Shimai - 24

3.8K 518 107
                                    

.
.
.
.
.




Azizi mengerjapkan mata kala merasa ada seseorang yang mengusik tidur lelapnya dengan cara mengusap pelan pipi chubby nya. Ia mencoba memperjelas pandangannya yang masih sedikit buram untuk melihat siapa orang tersebut.

"Bangun sayang, sarapan dulu yuk, kamu harus minum obat loh"

Azizi mencoba untuk duduk, lalu menoleh ke kiri dan ke kanan seperti mencari keberadaan seseorang,

"Toy" Panggilnya

"Dedek sekolah karena hari ini ada ulangan harian, kakak juga hari ini ada simulasi buat ujian minggu depan, ci Shani ada meeting sebentar sama klien dari Jepang, jadi cici yang nemenin kamu hari ini"

Seseorang yang membangunkan Azizi sedari tadi adalah Gracia. Merasa tak ada jawaban, Gracia pun kembali berucap,

"Hei, kok ngelamun? Sini cici suapin sarapannya, cici udah bikinin nasi goreng spesial nih buat kamu"

"Aku bisa sendiri" Jawab Azizi sekenanya,

Beranjak dari duduknya, Azizi kemudian pergi ke kamar mandi untuk sekedar membasuh muka dan gosok gigi sebelum sarapan dan minum obat hari ini.

Beberapa menit ia berada didalam toilet, sewaktu keluar ia berharap Gracia sudah tak ada dikamar, namun ternyata Gracia masih duduk ditempat yang sama.

"Keluar aja, aku bisa sendiri" Ucap Azizi setelah kembali duduk ditempat tidur,

"Zoy, cici tau kamu masih marah tapi pliss izinin cici tetep disini nemenin kamu, kamu masih sakit sayang jadi cici gak mungkin ninggalin kamu sendirian"

Azizi hanya diam tak menjawab, tangannya meraih sepiring nasi goreng yang sudah Gracia siapkan namun mood makannya benar benar sedang tidak ada. Sejujurnya sih Azizi mau disuapin, tapi disisi lain ia masih ingin marah kepada cicinya itu.

"Zoyaa"

"Zoyaaa"

Melihat Azizi yang tak mau menjawab, Gracia membuang nafas kasar.

"Cici jadi berasa dejavu awal awal kamu tinggal sama cici deh zoy, pas pertama kali kamu dateng kan kamu juga lagi sakit zoy, terus sama sama lagi marah gara gara cici habis ngikutin kamu, bisa sama gini ya kondisinya" Kata Gracia mencoba mencairkan suasana namun ternyata tetap saja hasilnya nihil, Azizi masih tidak mau bicara.

"Masih lama ya marahnya? Maaf sayangg, Zoya tau kan cici kemaren marah karena cici tuh khawatir kamu belum pulang sampai hampir tengah malam, cici gak mau kamu kenapa kenapa zoy, ya memang cara cici salah karena pakai emosi, tapi bener deh cici cuman terlalu khawatir aja zoy"

Azizi mencoba memberanikan diri menatap mata Gracia, walaupun masih ada sedikit rasa takut. Sebenarnya si Azizi Azizi ini tidak marah kepada Gracia, Shani ataupun Chika, tapi ia seperti ada trauma dan takut saat melihat mereka.

"Plisss, maafin cici ya, kita baikan" Gracia mengacungkan jari kelingking nya.

Azizi berhenti mengunyah, dan masih menatap mata Gracia, tatapan teduh dan tulus yang ia temui beberapa bulan yang lalu sama sekali tidak berubah. Ntah kenapa setiap melihat Gracia, Azizi selalu merasa tenang dan seperti merasa aman.

"Ci" Panggil Azizi sangat pelan sambil menundukkan pandangan, namun Gracia masih bisa mendengar suara kecil itu.

"Iya sayang?"

"Jangan gitu lagi, zoya takut hiks"

Gracia tersenyum kecut, lalu membawa tubuh sang adik kedalam pelukan hangatnya. Ia memeluk erat Azizi,

Shimai (END) Where stories live. Discover now