10

11.1K 743 11
                                    

"Jaemin, tolong pasangkan dasi ku."

Jaemin yang tengah menata makanan pada meja itu mendongak, meminta bibi Han untuk melanjutkan sementara ia berjalan kearah Jeno.

Jeno menatap Jaemin yang tengah fokus memasangkan dasi nya.

"Selesai."

"Terima kasih." Jaemin mengangguk, menarik tangan Jeno menuju meja makan yang sudah siap.

"Mau apa?" Tanya Jaemin

"Roti saja." Jaemin mengangguk, memberikan roti pada Jeno sementara ia memakan nasi goreng nya.

"Haechan akan ke rumah siang ini." Ucap Jaemin setelah sarapan mereka selesai.

"Tidak pergi keluar?" Jaemin menggeleng.

"Ya sudah, jika ingin pergi ke luar kabarkan aku."

"Oke."

Keduanya beranjak dari kursi, Jaemin membawa tas kerja milik Jeno sementara Jeno merapihkan jam yang ia kenakan. Keduanya berjalan menuju teras rumah.

"Hati-hati."

"Hm, kau juga hati-hati."

Jaemin memberikan tas kerja Jeno, Jeno tersenyum dan mengambilnya.

Sebelum pergi Jeno mengecup kening Jaemin lembut, Jaemin terkejut namun setelahnya tersenyum.

...

Jeno menatap kearah depan dengan senyum tipis, beberapa media sedang berkumpul di depannya. Ingin menanyakan bagaimana keadaannya karena mereka tau jika pria itu mengalami kecelakaan dan kelumpuhan satu tahun lalu.

Pria itu menjawab dengan senyum dan mengucapkan terima kasih pada orang-orang.

Setiap menjawab pertanyaan, Jeno selalu mengucapkan nama Jaemin. Karena pemuda itu sudah banyak membantunya hingga sembuh.

Jaemin yang menonton tv yang menayangkan Jeno itu tak bisa untuk tidak tersenyum, pipi pemuda itu sudah memerah.

Jaemin menatap layar didepannya dengan senyum manis, juga terharu.

"Pipi mu memerah." Ucap Haechan.

Seperti yang Jaemin katakan, Haechan akan datang ke rumah Jeno.

"Kau salah tingkah, Nana."

"Aku terharu, Chan. Kau tau kan usaha nya untuk sembuh seperti apa." Haechan mengangguk mengerti, ia tahu karena Jaemin menceritakan hampir semuanya.

"Aku tau, dan kau selalu ada untuknya. Membuatnya kembali semangat untuk sembuh."

"Aku tak tahu harus apa setelah satu tahun ini berakhir, apa aku bisa melepaskannya?  Kau tau jika aku mencintai Jeno, namun aku takut mengungkapkannya. Takut jika Jeno marah karena dalam kontrak itu karena tidak boleh jatuh cinta." Lirih Jaemin.

Haechan mendekat, memeluk Jaemin dari samping.

"Sebaiknya kau bicarakan dengan Jeno sebelum kalian benar-benar pisah, ungkapkan perasaanmu padanya. Mungkin saja Jeno juga mencintaimu, na." Ucap Haechan, Jaemin mengangguk.

"Aku coba, aku akan bicarakan ini dengan Jeno." Haechan melepaskan pelukannya pada Jaemin, tersenyum setelahnya.

...

365 days | nomin [✓]Where stories live. Discover now