Chapter 41

8.4K 429 0
                                    

Part 41

Sejak Ali berkunjung ke rumah prilly dan bertemu dengan ayah dan bunda Prilly, Ali menjadi sering bermain di rumah Prilly. Karena ia merasa sepi dan tidak ada kerjaan jika berada di rumahnya. Kini Ali semakin akrab dengan orang tua Prilly, bahkan mereka sering makan keluar bersama atau jalan – jalan. Ali dan Prilly juga sudah melewatkan ulangan kenaikan kelas. Hanya tinggal hitungan hari Ali dan Prilly akan berpisah. Mereka tidak ingin melewatkan waktu yang tersisa. 3 hari lagi mereka sudah berpisah, itu bukan waktu yang panjang untuk Ali dan Prilly. 

Kini Ali sedang bersiap untuk pergi ke rumah Prilly. Ali berjanji akan menemani Prilly berbelanja kebutuhannya selama di luarnegri. Ali sempat berpikir apa yang akan dilakukannya jika pujaan hatinya pergi meninggalkannya? Sanggupkah ia bertahun tahun tidak bertemu moodboster nya? Sanggupkah jika ia akan kehilangan Prilly nantinya? Tetapi Ali berusaha menepis perasaan itu semua. Ali yakin semua akan berjalan dengan lancar dan rencananya akan berjalan sesuai perkiraannya. Ali akan berusaha untuk tidak mengkhianati pujaan hatinya untuk yang kedua kalinya. 

Kini Ali sudah sampai dihalaman rumah Prilly. Tampak Prilly sudah duduk di kursi terasnya. Tampak ia sudah menunggu kedatangan Ali. “Hai sayang.” Sapa Ali dengan senyum manisnya yang mengembang. Prilly mengalihkan pandangannya dari handphone nya serta menatap Ali dengan senyum manisnya pula. “Hai juga sayang.” Balas Prilly. “Kamu udah lama nunggu?” tanya Ali lembut. “Belum kok. Aku juga baru siap. Ya udah yuk ntar kemalaman.” Jawab Prilly dan mendapat anggukkan dari Ali. lalu Ali menggandeng tangan Prilly dan bergegas menuju mobil Ali. 

Suasana mobil sangat ramai kali ini walau mereka hanya berdua. Karena Ali selalu dapat mengundang tawa Prilly hingga Prilly tidak kuat untuk terus tertawa. Ali sangat lucu ternyata. Ali berusaha mengukir kenangan indah di akhir akhir pertemuannya dengan Prilly. Ali sangat bahagia melihat kekasihnya tertawa riang seperti saat ini. “Kamu mau belanja dimana?” ucap Ali ketika tawa Prilly sudah mereda. “Ehm, dimana aja deeh.” Balas Prilly mendapat anggukkan dari Prilly. Tujuan Prilly hanya mencari centro dan hypermat atau carefour saja, jadi Prilly menganggap jika itu semua mudah didapatkan di kota metropolitan ini. 

Kini Ali dan Prilly telah sampai disalah satu mall terkenal di kota metropolitan tempat mereka tinggal. Ali setia menemani Prilly, kemanapun kaki Prilly berjalan dengan membawakan sebagian belanjaan Prilly. Lalu Prilly terhenti sejenak, “Sayang, makan yuk. Aku laper.” Ucap Prilly dengan menampakkan deretan gigi rapinya yang putih itu. Ali membalasnya dengan mengelus pucuk kepala Prilly dengan senyum manisnya. “Mau makan apa?” tanya Ali lembut, “Apa aja, yang enak pokoknya.” Jawab Pprilly. Ali tampak berfikir lalu segera menarik Prilly untuk keluar dari mall itu dan bergegas ke tempat yang sudah ada didalam otak Ali. setelah sampai di mobil Ali, mereka langsung bergegas dengan kecepatan sedang. 

