13. Majapahit di Pagi hari

34 4 2
                                    

Alooo! Gimana kabarnya hari ini?

HUAA MAAF BANGET BARU UPDATE SEKARANG:(

DI MAAFIN NGGA NIH?

OHH IYAH!! MESKIPUN AGAK SEDIKIT TERLAMBAT, AKU MAU NGUCAPIN.

MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN!!

Makasihh yahh buat yang selalu nunggu cerita ini update hehehe

Ramein part ini yah! 10000+ word khusus buat part ini

Bacanya pelan-pelan yahh

Seperti biasa sebelum memulai baca cerita ini--

JANGAN LUPA BUAT VOTE DAN COMMENT GENGZ!!

I hope you enjoy this story

Happy Reading 🙆‍♀️💕

---

Suara Ayam jantan yang saling berkokok satu sama lain membangunkan seorang perempuan dari tidurnya yang lelap. Perempuan itu mengedipkan kedua matanya serta mengusap-ngusap kedua matanya. berusaha untuk menetralkan pandangan kedua matanya dari cahaya lilin yang menjadi penerangan kamar ini.

Dia melihat kearah sekelilingnya, berharap kejadian yang menimpanya hanyalah mimpi belaka. namun kenyataan semakin membangunkannya, dimana ia masih berada di kamar yang sama. serta teman-temannya yang masih pada terlelap tidur. Merasa sudah sadar sepenuhnya, dia pun beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan kearah jendela kamar berukuran kecil yang kedua sisinya terbuat dari kayu.

Karena disini tidak ada jam atau alat untuk menunjukkan waktu. Jam di handphone pun tidak berguna karena waktunya berhenti saat mereka terlempar disini. Terpaksa ia jadikan langit sebagai alat untuk pengukur waktu selama disini.

Dia membuka sedikit jendela kayu itu untuk melihat pemandangan diluar kamar.

langit mulai menunjukkan semburat merah di ufuk timur sana, sang fajar seolah masih malu untuk menunjukkan sinarnya. Angin pagi berhembus dari sela-sela jendela kamar itu menerpa kulit perempuan itu.

Dia merasa dingin dan sejuk secara bersamaan saat angin itu menerpa kulit wajahnya.

"Ini kayanya masih subuh deh." Gumam Linda setelah mengamati pemandangan sekitarnya.

Linda memejamkan kedua matanya, menikmati sensasi angin pagi yang menerpa permukaan kulit wajahnya. Rambut hitam legamnya tertiup-tiup oleh angin pagi yang berhembus.

Sesekali dia tersenyum tipis saat mengingat kejadian semalam di taman dan Lelaki yang duduk di pendopo bersamanya malam itu.

Srek! Srek!

Suara orang tengah menyapu halaman menggunakan sapu lidi terdengar begitu jelas di indra pendengarannya. Linda pun membuka kedua matanya. Dia bisa melihat beberapa Abdi dalam yang tengah menyapu halaman keraton

Sejak kapan para Abdi dalam itu berada disitu? Mereka pasti menganggap Linda aneh tadi. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Selamat Pagi," sapa Linda saat melihat beberapa Abdi dalem tengah menyapu halaman keraton.

Beberapa Abdi dalam yang mendengar itu membalas sapaan Linda dengan anggukan kepala dan ekpresi wajah serta senyum yang terlihat canggung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terlempar ke Majapahit-(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang