Enam

2.6K 43 0
                                    

Sejak tadi mata Hugo tak henti-hentinya memindai penampilan Filo dari atas sampai bawah. Biasa saja. Tapi tetap saja membuatnya kesal.

"Nggak usah diliat terus, mau gabung?" sindir Hugo saat melihat Filo sejak tadi melihat kartu nama esport sejak tadi.

"Apaan sih? nggak!" sahutnya.

"Bagus, kita pulang aja! Disini bukan nyari senang malah bikin kesal!" ketus Hugo.

"Nggak, orang belum tiup lilin juga!" tolak Filo.

Hugo menghela napasnya. Hugo itu pendiam biasanya tapi kalau sama Filo, kenapa ia kesulitan untuk tenang.

"Kamu nggak mau kumpul sama temanmu lagi?" tanya Filo heran, biasanya Hugo suka sekali berkumpul dengan temannya tapi kenapa sekarang malah mengintil pada Filo terus?

"Ada orang-orang yang nggak aku kenal disana, malas. Udahlah kita pulang aja," bujuk Hugo tak tahan saat mendapati beberapa cowok melirik kearah Filo.

"Ini pasti gara-gara baju putih kamu kan?" tuduh Hugo, ia yakin sekali. Karena ini pertama kalinya Filo pergi ke club dengan Hugo pakai dress putih.

"Ya kan kamu yang milih."

Hugo terdiam, dia lupa kalau dia yang memilih tadi. Karena dia pikir dress itu simple dan tidak seksi. Tapi karena semua tamu pakai baju mamba, Filo jadi kelihatan mencolok.

"Iya, besok-besok pakai jeans sama kemeja aja!"

"Apaan sih nggak jelas kamu."

Beberapa menit kemudian, acara tiup lilin dimulai. Filo berdiri disamping Hugo yang merangkul lengannya. Lalu tiba-tiba, seorang cowok berteriak kesakitan sambil menunjuk kearah Filo.

"Kamu apain dia?" tanya Hugo.

Acara tiup lilinpun terhenti karena teriakan cowok itu. Semua mata kini tertuju pada cowok berkemeja navy yang memegang punggung kakinya kesakitan.

"Dia raba-raba pantat aku," cicit Filo. Tentu saja dia tak terima lalu reflek menginjak punggung kaki lelaki itu.

Brukk

Hugo menendang masa depan cowok itu lalu menarik tangan Filo dan membawanya pulang sebelum acara Vini berantakan.

Brakk

Hugo menutup pintu mobil dengan kasar. "Udah aku bilangkan pulang aja! Ngeyel banget jadi orang!" kesal Hugo.

Filo masih diam karena ngeblank pantantnya diraba cowok lain selain Hugo. Hugo menjalankan mobilnya sambil mengomel sementara Filo masih berkutat dengan pikirannya.

"Huh, sial banget!"

°°°

"Nggak! Nggak ada nomornya!"

"Nggak punya!"

"Nggak mau dia!"

Pipp

Dengan kesal Hugo memutus sambungan teleponnya. Dia sedang sibuk mengerjakan tugas tapi sejak tadi ditelpon oleh pihak Gloom esport.

"Kenapa dah lo Go? Marah-marah mulu dari tadi!" tanya Ilham.

"Itu si Gloom esport hubungin gue, mau jadiin Filo BA."

"Hah? Serius lo? Gila, gila!" teriak Ilham yang langsung mendapat jitakan dari Hugo. Karena kelas sekarang sedang sibuk mengerjakan tugas dan Ilham malah berisik.

"Gila sih Filo emang secantik itu, sayang dia kuper aja," sahut Ilham.

Entah sudah berapa kali orang terdekat Hugo mengatakan kalau Filo itu cantik. Memang benar sih, tapi anehnya kenapa Filo justru mencari pacar lewat dating apps? Saat Hugo bertanya seperti itu, jawaban Filo selalu sama. Iseng katanya. Padahal Hugo juga sama, iseng juga awalnya.

Pacar Rahasia Where stories live. Discover now