Chapter 37

10.5K 505 7
                                    

Part 37

5 jam berlalu...

Operasi yang Prilly jalani sudah selesai dan berjalan dengan lancar. Kini Prilly sudah dipindahkan keruang VVIP. Namun, Prilly juga tak kunjung sadar. Ali terus setia menemani Prilly disebelah ranjang Prilly. Jangankan pulang, makan saja Ali tidak mau. Ali ingin ikut merasakan yang diderita Prilly, yaitu kelaparan. Walau tak seberapa tak sesakit saat Prilly dioperasi tadi. Mila terus membujuk Ali agar tetap ingin makan, tetapi Ali terus saja bersikekeuh pada pendiriannya. 

“Li, lo makan dong. Ntar Prilly sedih kalo tau elo belum makan!!” kata Mila memerintah dan memberi Ali masukan. Ali hanya mengangguk. “Mil, kok Prilly gak sadar – sadar sihh?!!!” tanya Ali pada Mila. “Mungkin efek bius Li, dan Prilly memang butuh istirahat. Lo gak pulang dulu Li? Lo dari pagi disini emang orang rumah gak nyariin elo?” ucap Mila panjang lebar. “Enggak Mil, lo lupa gue dirumah sendiri?” tanya Ali dengan wajah sedih. “Ya siapa tau pembantu lo nyariin elo Li, apalagi pembantu yang ngurus elo dari kecil.” Ucap Mila lagi, “Udah sih Mil, gue tinggal telfon rumah doang, gak perlu repot” ucap Ali agak kesal dengan Mila. “Tapi lo makan ya Li” ucap Mila lagi. “Iya Li, makan dong. Prilly pasti sadar Li. Kan operasinya juga udah lancar” ucap Kevin. “Gue beliin makanan ya Li, gak mau tau pokoknya lo harus makan! Yuk Vin” ucap Mila langsung pergi begitu saja dengan Kevin. 

Prilly POV

Aku sangat sedih melihat Ali yang sangat terpuruk. Coba kalo PR aku gak ketinggalan, coba kalo aku gak buru – buru ini semua gak akan terjadi. Bahkan Ali gak akan terpuruk seperti ini. Maafkan aku Li, buat kamu kayak gini. Aku ingin bangun, tetapi mataku sangat sulit untuk dibuka. Aku ingin bangun namun ragaku masih diluar tubuhku. Aku akan bangun untuk semua orang yang sayang sama aku. Aku gak akan bikin kalian sedih. Aku janji. Aku tidak akan tidur berlama – lama. 

End POV

“Nih Li makanan lo” ucap Mila yang sudah kembali ke rumah sakit. “Kalian berdua gak makan?” tanya Ali, “Kita udah makan kok Li, tinggal elo doang” ucap Mila dan Ali mengangguk. Akhirnya Ali pasrah dan dia mau makan. “Li lo gak mau pulang benar?” tanya Mila lagi setelah Ali selesai makan. Ali hanya mengangguk. “Yaudah kalo gitu gue aja deh yang pulang. Elo mau nitip apaan?” tanya Mila. “Gue titip baju doang aja deh” ucap Ali dengan tersenyum. “Okke ntar gue kerumah lo. Yaudah gue pulang dulu ya Li. Titip Prilly” ucap Mila. “Okke Mil” ucap Ali tersenyum. Lalu Mila dan Kevin pun pulang untuk membawakan Ali dan Prilly baju. 

Hari – hari berlalu. Tak terasa sudah 3 hari Prilly belum kunjung sadar. Bahkan Ali tetap setia disamping Prilly tanpa goyah sedikitpun. Dan Ali selalu meminta pertolongan pada Mila jika Ali butuh sesuatu, dan Mila mengerti bagaimana perasaan Ali sampai Ali tidak mau goyah sedikitpun untuk terus disamping Prilly. Kevin juga selalu mengantar Mila kemana – mana. Ayah dan Bunda Prilly juga sudah ada di Indonesia, karena tuntutan pekerjaan mereka hanya bisa dua hari di Indonesia. Sebenarnya mereka masih ingin menunggu sampai putrinya sadar namun karena pekerjaan yang sangat mendesak membuat kedua orangtua Prilly meninggalkan Prilly lagi walau tidak tega. Andai pekerjaaan itu bisa ditunda pasti kedua orangtua Prilly sudah menunggu hingga Prilly pulang kerumah. Mereka juga salut dengan Ali yang tidak segan – segan selalu disamping ranjang Prilly. Aldy pun juga menjaga Prilly. Namun tiba – tiba Aldy kembali ke luar negri bersama ayah dan bundanya. Bukan karena mereka tidak peduli dengan Prilly, tetapi semua ini tuntutan yang tidak bisa ditinggalkan. Sebenarnya Prilly juga tidak bisa ditinggalkan namun mereka semua memasrahkan Prilly kepada Ali, Mila dan juga Kevin. Saat ini Prilly hanya memiliki 3 orang itu yang masih setia menunggu Prilly sadar. Namun, Prilly tak kunjung sadar. Tetapi yang membuat mereka bertiga tetap tenang, yaitu hasil pemeriksaaan dokter yang selalu menunjukkan kemajuan terhadap Prilly. 

