Part 5

1.4K 179 28
                                    

Happy Reading!

Meylisa melangkah lesu menuju meja makan.

"Kok tumben semangat, biasanya selalu lemas."ucap Hasti membuat Meylisa menghela napas.

"Mey lagi nggak minat bercanda, mah."ucap Meylisa lemah lalu duduk di kursinya.

"Ada apa, sayang? Apa terjadi sesuatu?"tanya Faisal khawatir.

"Biasa, pah. Paling ada masalah di kampus."ucap Hasti mewakili putrinya.

"Benar, nak?"tanya Faisal memastikan.

"Iya, pah."

"Tuh kan! Masalah apa lagi?"tanya Hasti sembari memberikan nasi ke piring putrinya.

"Bukan masalah kecil kok, mama dan papa tidak perlu khawatir."ucap Meylisa dengan wajah meyakinkan.

"Bukan masalah besar dong, Mey."ralat Hasti membuat Meylisa menggeleng.

"Tapi ini masalah besar, mah."ucap Meylisa membuat Hasti menatap putrinya.

"Kamu yang benar kalau bicara, Mey. Memangnya ada apa?"tanya Hasti mulai panik.

"Iya, nak. Coba ceritakan sama kami. Mungkin mama dan papa bisa bantu."ucap Faisal membuat Meylisa menghela napas.

"Jadi kemarin ban sepeda motor Mey bocor."ucap Meylisa memulai cerita.

"Terus?"tanya Hasti.

"Terus Mey harus tambal ban nya dong tapi gara-gara itu Mey terlambat masuk kelas. Nah di sana Tasya ijinin Mey sakit tapi ternyata dosennya tahu kalau Mey nggak sakit."ucap Meylisa membuat Faisal dan Hasti saling pandang.

"Cuma itu?" tanya Hasti santai.

"Papa rasa itu bukan masalah besar. Lagipula ada banyak mahasiswi di kampus yang seperti itu. Dosennya pasti sudah paham."ucap Faisal membuat Meylisa frustasi. Apalagi tanggapan mamanya benar-benar menyebalkan.

"Mama kira kamu ada masalah apa."omel Hasti membuat Meylisa menghela napas.

Tepat jam sembilan, Meylisa sudah tiba di kampus. Sebenarnya jam pertama kosong, tapi Meylisa merasa perlu datang ke kampus.

"Apa gue temui saja pak Andra terus minta maaf."gumam Meylisa lalu menggeleng pelan. Lagipula pak Andra pasti tidak peduli. Dan hari itu juga pak Andra tidak mengisi kelas hingga selesai harusnya sih aman saja.

Merasa sedikit lega akhirnya Meylisa memutuskan untuk pergi ke kantin. Karena terlalu khawatir, tadi pagi ia tidak sarapan dengan benar.

"Boleh duduk di sini?"

Meylisa mendongak lalu terdiam saat melihat pria tampan di hadapannya.

"Iya. Silahkan."ucap Meylisa pelan.

"Terima kasih."

Meylisa mengangguk.

"Gue Andi, kalau lo siapa?"

"Meylisa."sahut Meylisa lalu menjabat tangan Andi yang terulur padanya.

"Salam kenal."

"Iya. Salam ken__"Meylisa melotot saat tak sengaja melihat pak Andra. Kenapa dosen menyebalkan itu bisa ada di kantin dan kenapa dengan tatapan pria itu.

Meylisa segera memalingkan wajahnya lalu sebisa mungkin bergeser agar tubuhnya tidak terlihat.

"Ada apa?"tamya Andi bingung.

Meylisa menggeleng."Tidak ada. Itu__ anu__jangan lihat!"teriak Meylisa saat Andi ingin berbalik namun terlambat, pria itu sudah terlanjur bertatapan dengan pak Andra.

"Siapa?"tanya Andi membuat Meylisa melotot.

"Itu pak Andra, dosen di sini. Masa lo nggat tahu."ucap Meylisa.

"Gue baru pindah ke sini."

Meylisa mengangguk."Benarkah. Itu pak Andra. Dosen paling menyebalkan di kampus ini."ucap Meylisa lalu menghela napas lega saat pak Andra pergi.

"Hm.. Sepertinya ada banyak hal yang belum gue tahu tentang kampus ini. Apa gue bisa minta nomer lo?"tanya Andi lalu memberikan ponselnya.

Meylisa mengangguk."Tentu."sahut Meylisa lalu mengetik sederet angka di ponsel itu.

Andi tersenyum saat menerima ponselnya kembali."Terima kasih."

"Sama-sama."

Setelah makan di kantin dan bicara dengan Andi, Meylisa segera melangkah menuju kelasnya.

"Kok pada lesu sih? Bukannya hari ini nggak ada mata kuliah pak Andra."tanya Meylisa lalu duduk di samping Tasya.

"Lo pasti belum lihat grub."ucap Tasya lesu.

"Grub? grub yang mana."tanya Meylisa lalu segera mengambil ponselnya di dalam tas.

"Grub kelas pak Andra."sahut Tasya lemah.

Meylisa melotot."Apa-apaan."kaget Meylisa.

"Lo lihat sendiri kan. Sekarang gimana bisa nggak lesu. Itu tugas banyak banget, ya walaupun katanya itu latihan sebelum skripsi. Tapi ya tetap aja bikin puyeng."ucap Tasya lalu menjatuhkan kepalanya di atas meja.

"Ini sih benar-benar sudah berlebihan."ucap Meylisa. Tapi untungnya ada waktu sekitar enam minggu untuk mengerjakan semuanya.

"Sekarang lo baca yang paling atas!"titah Tasya membuat Meylisa mengernyit.

"Ada apa emangnya?"tanya Meylisa lalu menggeser layar ponselnya.

"Baca aja!"

Meylisa berhenti lalu membaca kalimat yang tertera di sana.

'Khusus untuk mahasiswi bernama Meylisa, diminta segera datang ke ruangan saya untuk mendapat tugas tambahan.'

"Pak Andra pasti sudah gila."ucap Meylisa kesal.

"Ya. Tapi pak Andra memang begitu. Kita semua tidak ada yang dibeda-bedakan, jika tidak masuk kelas beliau tanpa alasan yangg jelas sudah pasti akan dapat tugas tambahan."ucap Tasya lemas.

Meylisa menghela napas. Untung saja ia sudah makan, jika tidak mungkin Meylisa akan pingsan.

Bersambung

Prekuel : Oh_ My LectureWhere stories live. Discover now