Tidak lama kemudian mereka sampai disebuah bangunan dengan tinggi 10 lantai, tetapi seperti bangunan tidak di pakai. “Alii, ngapain kesini? Kan akunya laper, jadi kerumah makan dong.” Rengek Prilly sembari merangkul lengan Ali manja. “Iya kita makan, ayok.” Balas Ali dan langsung menarik Prilly yang masih merangkul manja lengan Ali. “Sayang, pelan – pelan.” Ucap Prilly lalu Ali memperlambat jalannya. Tempat ini sangat gelap hanya ada lampu di samping kanan dan kiri tangga untuk mencapai lantai paling atas. Setelah sampai di paling atas, Prilly terkejut dengan pemandangan yang sangat indah. Pemandangan kota Jakarta sangat terlihat dari atas sini. Prilly sangat takjub dengan ini semua, feelnya sangat dapat di tempat ini. “Kita di rooftop cafe, sayang.” Ucap Ali seolah tau yang akan Prilly ucapkan padanya. “Kamu suka?” tanyanya. “Suka banget sayang. Kok kamu tau tempat ini?” tanya Prilly pula. “Karena ini yang punya ayah sahabat aku. Aku ingat begitu saja dan ingin mengajakmu kesini. Duduk yuk.” Ajak Ali. prilly mengangguk dan mengeratkan rangkulannya pada Ali. mereka memilih tempat duduk di ujung dekat dengan mereka berdiri. Jadi, mereka dapat melihat semua keindahan malam ini. Melihat keindahan kita Jakarta yang tidak luput dari macet. Setelah puas memandang semua ini mereka memesan makanan dan tidak lama makanan pun datang. Memang sangat cepat penyajiannya tidak membuat pengunjung cafe ini menunggu dengan lama. “Kalau kelaparan kekasihku makannya belepotan ternyata.” Ucap Ali sembari menatap wajah lekat Prilly. Dengan sigap Ali langsung makanan yang menempel pada sudut bibir Prilly dengan jempolnya. Setelah Ali membersihkan jempolnya dia mengoleskan jempolnya di bibir ranum milik Prilly dan mata Ali fokus pada bibir itu #duh mesum. “Bibir yang cantik dan manis.” Ucap Ali dengan nada menggoda. “Ihh Alii. Banyak orang juga.” Balas Prilly dengan tersipu karena Ali menggodanya. “Biar. Aku tidak peduli.” Ucap Ali pula dengan senyum jahilnya. “Lihat saja kau Ali!” seru Prilly santai. Ali bergidik, apa yang akan Prilly lakukan padanya?. “Kau mau apa?” tanya Ali. “Tidak. Aku hanya berucap.” Jawab Prilly santai dan melanjutkan makannya. “Dasar barbie!!!” balas Ali dengan mengacak rambut Prilly dan turun ke pipi Prilly dan mencubit pipi chubby milik Prilly. “Sudah sayang. Lanjutkan makannya.” Balas Prilly lalu mereka melanjutkan makannya dan segera pulang.

~~~~~

“Makasih sayang udah mau temenin aku jalan malam ini.” Ucap Prilly ketika sudah sampai didepan rumah Prilly. “Sama – sama. Ini semua karena kita akan berpisah lama. Jadi, aku gunakan kesempatan ini untuk mengukir kenangan indah, barbie.” Balas Ali. “Alii pasti aku bakalan kangen banget deh sama kamu.” Ucap Prilly. “Iyaa aku juga. Yaudah gih sana masuk. Keburu malem.” Ucap Ali. prilly mengangguk dan tersenyum lalu keluar dari mobil Ali. saat Prilly sudah membuka pintu dan Ali menahan tangan Prilly. Mereka suda tidak berjarak ketika Prilly menoleh kebelakang. Dahi dan hidung mereka menempel, mereka hanya terdiam. Setela 5 menit mereka saling memandang, pandangan Ali beralih pada bibir ranum milik Prilly