“Li lo gak pernah pulang, lo betah banget sih di rumah sakit?” ucap Mila, “Gue pingin saat Prilly sadar, gue orang yang dilihat pertama kali oleh Prilly. Dan bagi gue gak pulang demi orang yang gue sayang itu gak masalah Mil. Toh gue juga cuman dirmah sendirian” ucap Ali. “Li makasih lo udah mau kayak gini demi Prilly” ucap Mila dan mengelus pundak Ali. “Gue salut sama lo Li, ternyata pengorbanan lo buat Prilly begitu besar. Gue rasa keterpurukan Prilly dulu adalah keterpurukan lo sekarang Li” lanjut Mila. “Semoga aja Mil, ini setimpal buat gue yang udah nyia – nyiain Prilly dulu. Ternyata gue salah pilih wanita” ucap Ali tersenyum. “Sekarang udah gak ada yang perlu disesali Li, karena semua udah berlalu. Gak akan ada yang bisa terulang kecuali lo ngambil langkah yang salah untuk kedua kalinya.” Ucap Ali. “Makasih Mil. Lo emang sahabat gue yang baik banget. Oh ya Kevin mana?” tanya Ali yang menyadari Kevin tidak ada. “Barusan dia ditelfon mamanya. Katanya suruh jemput papanya di bandara” ucap Mila dan Ali hanya ber- oh ria. 

5 hari kemudian ...

“Prill sadar dong” ucap Ali yang sudah sangat lelah menunggu Prilly sadar. Entah halusinasi atau apa Ali merasa tangan mungil yang digenggamnya bergerak dan pemilik tangan mungil itu mengerjapkan matanya. “Ali...” ucap Prilly dan menitikkan air matanya. Ali yang terkejut dengan yang dilihatnya dan didengarnya ini hanya memandang Prilly tak percaya. “Prilly kamu udah sadar” ucap Ali dan Prilly mengangguk. Lalu Ali menyeka air mata Prilly dan segera memanggil dokter. Tidak lama dokterpun datang dan mengecek keadaan Prilly. “Pasien sudah sangat baik. Dan selamat pasien sudah bangun dari tidur panjangnya.” Ucap dokter dan tersenyum. “Jangan lupakan kakinya. Pergesaran tulang itu saya kira sudah cukup membaik karena pasien tidak banyak bergerak. Tetapi nanti akan kami check tulang kaki pasien” lanjut dokter tersenyum. “Baik dok” “kalau begitu saya permisi” ucap dokter dan Ali mengangguk. 

“Ali, selama ini kamu tungguin aku?” ucap Prilly dan Ali hanya mengangguk. “Aku sangat frustasi Prill menunggu kau tak kunjung sadar” ucap Ali. prilly tersenyum, “sudah kau tidak perlu menjelaskan. Terlihat jelas dimukamu, kau sangat kusut. Oh ya, dimana kak Mila?” tanya Prilly. “Mila sekolah lah Prill, ada try out. tapi dia nungguin kamu terus kok sama kevin juga.” Ucap Ali tetapi Prilly tampak melihat Ali nanar. Dan Ali mengerti mengapa Prilly begtu. “ayah sama bunda kamu kesini kok Prill, kak Aldy juga. Tapi mereka ada tuntutan yang mendadak. Mereka nungguin kamu dua hari mereka kira kamu sadar, tapi ternyata kamu baru sadar sekarang. Jadi, mau gak mau mereka harus ninggalin kamu. Tapi mereka bilang jika ingin menungg hingga kamu sadar dan kembai kerumah kok.” Ucap Ali tersenyum dan Prilly lega mereka masih memperhatikannya walau hanya sebentar. Dan Prilly memahami itu. “Prill cerita kali, kamu selama tidur kemana aja? Ada yang kangen tau” ucap Ali. “Hahahaha, aku gak kemana – mana kok, aku disini aja. Tepatnya disini” ucap Prilly yang tertawa dan menunjuk dada Ali. alipun tersenyum. “Bisa aja ih kamu, baru sadar juga” ucap Ali. “Oh jadi aku gak ada disitu? Terus kenapa nungguin aku terus?” ucap Prilly pura – pura ngambek. “Siapa juga yang bilang kamu gak ada disini. Disini itu ada kamu” ucap Ali sembari tersenyum dan menunjuk dadanya. Mereka larut dalam kebahagiaan setelah Prilly kembali membuka matanya. Tanpa terasa ada suara pintu terbuka dan. 

“Prill, kamu udah sadar?”

~~~

Maaf ya, aku bakalan gak post beberapa hari. Mau fokus ke ulangan dulu biar nilainya bagus. maaf kalo garing + jelek bagian ini:).

makasih yang udh vote + nunggu terus.

Tunggu kelanjutannya yaps. sekali lagi makasih:))

READERS liat part 35 ya;) ada perbaikan di bagian itu;)

Cinta Yang Penuh Liku -Perbaikan-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang