanyanya. “Kamu ini. Lupa sama aku?” ucap Prilly. Ali hanya tersenyum kecil lalu merangkul pinggangku posesif. Aku sangat senang dengan perlakuannya ini. “Gritte, bagaimana dengan ibumu?” tanya Prilly. “Alhamdullillah Prill. Belliau sehat sekarang.” Balasnya. “Alhamdulillah kalau gitu.” Balas Prilly pula. Mereka terhenyak dalam perbincangan kami ini. Dan kini tiba saatnya untuk berdansa karena lampu dipadamkan hanya tersisa lampu ber watt kecil. Persetan ada Gritte dan Arif, Ali langsung menggandeng tangan Prilly dan membawa Prilly pada lantai dansa. Ali membawa tangan yang digenggamnya tadi ketengkuk lehernya dan mengalungkannya dilehernya. Ali merinding merasakan sentuhan Prilly. Lalu Ali merangkulkan tangannya dipinggang Prilly dan menempelkan dahinya di dahi Prilly. Mereka mulai berdansa menikmati alunan musik ini. “I Love you.” ucap Ali. “Iloveyou too.” Ucap Prilly disela dansa mereka. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Yang Penuh Liku -Perbaikan-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang