Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
• • •
"Kurir surat? Jadi kau sudah mengirim surat pada ayahku, Alarick?"
Alarick Monroe mengangguk untuk menjawab pertanyaanku, Fialova Verriz. "Ya, aku sudah menyerahkan surat itu pada kurir surat andalan Istana Moran. Tidak lama lagi pasti akan ada balasan dari ayahmu," ujar Alarick. "Kau tidak perlu khawatir, nikmati saja waktumu di sini sebelum orang suruhan dari Veroxz menjemputmu."
Aku tersenyum dan mengangguk mengerti. Sekarang aku sudah bisa benapas lega karena Alarick telah mengirim surat pada ayah agar beliau mengirimkan seseorang untuk menjemputku di Istana Moran. Bukannya terburu-buru atau apa, aku hanya tidak enak bila berlama-lama menetap di sini. Meskipun harus aku akui, kalau aku disambut dan dijamu dengan sangat baik di sini.
Kedua orang tua Alarick selaku raja dan ratu Moran juga menerimaku dengan baik. Mereka sangat ramah dan sikapnya begitu hangat. Sangat sesuai dengan Wilayah Moran yang identik dengan musim seminya. Mungkin saat ada waktu luang, aku akan mengajak Firio berkunjung ke Moran sesekali.
Ah, tapi sampai sekarang ... aku masih belum ingat tentang persahabatanku dan Alarick saat kecil. Namun Ratu Moran telah menceritakan sebagian kisah persahabatan kami padaku. Tentang Alarick yang jahil dan aku yang nakal. Hahaha, indahnya masa kanak-kanak.
"Apa yang sedang kau pikirkan, Fia? Sampai tertawa seperti itu."
Aku tersentak dan menoleh cepat pada Alarick yang menatapku dengan satu alis terangkat. Ah, apakah aku tadi melamun? Aku benar-benar tidak sadar. "Bukan apa-apa, Alarick. Aku hanya teringat dengan cerita Ibumu tentang persahabatan kita waktu kecil, tadi."
"Ohh." Alarick mengangguk mengerti. "Apakah kini kau sudah mengingatnya?"
Aku menggeleng. Aku belum mengingat apapun. Entah apa yang sebenarnya terjadi padaku, sampai-sampai aku tidak mengingat memori apapun tentang Alarick. Ini aneh. Benar-benar aneh.
Alarick menghela napasnya. Pangeran Moran itu mengepalkan kedua tangan dan menggeram kesal. "Dia memang keterlaluan."
Alisku terangkat naik. "Dia? Dia siapa, Alarick?" tanyaku penasaran. Apa hubungannya dia dengan hilangnya ingatanku tentang Alarick dan kerajaan musim semi ini?
Aku semakin dibuat bingung dan curiga saat Alarick tampak gelagapan karena aku bertanya karena tanpa sengaja mendengar gumamannya tentang dia. Sebenarnya siapa dia yang dimaksud oleh Alarick? Apakah ada hubungannya denganku?
Drap! Drap! Drap!
"Permisi Pangeran, Tuan Putri. Surat yang kita kirimkan untuk Kerajaan Veroxz telah diterima dan sudah mendapatkan balasan. Mereka akan mengirim Pangeran Frasco dan beberapa prajurit untuk menjemput Putri Fia."
"Ah, jadi Ayahku sudah menerima surat dari Moran?"
"Benar, Tuan Putri."
"Apalagi yang beliau sampaikan?" Alarick menyahut.
"Beliau juga menyampaikan, kalau beliau dan keluarga meminta maaf apabila Putri Fia merepotkan Anda dan keluarga selama berada di Moran. Beliau juga mengucapkan banyak terima kasih karena sudah menolong Putri Fia yang tersesat dan menampungnya di Istana Moran."
Alarick mengangguk mengerti. Lalu memberikan usiran halus pada prajurit tersebut dengan tangannya. "Baiklah, kau boleh pergi sekarang."
Usai prajurit itu pergi, perhatian Alarick kini kembali padaku yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi senangku, karena sebentar lagi aku akan pulang. "Cepat juga ya, kurir surat itu memberikan suratmu pada Ayahku," komentarku.
"Ayolah, Fia. Jarak Veroxz dan Moran tidaklah jauh. Kedua wilayah tersebut hanya dibatasi oleh hutan angker yang sudah kau lewati itu," ujar Alarick sembari menatap malas padaku.
Aku hanya menjawabnya dengan tawa kecil dan anggukan. Ah, aku hampir lupa! Aku harus siap-siap dan menunggu jemputan Kak Frasco!
• • •
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