lalu beralih pada mata Prilly. Tidak membuang waktu Ali menyerbu bibir milik Prilly. Ali mencium bibir ranum milik Prilly, Prilly yang masih terdiam kini mengerti apa maksud pandangan Ali tadi. Lalu Prilly membuka mulutnya sedikit mmeberi jalan lidah Ali untuk masuk ke dalam bibir Prilly. Ciuman lembut Ali kini berubah menjadi lumatan yang lembut pula. Ali menyapu bibir Prilly dalam sekejap. Setelah lama mereka berciuman Ali sudah merasa nafasnya sudah tersenggal senggal, Prilly pun begitu #duh maafkan Ari, wkwk#. Lalu Ali melepas lembut ciuman itu dan mengelus bibir Prilly yang basah karena ludahnya lalu terpejam merasakan cinta Prilly. Dan Prilly juga terpejam merasakan cinta Ali. “I love you, barbie cantikku.” Bisik Ali di telinga Prilly. Prilly membuka matanya. “I love you too, sayangku.” Balas Prilly tersenyum. Pipi Prilly masih bersemu dengan merahnya karena ciuman Ali tadi. “Bagaimana? First kiss? Enak?” goda Ali. ada ada saja pertanyaan Ali membuat Prilly semakin tersipu. “Ahh Ali suadhlah jangan kau gida aku dengan kejahilanmu itu.” Balas Prilly. Ali tertawa gemas melihat gadis manjanya itu. “Yasudah, sudah malam. Kau masuk, tidur yang nyenyak sayang.” Ucap Ali. “Kamu juga ya. Aku sayang padamu. Aku cinta padamu.” Ucap Prilly. “Aku lebih mencintaimu sayang. Sudah sana, nanti kita begini terus, dan tidak akan ada habisnya.” Balas Ali. keduanya tertawa. “Aku masuk ya. Kamu hati hati.” Ucap Prilly saat sudah keluar dari mobil Ali. “Mimpiiin pangeran kamu ya sayang. Aku pulang dulu.” Ucap Ali dengan senyum manisnya. Senyum manis terakhir Ali untuk malam ini. “Baiklah.” Balas Prilly dengan senyum manisnya pula. Ali melihat punggung Prilly yang mendakati pintu rumahnya. Prilly membalikkan badannya dan melambaikan tangannya kepada Ali, Ali membalasnya dengan kiss bye. Setelah semua itu berakhir Ali melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Prilly dan menuju rumahnya. Jujur saja, dia sangat lelah menemani Prilly yang sedari tadi berputar mengelilingi mall. Tapi demi gadis pujannya Ali tidak mengeluh sediktpun. Ali tetap menampilkan wajah bahagianya. Bagaimana tidak, jika Ali tidak menemani Prilly dan Prilly pergi bersama Mila, sama saja Ali sudah mengorbankan satu waktu bersama Prilly disisa waktu mereka bersama. Ali tidak mau sisa waktu ini terbuang sia sia. Se-lelah apapun itu Ali tidak peduli, toh dia pergi bersama pujaan hatinya. Dia tidak akan merasa lelah karena wajah bidadarinya itu yang selalu membuatnya semangat. Dan Ali tidak tau apa yang akan dilakukannya jika bidadarinya sudah benar – benar pergi dari kota ini. Mungkin dia akan menyibukkan dirinya dengans sahabatnya dan sekolahnya. Mngkin hanya itu. 
“Aku disini tetap menjaga hatiku untukmu, karena aku tau kau pergi dengan membawa sejuta cintaku untukmu dan kau pergi untuk kembali. Bukan kau pergi tanpa membawa satupun cintaku dan melupakanku serta pergi untuk meninggalkanku selamanya.”

~~~~~

baru sempet nge post nih wkwkwk. vote dan comment terus ya readers, thanks .

salam sayang 

.

.

.

ari fajaryani

Cinta Yang Penuh Liku -Perbaikan-Where stories live. Discover now