'Umma, Abah, Mamah, Ayah. Ara kangen!' batin Arabella merindukan kedua orang tuanya.

Hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai ke Cafe dengan sedikit berlari kecil Arabella menuju ke meja Zidan.

"Assalamu'alaikum!"

Di persilahkan untuk duduk dengan makanan yang sudah tersedia  yang sengaja sudah di pesan oleh Zidan.

"Langsung ke inti!" sahut Gus Agam.

"Gini Ra sebenarnya gue udah lama suka sama lo dari smp sampe sekarang, tidak pernah berubah. Mungkin takdir kita memang tidak bisa bersatu tapi lo yang menjadi wanita terakhir yang gue cinta,"

"Gue gak akan rebut lo dari Gus Agam, cuman itu yang gue mau sampein untuk terakhir kalinya." lanjut Zidan dengan nada yang serius seketika telinga Gus Agam memanas mendengarnya.

"Sebenarnya kamu mau kemana? Ara bingung, sampe bawa-bawa terakhir kalinya. Kayak mau kemana,"

"Gue akan ke luar negeri untuk selamanya gak akan kembali lgi,"

"Gini ya Dan, mungkin Ara dulu suka sama Zidan tapi itu hanya dulu dan sudah hilang dengan seiringnya waktu." ucap Arabella dengan sama seriusnya seperti Zidan.

Zidan hanya mengobrol dengan waktu yang 10 menit, begitu cepat karena Zidan menghargai kebaradaan Gus Agam sebagai suami Arabella.

"Gue pamit ya, jangan kangen lo sama gue!" ucap Zidan dengan narsis.

Arabella memutar bola malas mendengarnya. "Ge'er amat jadi orang, jangan di tinggiin tu narsis." celetuknya.

Zidan pun meninggalkan Cafe di susul oleh mereka berdua untuk ke tujuan ke dua yaitu ke rumah sakit melihat hasil dari pemeriksaan.

Uhukk!

Uhukk!

Dengan gesit Gus Agam memberikan tisu ke Arabella dan memberhentikan mobilnya, ia mengambil lengan Arabella dan mengelap telapak tangan yang sudah ada darahnya.

Tatapan antara keduanya saling bertemu dengan cepat Arabella meniup wajah Gus Agam membuatnya langsung beristigfar.

"Turun dulu!" Arabella mengangguk dan mengikuti Gus Agam yang keluar mobil.

Mengambil tangan kanan Arabella dan di basuh olehnya menggunakan air yang sengaja ia bawa, banyak sisi baik dari Gus Agam tapi ia menutupinya hanya untuk orang terdekat.

>><<

Di rumah sakit Arabella sudah takut hasilnya akan sama dengan isi pikirannya.

"Dari hasilnya Mbak Ara terkena kanker paru-paru,"

Degh!

Gus Agam terdiam berbeda dengan Arabella yang tersenyum tipis mendengarnya. Entah kenapa Arabella tidak peduli dengan penyakit yang dia punya dan juga sudah jadi jalan takdirnya

"Saya mempunyai keturunan untuk kanker paru-paru ini dari Kakek hingga Mamah,"

"Kalau begitu memang susah di hilangkan tetapi dengan ikhtiar dan do'a. In syaa Allah akan hilang, jangan berkecil hati." Arabella mengangguk tersenyum.

"Bagaimana dengan status kanker nya Dok?" tanya Gus Agam penasaran.

"Stadium awal masih bisa di sembuhkan dengan operasi, radioterapi atau kemoterapi. Saya kembalikan ke Mbak Ara!"

"Pilih diam aja Dok!"

"Jangan bercanda, serius! Kamu mau dengan cara apa?" tutur Gus Agam dengan lembut berbeda seperti biasa.

"Terserah Gus."

>><<

Setelah di diagnosa kanker paru-paru stadium awal selama seminggu Arabella menjalani kemoterapi sesuai dengan pilihan Gus Agam.

Tak jarang Gus Agam selalu menemaninya karena dia tak mau kehilangan orang yang dia sayangi setelah Mak Nyai berada di penjara.

"Kemoterapinya sudah selesai selama seminggu, sekarang istirahat 4 minggu setelah itu pengecekkan kembali untuk melihat perkembangannya, kalau masih ada akan melakukan kembali kemoterapi untuk kanker tidak masuk ke stadium 2. Allah yang memberi kesembuhan, kita sebagai manusia berupaya berikhtiar dan berdo'a untuk hasilnya kita serahkan ke Allah." tutur Dokter dengan panjang lebar.

"Terimakasih, kalau gitu kita berdua pamit. Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam, sama-sama."

>><<

Tyas menjaga Idris yang sedang sakit di rumah sakit karena telat makan.

"Gak mungkin aku kasih tau Kak Ara sedangkan Kak Ara juga sedang sakit, nanti nambah pikirannya gimana coba?" cicit Tyas mondar-mandir sembari memegang handphone.

Pikiran Tyas salah bahwa Arabella tidak memikirkan sama sekali tentang penyakitnya karena dia juga tahu bahwa dia di beri penyakit karena Allah sayang kepadanya.

Dringg!

Tertera nama 'Kak Araaa' yang menelepon Tyas. "Panjang umur," gumamnya.

"Kalau di angkat bingung harus jawab apa, kalau gak di angkat curiga,"

Tyas terus memandang handphone nya yang bergetar, untungnya dia libur mondoknya jadi bisa menjaga Idris.

"Pikirin nanti lah jawabannya." Tyas menekan tombol hijau untuk mengangkatnya.

[Assalamu'alaikum, sekarang Tyas dimana?] sahut Arabella dari sebrang sana.

"Emm, di rumah sakit,"

[Siapa yang sakit?] pekik Arabella dengan wajah yang khawatir.

"Tapi jangan panik ya! Papah masuk rumah sakit karena telat makan,"

Arabella terdiam mendengar bahwa Idris masuk rumah sakit, Tyas yang khawatir pun lantas terus memanggil Arabella.

[Dari kapan? Di rumah sakit mana? Kakak kesana sekarang!]

"Kemarin di Rumah sakit Cipta."

JODOHKU GUS GALAKUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum