Chapter XII : Asal-usul Kuntilanak Hamil

24 4 0
                                    

Di malam yang sepi itu, sebuah sepeda motor melaju dengan kecepatan sedang kemudian berhenti di tepi jalan yang dekat dengan sebuah kolam ikan. Seorang wanita hamil turun dari boncengan dengan mata yang sembab karena air mata. Ia menatap laki-laki yang memboncengnya sejak tadi. Wajahnya marah dan sedikit menahan tangis.

"Balikin semuanya!" ucap wanita dengan panjang rambut sepunggung itu yang bernama Dara.

Laki-laki itu melepas helm dan membantingnya ke tanah. Ia turun dari motor dan menatap Dara sinis. "Enggak, gak segampang itu!"

"Aku beliin kamu motor pake uang tabunganku supaya kamu tuh bisa kerja! Bukan malah jalan sama perempuan lain!" bentak Dara sambil mengelus perutnya.

"Iya, aku kerja. Nanti! Aku juga lagi usaha!" Laki-laki itu lalu berjalan mendekat ke kolam ikan atau biasa disebut empang oleh warga desa.

"Gak perlu! Aku udah gak percaya lagi, tabungan hasil kerjaku sudah hampir habis gara-gara kamu. Tapi kamu gak kunjung kerja dan gak kunjung membuahkan hasil! Sekarang aku mau kamu ganti semua yang aku kasih dan kita lebih baik pisah aja!" kata Dara menjelaskan.

"Oke kalau aku kamu mau pisah." Laki-laki itu berbalik dan menghadap Dara. "Tapi jangan harap semua barang termasuk motor yang udah kamu kasih aku balikin lagi, semua sudah jadi punya aku!"

"Apa?! Kamu beneran lebih pilih dia?" Dara kaget. Tiba-tiba ia merasakan sakit pada perutnya. "Akkh! Perutku sakit lagi!" Ia mulai meringis sambil memegangi perutnya.

"Bodo amat, urus aja sendiri!" Laki-laki itu kemudian berjalan meninggalkan Dara.

"Tunggu!" Dara memegang tangan suaminya itu sambil menahan sakit. "Anterin aku ke Bidan Irna dulu!"

"Urus sendiri ah!" Sang suami berusaha melepaskan genggaman tangan Dara.

"Tolong! Jangan tinggalin aku di sini! Akkh! Aku sakit!" Dara semakin tak tahan merasakan sakit di perutnya.

"Aku gak peduli!" Laki-laki itu kemudian melepas paksa tangannya dan mendorong Dara.

Dara yang sedang lemah itu pun terdorong ke arah kolam ikan. Badan lemasnya jatuh dan tercebur ke kolam ikan dan bertemu dengan dinginnya air malam itu. "Akkh!! Riyan!" Dara berusaha agar tidak tenggelam. Ia berusaha naik ke darat akan tetapi tubuhnya cukup berat untuk bisa mengapung. Apalagi dia tidak bisa berenang. Hampir seluruh tubuh Dara sudah masuk ke air menyisakan kepalanya yang berusaha bertahan demi mengambil napas.

Suaminya panik, akan tetapi tidak bisa menolong lantaran ia pun tak bisa berenang. Karena tidak tahu harus berbuat apa dan takut disalahkan. Sang suami langsung meninggalkan Dara di tempat kejadian. Dengan teganya ia tinggalkan sang istri dan melaju naik motor. Tubuh Dara bergerak tak beraturan dan berusaha keluar dari air. Tapi gerakannya itu malah membuat dirinya semakin tenggelam. Ditambah ia juga masih merasakan sakit di perutnya. Sampai akhirnya tubuh Dara benar-benar tenggelam di kolam ikan tersebut.

Keesokan harinya, seorang pria yang hendak memancing di area itu menemukan Dara sudah mengambang di kolam ikan dengan keadaan tidak bernyawa. Hal ini lantas memancing kerumunan warga lain yang kemudian berdatangan. Lokasi Dara tenggelam pun ramai didatangi orang. Selanjutnya, kepolisian datang untuk mengevakuasi jenazah Dara yang masih dalam keadaan hamil. Dara tewas dalam kondisi mengenaskan. Sedang hamil besar, patah hati karena diselingkuhi dan tabungannya habis dipakai oleh suaminya yang tidak mau kerja.

Setelah ditemukannya mayat Dara yang tenggelam di kolam ikan itu, dimulailah beberapa kejadian teror yang diduga merupakan arwah Dara yang penasaran. Penduduk desa mulai hidup dalam ketakutan, terutama saat malam hari. Di mana sosok Dara kerap kali mengganggu warga. Seperti yang dialami oleh salah satu warga desa, yang kisahnya menjadi kisah teror Dara paling menyeramkan.

Jagad Mistis Nusantara Vol. 2 (Kumpulan Cerita Horor)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang