17. Bahagia dan duka

7.3K 431 13
                                    


HAPPY READING
-
-
-
-

Setelah menunggu hampir 3 jam akhirnya dokter pun keluar, malvin langsung menghampiri dokter tersebut.

"Gimana keadaannya dok?"

"Baik tapi maaf Pak kami tidak bisa menyelamatkan semuanya"

Bunda kaget dan langsung menghampiri dokter tersebut.

"Maksudnya gimana dok? tidak bisa menyelamatkan semua gimana?"

"Silahkan lihat sendiri" ucap dokter itu yang mempersilahkan mereka masuk.

Disana terlihat haikal yang masih berbaring, malvin langsung menghampiri haikal dan mencium keningnya.

"Malt"

"Hust, diem aja disini jangan banyak gerak"

"Anakku mana melt"

"Maaf Pak, ini anaknya"

Bunda langsung menggendong cucunya.

"Aduh gantengnya cucu oma"

Haikal hanya tersenyum melihat bunda yang kesenangan.

"Sus, satu lagi anak saya mana?" tanya haikal heran

"Maaf Pak, satu lagi sudah meninggal"

Semua orang yang ada di ruangan tersebut kaget, Haikal langsung menangis.

"Ga mungkin, malvin anak kita hiks. Ini ga mungkin" haikal terus menangis.

Malvin langsung memeluk tubuh suaminya, air matanya sudah tidak bisa di tahan. Dia menangis sambil memeluk haikal.

"Sekarang mana cucu saya" ucap bunda

"Ada di sini"

Suster membawa anak haikal yang sudah meninggal ke hadapan mereka, tangisan mulai terdengar. Haikal menggendong bayi itu sambil menciumnya.

"Kenapa sayang, kenapa tinggalin bubu. Kita belom saling mengenal sayang" haikal benar-benar terpukul dengan kepergian anaknya ini.

"Sayang"

Malvin langsung memeluk haikal dan bayinya itu, dia ikut menangis.

°°°°

Sudah seminggu haikal masih berdiam diri di kamar, dia masih tidak percaya bahwa anaknya pergi salah satu. Dia sudah untuk makan bahkan dia sering menangis.

Malvin dan bunda sangat terpukul melihat kondisi haikal yang selalu diam, bahkan jemi juga ikut sedih karena haikal sama sekali tidak mau membuka suara.

"Haikal?" Panggil jemi tapi tidak ada jawaban.

"Gua tau kok lo pasti sedih banget apalagi anak yang lo tunggu²"

"Tapi kal, kan masih ada ciko. Ciko juga butuh lo kal"

Masih hening, jemi seperti sedang berbicara sendiri.

MALHAI (MARKHYUCK) Where stories live. Discover now