(31.) Rival Misterius

Start from the beginning
                                    

Bukan tanpa alasan juga, Vanoris mengajaknya tinggal disana meskipun ia harus mengeluarkan banyak uang demi kebutuhan hidup pria tersebut.

Akan tetapi, peran pria itu lah yang Vanoris butuhkan untuk bagian dari rencana yang selama ini sudah ini nantikan dari lama.

"Gue ngeluh sakit, bukan berarti lemah, bodoh!" tekan Vanoris pada Argov. "Gue cuman udah lama nggak berurusan sama penyerangan, Gov."

Argov tertawa kecil, ia kemudian duduk di salah satu sofa. "Terus gimana sama rencana lo, Van? Itu merujuk sama penyerangan, apalagi pertaruhan antara dua geng motor yang belum damai."

"Antara Walerus dan Wolviper," tutur Argov dengan penekanan di setiap kata.

Vanoris melirik sinis pada Argov disana. "Sekarang gue tanya lo, apa rencana lo sendiri buat Walerus, nggak ada, kan? Kuasa lo sama Wave masih menang Wave."

BRAKKKKKKK!!!!

"Anjing lo, ya! Kalau kuasa Wave masih menang nggak mungkin dia campakkin Walerus gitu aja, terus beralibi udah keluar. Padahal pengumuman resmi sama anak Walerus aja nggak ada," sahut Argov.

"Vanoris... Vanoris..." Argov tertawa hambar. "Lo tanpa gue itu nggak akan bisa apa-apa, disini tujuan kita bersatu untuk membangkitkan kekuasaan."

"Gue megang Walerus, dan lo... megang Wolviper," lanjut Argov setelah menjeda ucapannya beberapa detik.

Vanoris mengendus pelan, ia lalu menghidupkan sebatang rokok untuk disabatnya. "Nggak semudah itu megang Wolviper, apalagi sekarang udah generasi ketiga."

"Apa yang nggak mudah? Dua inti mereka udah nggak ngurus Wolviper lagi, dan lo tau mereka siapa?" Argov menyeringai, ia berdiri seakan paling antusias membahas hal semacam ini.

"Mereka adalah mantan wakil ketua, dan wakil ketua Wolviper. Galen sama Javas, sisa bertiga doang, Van. Masa lo kalah sama tiga anak ingusan itu?"

"Gue cuman bilang susah, bangsat. Bukan nggak bisa," jawab Vanoris mulai mengambil alih pembicaraan. "Wolviper generasi ketiga, itu bentengnya nggak main-main. Apalagi mereka udah nambah anggota jadi 300 lebih, kalau gue kalah apa lo mau bantu, hah?!"

"Oh jelas! Bukannya kita udah sepakat?" tandas Argov membuat Vanoris tertawa miring.

"Bantu apaan, lo? Anak buah lo aja kemana? Markas Walerus juga udah ludes dibakar sama anak-anak Wolviper waktu itu. Apa yang lo andelin, Gov?"

Penuturan tersebut lantas membuat Argov terdiam sejenak, ada benarnya yang dikatakan oleh Vanoris. Ia sendiri tidak tahu dimana keberadaan anak-anak Walerus yang lain, termasuk Wave.

Vanoris mendecak kasar. "Semua ini butuh waktu, gue aja ngerencanainnya pakai logic dan harus enjoy. Dari gue SMA, sampai gue S2, selama itu gue nunggu. Masa hukuman lo juga belum seberapa dibanding waktu gue, Gov."

Argov menggaruk pelipisnya yang tiba-tiba gatal, sikapnya yang tadinya jago melawan dan berdebat dengan Vanoris tiba-tiba melenyap begitu saja saat pria itu mengungkap sebuah fakta yang tak bisa ia tolak.

Lelaki itu kemudian duduk kembali ke sofa, berhadapan dengan Vanoris. Posisi keduanya hanya terpisah oleh meja kaca berbentuk persegi panjang.

 Posisi keduanya hanya terpisah oleh meja kaca berbentuk persegi panjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]Where stories live. Discover now